Posts

Showing posts from July, 2017

Dana Haji, emang boleh diinvestasikan?

Image
Indonesia, 31 Juli 2017 'Dana tidur' itu frasa utama yang saya ingat sore itu kala menyunting berita-berita pasokan kawan-kawan terkait dengan omongan pak Presiden Jokowi saat pidato pelantikan pengurus Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Hari itu, Rabu (26/7/2017), di Istana Negara, Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla melantik Dewan Pengawas dan Anggota BPKH. Pelantikan tersebut dilaksanakan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 74P/2017 tentang pengangkatan keanggotaan Dewan Pengawas dan Anggota BPKH. Ketujuh Dewan Pengawas BPKH yang dilantik adalah: 1) Yuslam Fauzi, dari unsur masyarakat, sebagai ketua 2) Khasan Faozi, dari unsur pemerintah 3) Moh. Hatta, dari unsur pemerintah 4) KH Marsudi Syuhud, dari unsur masyarakat 5) Suhaji Lestiadi, dari unsur masyarakat 6) Muhammad Akhyar Adnan, anggota dari unsur masyarakat 7) Abdul Hamid Paddu, dari unsur masyarakat. Adapun, ketujuh Anggota Badan Pelaksana BPKH adalah: 1) Ajar Susa

Keluarga Hartono, BCA, dan Daftar Orang Terkaya di Indonesia

Image
Indonesia 27 Juli 2017 Hari ini, Kamis, salah satu bank yang selalu bikin saya takjub yaitu PT Bank Central Asia Tbk. menyampaikan kinerja kuartal II atau per Juni 2017. Seperti yang saya duga, laba BCA per semester I/2017 ini pasti melesat. Ketika Jahja Setiaatmadja, sang dirut BCA menyampaikan laba Rp10,5 triliun atau naik 10% dibandingkan periode sama tahun lalu yang Rp9,6 triliun, saya makin tercengang. Bukan apa, BCA memang selama ini menjadi satu-satunya bank swasta yang mampu selalu berada di 3 besar dalam pengumpul aset terbanyak di Indonesia, selain Bank Mandiri dan BRI. Bahkan BCA adalah peraih laba terbesar kedua setelah BRI. Bayangkan, semester I bisa laba Rp10,05 triliun, berarti di Desember nanti bisa dua kali lipat, Rp20 triliun. Itu laba loh, duit semua. Wajar jika, bank yang awalnya didirikan om Liem Sudono Salim, dibesarkan Mochtar Riady dan lalu masuk penanganan BPPN, kini berada di tangan pemilik Grup Djarum, Keluarga Hartono. Djarum merupakan grup usa

Saat Oppo & Vivo Menggeser iPhone, Samsung & Xiaomi

Image
Indonesia 26 Juli 2017, Sore ini entah kenapa yang melintas di pikiran saya adalah menulis soal handphone, telepon seluler-ponsel. Barang yang identik dengan konsumsi banyak orang saat ini. Mungkin pikiran konsumtif ini datang karena sah tanggal 26, tanggal psikologis ketika rekening karyawan swasta dibanjiri transferan gaji, dan mungkin bonus prestasi. Baru megang slip gaji aja sah berasa kaya, mau beli ini, mau itu, mau banyak sekali. Soal handphone atau smartphone yang sekarang sering disebut ponsel cerdas, memang punya banyak kisah humanis yang sayang kalau gak diambil pelajaran. Saya berkenalan dengan handphone sejak masa kuliah, itu pun baru megang-megang aja punya teman, Arif Muslim. Pernah sekali Arif pinjemin buat nelpon, eh sekali saya pakai pulsa langsung tiris. Kapok deh minjem lagi, kasihan yang punya handphone. Selebihnya saya lebih suka pakai telepon koin dan kartu yang bisa beli bebas. 17 tahun lalu malah pager Motorola yang saya andalkan untuk berkomunika

Pilih Jenama: Avanza, Mobilio, Ertiga, Confero atau Expander?

Image
Indonesia, 25 Juli 2017 Sore ini jadi ingat joke beberapa tahun lalu yang mungkin rasanya sudah garing deh. “Avanza itu paling sulit dikejar di jalan” “Ah masa, wong cuma 1.300 cc kok” “Yaiyalah, di depan ada avanza, samping ada avanza, belakang ada avanza, di mana-mana ada avanza,” itu jawabnya. Garing kan? Namun, kini, rasanya pembahasan soal mobil, terutama jenis keluarga atau yang beken disebut kelas MPV, Multi Purpose Vehicle. (mobilku.org) Kelas MPV kalau kata wikipedia, adalah klasifikasi mobil multifungsi yang dapat digunakan sebagai pengangkut penumpang sekaligus kendaraan pembawa barang. Kendaraan bertipe ini cenderung memiliki klasifikasi minibus (bus kecil) dilihat dari bentuknya. Produksi kendaraan yang bertipe MPV ini biasanya terdapat dua varian yaitu untuk membawa penumpang (dengan kursi penumpang belakang) dan untuk membawa kargo (tanpa jendela dan kursi penumpang belakang) yang hanya dikhususkan untuk membawa barang. MPV memang begitu disukai masya

Beras, AISA, dan Segala Perdebatannya

Image
Indonesia, 24 Juli 2017, Hari ini topik yang paling dibahas adalah soal kasus beras yang melibatkan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. suatu perusahaan terbuka sejak 2003 yang bergerak di bidang industri makanan. Kamis Malam (21/7/2017), gudang milik anak usaha perseroan yakni PT Indo Beras Unggul disegel Tim Satgas Pangan karena diduga melakukan tindakan kecurangan usaha. Semua langsung heboh. Semua media memberitakan. Semua orang saling menceritakan. Fakta, bumbu cerita, isu, gosip, provokasi semua berbaur jadi satu. Ada yang bilang ini pengalihan isu (dari apa?), ada yang ngoceh ini persaingan usaha, ada yang bilang ini biar menteri dan kapolri gak diganti, pokoknya macem-macemlah gosipnya. Yang pasti, karena Tiga Pilar itu perusahaan terbuka, sahamnya yang berkode AISA langsung terkapar. Anjlok 400 poin atau 24,9% dari Rp1.605 menjadi 1.205. Kerugian besar bagi suatu perusahaan terbuka. Belum lagi, AISA diprediksi akan kesulitan melakukan go public anak usahanya yait

Meredam Keakuan yang Meraja

Image
Indonesia, 22 Juli 2017 Salah satu kemenangan terbesar bagi manusia adalah melawan diri sendiri. Ambisi, ego, nafsu dan semua keakuan adalah musuh yang lebih berbahaya ketika seseorang tak bisa menguasainya. Ada aksi ada reaksi, itu hukum fisika yang sampai sekarang sulut dibantah. Namun sikap reaktif cenderung dijauhi orang-orang bijak. Reaktif hanya menciptakan antipati dan potensi kesalahan lanjutan yang lebih parah dampaknya. Responsif menjadi sikap yang banyak dipilih orang bijak. Ketenangan, kematangan berpikir dan adi luhur menjadi ciri-ciri orang terhormat. Itu pula yang terpikir di benak saya ketika membaca postingan Sabtu itu, 22 Juli 2017, Wayan, kawan kuliah pascasarjana UI 15 tahun silam, tiba-tiba memposting di grup whatsapp seperti di bawah ini: Nemu tulisan bagus: 1. Kalau berselisih dengan pelanggan... walaupun kita menang... Pelanggan tetap akan lari... 2. Kalau berselisih dengan rekan sekerja... Walaupun kita menang... Tiada lagi semangat bekerja d

Adu Untung Pegadaian vs Gadai Swasta

Image
Hari ini, Kamis, 20 Juli 2017, termasuk tanggal tua, istilah yang dipakai para pekerja untuk menyebut masa kalender ketika uang bulan menipis dan belum gajian. Di tanggal tua seperti ini, apalagi abis Lebaran, gajian masih lama pula, salah satu tempat yang kini ramai dikunjungi orang mungkin adalah gerai pergadaian, baik di outlet Pegadaian ataupun toko gadai-gadai swasta. Hampir 4 tahun terakhir ini, gadai-gadai swasta mulai bermunculan di mana-mana, meski kehadiran mereka belum semasif gerai penjualan handphone misalnya. Namun, mereka—gadai-gadai swasta berhasil eksis. Toko dan gerai mereka akan memperlihat spanduk-spanduk besar menarik. “Gadai”, “Aman dan Bunga Menarik”, “Pawn Shop”, dan lainnya. Kalau dipikir-pikir, kehadiran jasa pergadaian ini memang menjadi penyelamat masyarakat yang membutuhkan uang dalam waktu singkat. Inilah mengapa bisnis pegadaian terus menjamur sebagai alternatif pembiayaan. Selama ini masyarakat memang banyak yang menggunakan jasa PT Pegadaia

Korporasi DGIK Jadi Tersangka, Bagaimana Nasib Investor Ritel Minoritas?

Image
Hari ini, Rabu 19 Juni 2017, di grup Whatsapp banyak investor pribadi yang saya ikuti, lagi seru membahas mengenai pengenaan status tersangka kepada perusahaan pada akhir pekan lalu. Sekadar tahu saja, grup WA ini benar-benar para investor dan pemain saham yang sangat aktif di bursa saham. Portofolio mereka bejibun. Bahkan kalau anda pernah dengar ada nama Loh Kheng Hong, investor saham yang sering disebut sebagai Warren Buffet dari Indonesia. Nah kali ini topik pembahasan mereka adalah keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjerat PT Duta Graha Indah, yang kini bernama PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk., sebagai tersangka korporasi pertama yang ditangani lembaga antirasuah tersebut. Ini merupakan sejarah baru bagi KPK Status tersebut terungkap dari undangan pemeriksaan mantan komisarisnya, Sandiaga Uno, Jumat (14/7). Surat tersebut berbunyi pemanggilan terhadap Sandiaga, untuk didengar keterangannya sebagai saksi dalam penyidikan perkara dugaan tindak pidana kor

Uang Baru, Redenominasi, Sanering, dan Kurs Rupiah Kita

Image
Indonesia 18 Juli 2017, Sore ini, Yayus—kawan kerja, tiba-tiba bertanya, “Emang uang kita tidak boleh dipakai di luar negeri ya? Itu kata kawan di medsos, katanya uang NKRI ini beda dengan uang yang dicetak Bank Indonesia, jadi gak bisa dipakai di luar.” Saya langsung serius. “Kok bisa ya? Bukannya kalau ke luar negeri memang selalu pakai dolar, bukannya rupiah? Atau jangan-jangan ini persoalan penolakan uang baru saja,” Dia juga serius. “Iya kalau soal pakai dolar, gue paham. Tapi maksudnya apa ya? Katanya uang baru ini tandatangannya juga kok ada menteri keuangan. Jadi gak bisa dipakai di luar?” “Ah mungkin salah paham saja. Mereka di medsos mungkin kurang dapat info soal Uang NKRI, itu uang sudah lama dan gak ada kaitan dengan persoalan politik, ataupun kaitan dengan uang emisi baru yang katanya ditolak karena ada gambar palu arit itu,” kata saya coba beri penjelasan. Namun, saya jadi teringat cerita kawan yang meliput acara peluncuran uang Negara Kesatuan Republik Ind