Sinergi Bangun Optimisme

Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia.


Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya.


Selama 9 bulan terakhir, semua pihak telah bekerja keras untuk mengatasi dampak dari Pandemi Covid-19. Segala sektor, terutama kesehatan dan ekonomi, diupayakan kembali pulih.

Di bidang ekonomi, negara kita bisa dikatakan telah melewati masa titik terendah dan kini berada pada titik balik untuk kembali membaik dengan tren yang positif.

Kinerja pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2020 yang meski masih menunjukkan kontraksi, tercatat lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 tumbuh sebesar 5,05%(qtq) dari kontraksi 4,19% (qtq), atau kontraksi pertumbuhan menurun menjadi 3,49% (yoy) dari 5,32% (yoy).

Hal tersebut, mengutip Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahuan Bank Indonesia (Kamis, 3/12), menunjukkan sinyal pemulihan ekonomi kian jelas.

Perbaikan ekonomi sejalan dengan realisasi stimulus fiskal pemerintah terutama berupa bantuan sosial, belanja barang dan jasa lainnya, serta transfer ke daerah dan adanya penyaluran dana desa.

Permintaan global yang meningkat terutama dari Amerika Serikat dan China,  juga membuat kinerja ekspor nasional juga membaik. Ekspor sejumlah komoditas nasional seperti besi dan baja, pulp dan waste paper, serta tekstil dan produk tekstil (TPT) naik pesat.

Indikator lain pun ikut menunjukkan perbaikan, seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran nonmakanan dan online, indeks pembelian manufaktur, serta pendapatan masyarakat.

Di sisi keuangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga membaik. Perbaikan kinerja IHSG terdorong peningkatan indeks saham sektoral. Sektor industri dasar mengalami pemulihan indeks saham terbesar sejak penurunan tajam di 24 Maret 2020 lalu

Begitu pula dengan kinerja nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang turut stabil dan cenderung menguat.

Kita sepakat dengan Presiden Joko Widodo bahwa kondisi yang semakin baik dan diyakini berlanjut pada kuartal IV/2020, menjadi momentum pemulihan ekonomi nasional yang tidak boleh disia-siakan pada tahun depan.

Momentum positif harus terus dijaga. Pemulihan sektor kesehatan harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak boleh lengah serta mewaspadai gelombang kedua Pandemi Covid-19 yang dapat merugikan upaya dan pengorbanan selama ini.

Kita juga mengapresiasi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang menekankan akan melanjutkan kebijakan bank sentral yang akomodatif guna mendukung pencapaian proyeksi pertumbuhan ekonomi 4,8%--5,8% pada 2021.

Stimulus kebijakan moneter yang dilanjutkan pada 2021 antara lain menjaga stabilitas nilai tukar, suku bunga yang akan tetap rendah, dan melanjutkan pembelian surat berharga negaradari pasar perdana untuk pembiayaan APBN 2021 sebagai pembeli siaga, serta kebijakan makroprudensial yang akomodatif.

Tak hanya itu, bank sentral juga  akan terus mengakselerasi implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, mempercepat Pendalaman pasar uang, dan terus mendukung pengembangan ekonomi-keuangan syariah dan UMKM.

Tentu prasyarat utama pemulihan ekonomi kita juga sangat bergantung pada implementasi vaksinasi dan disiplin penerapan protokol Covid-19 oleh  masyarakat.

Kita sependapat dengan pernyataan Gubernur BI bahwa pemulihan ekonomi nasional perlu diperkuat dengan kebijakan seperti pembukaan sektor produktif dan aman,  percepatan realisasi stimulus fiskal, peningkatan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha, keberlanjutan stimulus moneter dan makroprudensial, serta digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.

Namun semua upaya itu tidak akan memberikan dampak maksimal jika semua pihak berjalan sendiri. Presiden Jokowi pun terus mengingatkan agar semua pihak melepas ego sektoral dan harus saling mendukung.

Momentum pemulihan ekonomi nasional perlu terus didorong dengan memperkuat sinergi membangun optimisme semua pihak, baik oleh pemerintah pusat dan daerah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), perbankan serta berbagai pihak lainnya. 

Publik tentu sangat berharap upaya semua instansi untuk saling berbagi beban dan koordinasi yang erat akan membawa perekonomian kita kembali tumbuh tinggi pada tahun depan.


(https://koran.bisnis.com/read/20201204/245/1326173/editorial-sinergi-membangun-optimisme)

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi