Posts

Showing posts from 2020

Kapan Bensin Premium Dihapuskan?

Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia. Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya. Wacana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) beroktan rendah—salah satunya Premium—kembali mencuat. Laiknya kebijakan publik, pro kontra penghapusan Premium turut nyaring terdengar. Ada pihak yang mendukung komitmen pemerintah untuk mengendalikan pencemaran udara dari penggunaan BBM kendaraan bermotor, terutama dari yang beroktan rendah. Hal itu dibarengi dengan rencana PT Pertamina (Persero) yang akan mengurangi penyaluran bahan bakar minyak jenis premium mulai 1 Januari 2021 di Jawa, Madura, dan Bali, menyusul kota-kota lainnya di Indonesia. Ada juga pihak yang menilai komitmen pemerintah dan Pertamina belum terlihat meyakinkan dari kesiapan dan akseptasi masyarakat jika bahan bakar bermerek Premium ditiadakan. Diskursus soal penghapusan Premium bukan baru kali ini saja. Pemerintah memiliki perjalanan panjang untuk menghapuskan timbal

Sinergi Bangun Optimisme

Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia. Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya. Selama 9 bulan terakhir, semua pihak telah bekerja keras untuk mengatasi dampak dari Pandemi Covid-19. Segala sektor, terutama kesehatan dan ekonomi, diupayakan kembali pulih. Di bidang ekonomi, negara kita bisa dikatakan telah melewati masa titik terendah dan kini berada pada titik balik untuk kembali membaik dengan tren yang positif. Kinerja pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2020 yang meski masih menunjukkan kontraksi, tercatat lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 tumbuh sebesar 5,05%(qtq) dari kontraksi 4,19% (qtq), atau kontraksi pertumbuhan menurun menjadi 3,49% (yoy) dari 5,32% (yoy). Hal tersebut, mengutip Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahuan Bank Indonesia (Kamis, 3/12), menunjukkan sinyal pemulihan ekonomi kian jelas. Perbaikan ekonomi sejalan dengan realisasi stim

Korporasi Berburu Dana, Rights Issue hingga Private Placement

Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia. Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya. Pandemi virus Covid-19 yang menghantam perekonomian dalam beberapa bulan terakhir tak menyurutkan minat korporasi di Tanah Air untuk mencari dana guna memenuhi kebutuhan perusahaannya. Gerak ekspansi korporasi yang terhambat sepanjang tahun ini tak mengurangi kebutuhan dana yang tinggi. Biasanya jelang tutup tahun, korporasi membutuhkan dana untuk membayar kembali (refinancing) obligasi ataupun utang yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Selain itu, pelaku industri juga berburu dana untuk mempertebal likuiditas. Ada harapan besar, pandemi ini akan surut dan pada tahun depan, korporasi bersiap untuk menggerakkan roda ekspansi perusahaan. Sejumlah instrumen untuk berburu dana pun menjadi pilihan bagi korporasi. Ada yang memilih penerbitan surat utang baru untuk pasar lokal dan global, ada pula yang mengincar dana suku dan produk syariah l

Fintech, Literasi dan Inklusi Keuangan

Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia. Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya. Industri keuangan digital, terutama layanan teknologi finansial (tekfin) atau financial technology (fintech) kini semakin berkembang. Keberadaannya semakin diterima oleh masyarakat.  Kendala masyarakat yang selama ini belum bisa mendapatkan layanan keuangan akibat hambatan fisik dan geografis, kini mulai teratasi dengan keberadaan layanan fintech. Salah satu yang terlihat dari tekfin adalah kemudahan layanan banking atau pembiayaan untuk menumbuhkan ekonomi kecil dan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di daerah-daerah. Namun, keberadaan tekfin –dengan varian layanan beragam—di Tanah Air lebih dikenal sebagai institusi penyalur pinjaman dan pembayaran dalam jaringan (online) saja. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan kontribusi fintech pada penyaluran pinjaman nasional pada tahun ini mencapai Rp128,7 triliun atau meningkat 1

Berharap Berkah dari Merger 3 Bank Syariah

Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia. Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya. Tiga bank syariah milik pemerintah telah bersepakat untuk melakukan penggabungan usaha atau merger. Ketiganya—PT Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS)— akan menjadi satu bank pada 1 Februari 2021. Bank hasil merger akan memiliki modal dan aset yang kuat dari segi finansial, sumber daya manusia, sistem teknologi informasi, maupun produk dan layanan keuangan untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan prinsip syariah. Maklum saja, bank tersebut nantinya ditunjang oleh lebih 20.000 orang karyawan yang tersebar di 1.200 cabang dan didukung dengan 1.700 jaringan ATM di Tanah Air.  Dengan total aset yang akan mencapai Rp214,6 triliun dan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun, bank hasil merger ini punya target dan ambisi yang tidak main-main. Kekuatan finansial itu bisa membuat bank

Implications of Job Creation Omnibus Bill by Sector (CLSA/KZ)

• Banks : Banking will benefit from the change in labour wage (especially severance pay) given they employ quite a number of people for their branch network. Licensing simplification will help banks though; license process (for setting up a branch presence) is not as complicated as some other sectors. Indirectly benefit from potential higher FDI as economy will accelerate and that benefits banking sector (both on loan and deposit). *• Residential property :* Relaxation on foreign ownership on property to benefit high-rise developers in Jakarta (ie, PWON, DILD). Lower final tax on recurring business (mall) to benefit mall operator. Developers with bigger exposure to malls (PWON, SMRA, MTLA). *• Industrial Property :* Labour reform to benefit industrial developers across the board (eg, DMAS, SSIA, BEST). *• Staples (excl. cigarettes) :* In general, short-term demand shock assuming remuneration reduction for labour, albeit with stronger demand upside in medium-term on job creation thr

Menanti Gerak Lincah BUMN

Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia. Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya. Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah melalui Kementerian BUMN terus berupaya memperbaiki performa dari badan usaha milik negara (BUMN). Transformasi berkelanjutan dilakukan agar BUMN selaku korporasi mampu mengambil peran optimal mendukung perekonomian nasional. Transformasi yang dilakukan Kementerian yang dipimpin Erick Thohir tersebut antara lain mengembangkan, mengkonsolidasikan, mengalihkan pengelolaan, hingga membubarkan atau melakukan likuidasi BUMN. Ada 41 perusahaan yang akan dikembangkan, 34 perusahaan yang dimerger, sebanyak 19 perusahaan dikelola dalam pengawasan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA. Adapun 14 korporasi pelat merah akan dilikuidasi oleh PPA karena Kementerian BUMN tak memiliki wewenang langsung untuk membubarkan perusahaan BUMN. Proses likuidasi tersebut boleh jadi adalah pilihan logis yang dihar

Bersiasat Jaga Pendapatan Negara

Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia. Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya. Tekanan ekonomi dari dampak Covid-19 tampaknya mulai terkendali meskipun pandemi belumlah usai. Banyak harapan, pembatasan kegiatan yang mulai longgar akan memacu geliat dunia usaha.  Namun, progres pemulihan ekonomi masih sangat rapuh. Hal itu bisa terlihat dari pergerakan pendapatan negara yang belum memuaskan. Data Kementerian Keuangan menunjukkan pendapatan negara per Juli 2020 terkontraksi hingga 12 persen. Realisasi pendapatan negara hingga Juli 2020 mencapai Rp922,2 triliun atau 54,3 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 72 tahun 2020 yang sebesar Rp1.699,9 triliun. Realisasi pendapatan tersebut turun 12,4 persen secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp1.052,4 triliun. Salah satu penyebab pendapatan negara yang terkoreksi 12,4 persen karena semakin banyak masyarakat dan dunia usaha yan

Beban Bunga Deposito & Peran Intermediasi Bank

Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia. Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya. Kondisi industri perbankan nasional saat ini boleh dikatakan telah berada di level kenormalan baru. Biasanya ekonomi yang terus bertumbuh membuat dana di perbankan terus berputar dan sering terjadi kondisi likuiditas yang mengetat. Di 2020 ini, terutama pada enam bulan terakhir, dana yang terkumpul di bank-bank semakin menumpuk. Dana-dana tersebut berasal dari simpanan masyarakat yang tiap bulannya terus meningkat dengan pertumbuhan dua digit. Bank Indonesia mencatat dana pihak ketiga (DPK) seperti tabungan, giro, dan deposito di perbankan pada Agustus 2020 tumbuh 11,64% year on year (yoy).  Ini kondisi yang menarik karena pertumbuhan simpanan masyarakat di perbankan pada Agustus ini tercatat paling tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya yang biasanya hanya tumbuh di bawah 10%. Kondisi ini memang anomali. Ketika tren suku bun

Perlukah Asuransi di Saat Pandemi Covid-19

Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia. Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya. Selama 6 bulan ini atau sejak awal pandemi Covid-19 merebak di Indonesia pada Maret 2020, sebagian besar masyarakat di Tanah Air diliputi kekhawatiran terhadap perkembangan penyebaran virus corona. Setiap hari kita disuguhi data terkait dengan Covid-19 yang terus meningkat. Hingga 1 September 2020 misalnya, angka yang terpapar virus corona terus bertambah, dengan jumlah ribuan orang perharinya. Sejak Maret hingga Agustus tambahan kasus aktif terjadi fluktuasi secara harian, tetapi secara bulanan menurun secara signifikan. Pada Maret rata-rata kasus aktifnya mencapai 91,26 persen. Kemudian, pada April rata-rata kasus aktif Covid-19 turun ke 81,57 persen. Selanjutnya, pada Mei terus turun di 71,53 persen. Lalu melandai 57,52 persen di Juni, kemudian turun terus menjadi 44,02 persen di Juli dan sampai dengan 30 Agustus 2020 angka rata-rata

5 Jurus Sepaham Kemenkeu, BI, LPS, dan OJK

Ekonomi Indonesia menghadapi tantangan yang sangat serius sebagai dampak Covid-19. Sektor keuangan jadi fokus perhatian karena jika tidak diantisipasi dengan baik, struktur dan sistem finansial bisa kolaps seperti zaman krisis ekonomi sebelumnya. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan ada lima usulan penguatan sektor keuangan dalam pembahasan Perppu Reformasi Keuangan. Sri Mulyani menjelaskan pemerintah berencana melakukan penguatan kerangka kerja sistem keuangan agar langkah-langkah penanganan lembaga jasa keuangan maupun pasar keuangan dapat dilakukan secara efektif dalam masa krisis pandemi Covid-19. Dia menerangkan, kajian tersebut disusun dengan mempertimbangkan keadaan sektor keuangan saat ini dan dilakukan penilaian berdasarkan forward looking, termasuk pada simulasi penanganan krisis secara berkala oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Ada lima usulan penguatan sektor keuangan dalam kajian ini. Berikut kelima usulan tersebut:  Pertama, yaitu penguatan dari s

Momentum Bank Syariah di Saat Pandemi Covid-19

Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia. Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya. Kiprah industri perbankan syariah selama masa pandemi Corona ini ternyata cukup menarik. Tidak ada yang menyangka, bank-bank syariah mampu mencetak kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bank umum konvensional. Sepanjang semester I/2020, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan memperlihatkan mayoritas bank umum syariah mencatatkan kinerja perolehan laba yang tumbuh dua digit. Hal ini lebih unggul dibandingkan dengan laba bank umum konvensional yang turun. Kenaikan laba bersih bank umum syariah terbesar dialami kelompok bank umum kegiatan usaha III atau BUKU III yaitu 104,72% secara year on year (yoy), sedangkan BUKU I tumbuh 34,62% yoy. Kinerja bank syariah sebenarnya sudah terlihat sejak akhir tahun 2019 di mana pangsa pasarnya terhadap industri perbankan syariah secara keseluruhan mulai naik. Bank syariah pun tak lagi berkutat di

Who bought ULTJ shares?

Image
 The decision of life insurance company owned by Salim Group, PT Indolife Pensiontama, to sell all shares of PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk. (ULTJ) attracted the attention of capital market participants. Produk ULTJ(sumber : ultrajaya.co.id) ULTJ's stock sales transaction made an average of transactions on the Indonesia Stock Exchange on Thursday (13/8/2020) to surge into two-digit precisely to 10.6 trillion rupiah. The value of transactions on the exchanges is far above the average of RP8 trillion to RP9 trillion. Indolife sells ULTJ shares with a total transaction of 2.08 trillion rupiah. The Securities company that act on selling shares controlled by the Salim group is Shinhan Sekuritas Indonesia (Broker code AH). The sales transaction was made as much as 79 times. While the securities that buy all the shares of ULTJ released are Net securities (Broker code: OK). The traded shares reached 1,300,847,400 shares.  Then who is the buyer of ULTJ shares from Salim group? Base

Mengungkit Kembali Roda Ekonomi Nasional

Efek domino wabah Covid-19 dimulai dari masalah kesehatan hingga merembet ke masalah sosial dan ekonomi memang begitu nyata. Mau tak mau, ekonomi nasional pun terjerembap kian dalam. Kemarin, Rabu (5/8), Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan  pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen (year on year/yoy) dibandingkan 5,07 persen pada periode sama tahun lalu. Kontraksi ekonomi Indonesia sebesar 5,32 persen pada kuartal II/2020 ini merupakan penurunan produk domestik bruto (PDB) terbesar sejak dua dekade silam atau tepatnya pada kuartal I/1999 yang sebesar 6,13 persen. Namun, sebagai bangsa, kita tak ingin terkungkung dalam kekhawatiran. Kita ingin semua pihak membangun optimisme. Relaksasi pembatasan sosial selama 1,5 bulan terakhir setidaknya memperlihatkan adanya dampak ekonomi yang mulai menggeliat. Dengan kewaspadaan akan aspek kesehatan yang tetap terjaga, sektor-sektor usaha ekonomi mulai bergerak, meski dengan tempo yang masih lambat. Pemerintah dan ot

Hati-hati Tertipu Malapraktik Investasi

Image
Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia. Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya. Di tengah kondisi perekonomian yang sedang sulit selama pandemi Covid-18 pada tahun ini, minat dan kegiatan masyarakat untuk menginvestasikan uangnya tak surut. Kondisi tersebut, salah satunya didukung dengan produk investasi yang kian melimpah. Mulai dari produk bank hingga di pasar modal membuat pilihan begitu beragam. Namun sayangnya minat tinggi masyarakat dan produk yang beragam ternyata juga diiringi sejumlah kasus investasi bodong dan malpraktik berinvestasi. Satgas Waspada Investasi (SWI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun ini telah menghentikan sebanyak 99 kegiatan usaha investasi yang diduga melakukan kegiatan usaha tanpa izin dari otoritas yang berwenang dan berpotensi merugikan masyarakat. Penawaran usaha ilegal dan malpraktik investasi ini sangatlah mengkhawatirkan dan berbahaya bagi masyarakat kare

Kiprah Bank BUKU III di Tengah Pandemi Covid-19

Image
Di tengah upaya pemerintah untuk memulihkan perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19, peran industri perbankan nasional sangat penting. Sebagai pengelola ribuan triliun rupiah, fungsi dan peran bank sangat vital menggerakkan ekonomi. (https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20180608/9/804728/bi-edarkan-uang-rp1882-triliun-untuk-lebaran) Namun, kita bisa lihat dalam satu kuartal terakhir, pencapaian kinerja intermediasi perbankan begitu terengah-engah. Ekonomi yang masih berjalan tertatih-tatih membuat permintaan kredit belumlah optimal. Penyaluran kredit pada per Mei 2020 hanya tumbuh 3,04% secara year-on-year (yoy) sekaligus menjadi yang terendah sejak 1998. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), posisi NPL per Mei 2020 tercatat sebesar 3,01%, dan sekaligus menjadi yang tertinggi setidaknya sejak 2015. Ada kekhawatiran, level tersebut bukanlah titik akhir karena imbas dari pandemi virus corona menjangkau banyak sektor ekonomi. Sementara itu, rasio kecuku

Inspirasi Cuan Saham Salah Harga Lo Kheng Hong

Image
Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia. Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya. Kini begitu banyak orang mengenal Lo Kheng Hong. Pak Lo atau Pak LKH, begitu sapaan akrabnya, merupakan satu dari sedikit orang di Indonesia yang berhasil dan sukses menjadi investor saham. Pengalaman Pak Lo tidaklah sebentar. Lebih dari 30 tahun, dia mulai membeli saham perusahaan publik. Alasan awalnya sederhana. Saat itu, LKH melihat bunga deposito setahun cuma seberapa. Dia pun mulai membeli dan menabung saham. (https://twitter.com/IDX_BEI) Kesuksesan tidak membuat Pak Lo jemawa. Dia selalu tampil sederhana dan ramah dengan siapapun. Bahkan Pak LKH selalu memberikan nasihat investasi dengan cuma-cuma. Kisah LKH memang telah menjadi inspirasi. Kesuksesannya membuat banyak orang kini melirik pasar modal untuk mencari peruntungan. Jumlah investor ritel pun terus meningkat. (https://kabar24.bisnis.com/read/20200417/79/12285

Bankir Serba Salah, Waktunya Salurkan Kredit?

Image
Sebagai salah satu sumber pendanaan untuk menopang perekonomian, industri perbankan saat ini dalam posisi serba salah. Ruang gerak bagi para bankir tak lagi luas. Setidaknya dalam 4 bulan terakhir, prospek industri perbankan yang awalnya begitu meyakinkan, berubah menjadi penuh ketidakpastian seiring dengan terjangan wabah Covid-19. Bankir pun melakukan kebijakan-kebijakan konservatif sekaligus antisipatif agar operasional dan pendapatan bank tak tergerus apalagi terkuras modalnya. Data Bank Indonesia yang disampaikan dalam Rapat Dewan Gubernur 17-18 Juni 2020 memperlihatkan sebenarnya stabilitas sistem keuangan di dalam negeri masih terjaga dengan baik. Hal itu tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan per April 2020 yang tinggi yakni 22,03%. Dari indikator itu memang terlihat perbankan kita cukup solid dibandingkan dengan rasio permodalan di negara tetangga di Asia Tenggara. Vietnam misalnya, rasio permodalan industri perbankannya sebesa

Siapa Pengendali Bukopin?

Image
Belum ada yang pasti. Proses itu masih berlangsung. Kira-kira begitu fragmen cerita hubungan para pemilik saham PT Bank Bukopin Tbk. saat ini. Cerita hubungan antarpemilik saham di Bukopin ini sebenarnya telah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. Di industri perbankan, apalagi perusahaan terbuka, profil bank dengan permodalan besar dan kuat adalah penting. Apalagi jika ingin ekspansi, dana harus besar. Pemilik saham terutama ultimate shareholder pun punya kewajiban agar modal bank tetap kuat. Itu berlaku untuk semua bank, termasuk Bukopin. Sebagai informasi, rasio permodalan Bukopin pada kuartal I/2020 sebesar 12,59 persen, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 13,29 persen. Manajemen Bukopin akan melakukan penawaran umum saham terbatas pada 18 Juni 2020. Jika tak ikut aksi korporasi ini, porsi pemegang saham existing bisa terdilusi. Saat ini Bosowa Corporindo memiliki sekitar 23,39% saham Bukopin. Selain Bosowa, KB Kookmin Bank dari Korea Selatan