Ekspansi Trans Media & Chairul Tanjung


I am no body
I am not son of a president
And
I am not the brother of somebody
So if I can do it, then any body can.

Chairul Tanjung
CEO Bank Mega & Trans Corp

Kalimat di atas seakan menjadi mantra bagi Para Group untuk terus mengembangkan bisnisnya. PT Trans Media Corpora berencana membangun 20 Trans Studio Theme Park hingga 2020 di seluruh daerah di Indonesia.

Direktur Utama Trans Media Chairul Tandjung mengatakan selain Trans Studio Theme Park yang ada di Makasar, Bandung, dan Jakarta, pihaknya akan membangun 20 bangunan baru di seluruh Indonesia, a.l di Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Palembang, dan Jawa Timur.

“Makasar, Bandung, Jakarta kan sudah, setelah ini kami mau membuat 20 lagi di seluruh Indonesia. pembangunan harus sudah selesai pada 2020. Nantinya bisa sekitar 2-3 bangunan yang dibangun parallel pada tahun yang sama,” ujarnya Senin 14 Maret 2011.

Adapun untuk total investasi yang diperlukan, Chairul mengatakan masih belum bisa disebutkan karena masih dalam perhitungan. Namun dia mengatakan tidak takut dengan kebutuhan pendanaan karena pihaknya telah mendapat dukungan penuh dari sejumlah perbankan. Trans Media, baru saja mendapat pinjaman sindikasi dari sembilan perbankan asing senilai US$450 juta.

“Kalau berapanya masih dihitung. Tapi kalau pendanaan kami tidak masalah. Mereka [9 bank] sudah ready, mereka komit ke kami untuk pembiayaan more than US$1 billion. Artinya, asal ada barang yang jelas,” tegasnya.

Dia juga mengatakan di setiap theme park akan dibangun pula perhotelan. Saat ini Trans Studio Theme Park di Bandung masih dalam tahap penyelesaian dan akan beroperasi pada Juni 2011. Pihaknya juga sedang membangun 2 hotel yakni hotel bintang 6 dan hotel bintang 3. Khusus untuk theme park di Bandung dia memperkirakan total investasinya sekitar Rp2 triliun.

“Ini bagian dari sebuah kesatuan. Setiap theme park akan ada hotel. Kami juga sedang membangun dua hotel, satu hotel bintang 6 pertama di Indonesia dan akan dinamakan Trans Hotel, satu lagi hotel berbintang 3 dengan operatornya Ibis, itu akan tediri dari 600 kamar dan akan menjadi Hotel Ibis terbesar di dunia. Kami harap dapat beroperasi pada Desember tahun ini,” jelasnya.

Dia menegaskan bisnis media memang akan terus dikembangkan karena akan menjadi salah satu core business dari induk usahanya yakni Para Group. “Ini bisnis penting untuk Para Group karena akan menjadi core business kami juga,” tutupnya.

Trans Corp yang menaungi dua stasiun televisi Trans TV dan Trans7, sebenarnya baru akan IPO pada 2015.

Pemilik Trans Corp Chairul Tanjung mengatakan, hasil initial public offering (IPO) akan digunakan untuk mengembangkan seluruh lini usaha. Selain menaungi bisnis media, melalui perusahaan berbendera Trans Media Corpora, Trans Corp, juga memiliki Trans Lifestyle yang bergerak di bidang penjuaalan ritel, konsumsi serta jasa wisata (tour travel).

Trans Corp juga memiliki Trans Property, yang menggarap bisnis properti. Anak usaha Trans Corp tersebut memiliki properti niaga, seperti Bandung Supermal dan Batam Indah Investindo and Mega Indah Realty Development. Aset lain yang dimiliki Trans Property adalah Para Bali Propertindo.

Bisnis Trans Corp berikutnya adalah sektor hiburan. Anak perusahaan Trans Corp yang menangani hiburan adalah Trans Studia Resorts, pemilik Trans Studio.

Dalam hitungan Chairul, untuk mengembangkan seluruh anak perusahaannya, Trans Corp membutuhkan investasi lebih dari US$2 miliar. Nilai itu setara Rp17,8 triliun jika menggunakan kurs 1 US$ setara Rp8.900. Trans Corp membutuhkan dana tersebut selama periode 2011-2014.

Jika dihitung dengan rata-rata, kebutuhan investasi tiap anak usaha Trans Corp adalah US$500 juta, atau setara dengan Rp4,45 triliun per tahun. Menurut Chairul, nilai aset Trans Corp saat ini adalah Rp72 triliun.

Untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya di tahun ini, Trans Media Corpora menggunakan pinjaman dari sindikasi kreditur senilai US$450 juta. Chairul menyebut, anggota sindikasi kreditur itu adalah sembilan bank asing.

Tak hanya itu, Para Group, induk usaha PT Trans Media Corpora, ingin tingkatkan kepemilikan saham di PT Carrefour Indonesia hingga 100% dari kepemilikan saat ini sebesar 40%.

Chairul Tandjung mengatakan setelah pembelian saham Carrefour di Malaysia dan Singapura ditunda, pihaknya akan fokus memperbesar kepemilikannya di Carrefour Indonesia.

“Yang [Carrefour] di Malaysia dan Singapura kan ditunda,kami masih tunggu yang di Indonesia, kalau mau dilepas semua kami ingin beli. Sekarang kan kami hanya punya 40%. Pokoknya setiap jual akan kami beli. Kalau bisa sampai 100%,” ujarnya.

Dia juga mengatakan ingin terus mengembangkan bisnis ritel tersebut. Saat ini pihaknya sedang melakukan modernisasi outlet Carrefour yang ada.

“Sekarang sedang modernisasi outlet Carrefour, kami ingin menjadi modern ritel yang kinclong,” ungkapnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, bos Para Group itu memperkokoh bisnis ritelnya dengan meng­akuisisi 40% saham Carrefour Indonesia me­lalui PT Trans Retail pada tahun lalu dengan mengeluarkan dana lebih dari US$300 juta.

Perjanjian jual beli saham dan usaha patungan Carrefour di Indonesia dilaksanakan di kantor pusat di Paris, Prancis, pa­da 12 Maret 2010 ditandatangani langsung oleh Chairul dan Lars Olofsson, Chief Executive Officer Carrefour Group.

Pemilik saham lainnya pascaakuisisi adalah Carrefour S.A (39%), Carrefour Nederland B.V (9,5%) dan Onesia B.V (11,5%).

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi