Meredam Keakuan yang Meraja

Indonesia, 22 Juli 2017

Salah satu kemenangan terbesar bagi manusia adalah melawan diri sendiri. Ambisi, ego, nafsu dan semua keakuan adalah musuh yang lebih berbahaya ketika seseorang tak bisa menguasainya.



Ada aksi ada reaksi, itu hukum fisika yang sampai sekarang sulut dibantah. Namun sikap reaktif cenderung dijauhi orang-orang bijak. Reaktif hanya menciptakan antipati dan potensi kesalahan lanjutan yang lebih parah dampaknya.

Responsif menjadi sikap yang banyak dipilih orang bijak. Ketenangan, kematangan berpikir dan adi luhur menjadi ciri-ciri orang terhormat.

Itu pula yang terpikir di benak saya ketika membaca postingan Sabtu itu, 22 Juli 2017, Wayan, kawan kuliah pascasarjana UI 15 tahun silam, tiba-tiba memposting di grup whatsapp seperti di bawah ini:


Nemu tulisan bagus:

1. Kalau berselisih dengan pelanggan... walaupun kita menang... Pelanggan tetap akan lari...

2. Kalau berselisih dengan rekan sekerja... Walaupun kita menang... Tiada lagi semangat bekerja dalam tim...

3. Kalau berselisih dengan boss... Walaupun kita menang... Tiada lagi masa depan di tempat itu...

4. Kalau berselisih dengan keluarga... Walaupun kita menang... Hubungan kekeluargaan akan renggang...

5. Kalau berselisih dengan teman... Walaupun kita menang... Yang pasti kita akan kekurangan teman...

6. Kalau berselisih dengan pasangan... Walaupun kita menang... Perasaan sayang pasti akan berkurang...

7. Kalau berselisih dengan siapapun... Walaupun kita menang... Pada prinsipnya kita kalah...
Yang menang, hanya EGO DIRI SENDIRI Yang tinggi dan naik adalah EMOSI......
Yang jatuh adalah CITRA dan JATI DIRI KITA SENDIRI.....
Tidak ada artinya kita menang dalam perselisihan...

Apabila menerima teguran, tidak usah terus melenting atau berkelit, bersyukurlah, masih ada yang mau menegur kesalahan kita... Berarti masih ada orang yang memperhatikan kita...

Jaga selalu kekompakan dalam kebersamaan... Jaga lisan, perbuatan dan tulisan agar tidak ada hati yang tersakiti.

Semoga kita semua selalu dapat menjaga Ego dan Emosi, Dan selalu menjadi manusia yang pandai bersyukur... Aamiin........
Semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi