Posts

Showing posts from June, 2020

Bankir Serba Salah, Waktunya Salurkan Kredit?

Image
Sebagai salah satu sumber pendanaan untuk menopang perekonomian, industri perbankan saat ini dalam posisi serba salah. Ruang gerak bagi para bankir tak lagi luas. Setidaknya dalam 4 bulan terakhir, prospek industri perbankan yang awalnya begitu meyakinkan, berubah menjadi penuh ketidakpastian seiring dengan terjangan wabah Covid-19. Bankir pun melakukan kebijakan-kebijakan konservatif sekaligus antisipatif agar operasional dan pendapatan bank tak tergerus apalagi terkuras modalnya. Data Bank Indonesia yang disampaikan dalam Rapat Dewan Gubernur 17-18 Juni 2020 memperlihatkan sebenarnya stabilitas sistem keuangan di dalam negeri masih terjaga dengan baik. Hal itu tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan per April 2020 yang tinggi yakni 22,03%. Dari indikator itu memang terlihat perbankan kita cukup solid dibandingkan dengan rasio permodalan di negara tetangga di Asia Tenggara. Vietnam misalnya, rasio permodalan industri perbankannya sebesa

Siapa Pengendali Bukopin?

Image
Belum ada yang pasti. Proses itu masih berlangsung. Kira-kira begitu fragmen cerita hubungan para pemilik saham PT Bank Bukopin Tbk. saat ini. Cerita hubungan antarpemilik saham di Bukopin ini sebenarnya telah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. Di industri perbankan, apalagi perusahaan terbuka, profil bank dengan permodalan besar dan kuat adalah penting. Apalagi jika ingin ekspansi, dana harus besar. Pemilik saham terutama ultimate shareholder pun punya kewajiban agar modal bank tetap kuat. Itu berlaku untuk semua bank, termasuk Bukopin. Sebagai informasi, rasio permodalan Bukopin pada kuartal I/2020 sebesar 12,59 persen, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 13,29 persen. Manajemen Bukopin akan melakukan penawaran umum saham terbatas pada 18 Juni 2020. Jika tak ikut aksi korporasi ini, porsi pemegang saham existing bisa terdilusi. Saat ini Bosowa Corporindo memiliki sekitar 23,39% saham Bukopin. Selain Bosowa, KB Kookmin Bank dari Korea Selatan

Bongkar Pasang Direksi BUMN, Siap Jadi Bos Baru?

Image
Ekonomi Indonesia masih menghadapi tantangan besar. Jika salah jalan, akan terhantam oleh krisis.  Agar terus berjalan, harus ada penggerak. Tak cukup hanya mengandalkan dana negara yang hanya punya kontribusi 14,5%.  Di saat yang sama, pelaku usaha swasta cenderung wait and see. Pelaku usaha yang 'siap diperintah' tak lain adalah badan usaha milik negara (BUMN).  Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) bersama dengan Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wiroatmojo saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis - Arief Hermawan P (https://ekonomi.bisnis.com/read/20200612/44/1251842/susunan-direksi-pertamina-ramping-dan-melaju-sebagai-holding)  Dalam 5 tahun pertama kepemimpinan Presiden Jokowi, peran dan keberadaan korporasi pelat merah itu sangat diandalkan menjadi tulang punggung pembangunan nasional.  Pembangunan infrastruktur seperti jalan tol ribuan kilometer, rehabilitasi dan reaktivasi jalur kereta api, puluhan p

Bom Waktu Restrukturisasi Kredit?

Image
Wabah Covid-19 membuat dunia usaha tak mampu bergerak banyak. Mayoritas sektor usaha terpukul dengan aktivitas perekonomian yang terhenti terkait dengan upaya memutus mata rantai penyebaran virus.  Bagi industri perbankan, kelancaran gerak perekonomian adalah sangat menentukan.  Bank selalu mengikuti kegiatan perekonomian. Ekonomi lesu, bank pun loyo. Yang lebih menakutkan, nasabah bank bisa gagal bayar karena usahanya kolaps.  Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan pada kuartal I/2020, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perbankan di level 2,77%.  Angka ini meningkat dibandingkan dengan realisasi akhir 2019 yang sebesar 2,30%. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi sektor ekonomi yang terdampak cukup parah.  Dari sisi persentase, NPL sektor konstruksi bahkan berada di kisaran 9%. Di sisi nilai, Sebanyak Rp20 triliun dari total kredit perdagangan senilai Rp522 triliun merupakan kredit bermasalah.  Otoritas dan pemerintah pun telah memberikan kemuda

Indofood CBP Akuisisi Pinehill, Berapa Harga dan Dari Mana Duitnya?

Image
Akuisisi merupakan aksi korporasi yang sering terjadi dalam dunia bisnis. Jual beli saham. Yang tidak biasa adalah jika nilainya sangat luar biasa. Nilai transaksi yang 'wah' jadi cerita yang menarik jika bicara aksi akuisisi suatu perusahaan.  Kali ini, cerita akuisisinya adalah bernilai Rp41,67 triliun. Ini duit yang buanyaak banget. Taruhlah nilai harga 1 mobil Avanza Rp200 juta, maka dengan duit Rp41,6 triliun, Anda akan dapat beli 208.376 mobil Avanza. Mobil sebanyak itu buat apa coba?  Tapi ini bukan cerita beli mobil ya. Kita akan membahas Mega Deal Transaction perusahaan produk konsumen yang berurusan dengan perut.   Transaksi Rp41,67 triliun ini akan dilakukan PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK yang ingin membeli Pinehill Corpora, perusahaan global yang menjual produk Indomie di beberapa negara loh.   PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK ("Perseroan") Bidang Usaha Industri produk konsumen bermerek antara lain mi instan, penyedap makanan, nut

Too Big To Fail, Lessons Learned for Indonesia

Image
If you’ve got a squirt gun in your pocket, you may have to take it out.  If you’ve got a bazooka, and people know you’ve got it…you’re not likely to take it out. Kutipan beken itu diucapkan Henry "Hank" Merritt Paulson, Jr., menteri keuangan ke-74 Amerika Serikat. Hank mengabdi pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush. https://qz.com/893201/pick-the-boss-who-will-teach-you-the-most-career-advice-from-former-treasury-secretary-henry-paulson/ Paulson--di hadapan Komite Perbankan Senat, 15 Juli 2008--ingin menggambarkan betapa pentingnya dana talangan besar yang harus disediakan pemerintah untuk mengobati krisis keuangan yang merambat jadi krisis ekonomi.  Talangan itu tak boleh seperti pistol air tetapi haruslah besar, bagai senjata bazoka, sehingga publik tahu bahwa pemerintah sanggup menutupi kerugian akibat krisis. Saat itu dana besar harus disediakan pemerintah AS untuk menalangi Freddie Mac dan Fannie Mae, dua perusahaan pembiayaan perumahan yang ront