Posts

Showing posts from 2017

Kali Ini Lebih Berimbang dan Merata

Image
“Pemulihan ini berlanjut dan lebih merata,” kalimat tersebut berulang kali diucapkan Gubernur Bank Indonesia Agus Dermawan Wintarto Martowardojo, dengan tenang dan penuh kepercayaan diri. Sebagai pejabat tertinggi di bank sentral, segala pernyataan Agus Martowardojo memang harus diarahkan memberikan keyakinan bagi pelaku ekonomi. Apalagi, jika data-data makroekonomi juga terlihat positif. Pelaku pasar pun kian confidence. Di hadapan para jurnalis di Jakarta, Rabu (22/11), Gubernur BI memaparkan bagaimana pertumbuhan domestik bruto (PDB) nasional pada kuartal III/2017 mencerminkan fundamental ekonomi yang demikian baik. “Sekarang itu sudah lebih merata. Memang proyeksi awalnya 5,15% dan hasilnya 5,06% tetapi lebih merata. Biasanya pendorongnya konsumsi, tetapi sekarang lihat ekspor bisa tumbuh 17% dan impor 15%. Ini sinyal yang lebih bagus,” kata Agus. Selama kuartal III/2017, kontribusi investasi dalam pembentuk PDB juga terlihat masih baik. Investasi bangunan oleh swasta men

Ini Kiprah Bisnis Bobby Afif Nasution, Sang Menantu Presiden Jokowi

Image
Nama Bobby Afif Nasution santer mulai menjadi perbincangan masyarakat lantaran pernikahannya dengan Kahiyang Ayu, putri Presiden Joko Widodo pada hari ini Rabu, 8 November 2017 di Solo Jawa Tengah. Banyak yang mengenal Bobby sebagai pebisnis muda yang memiliki rekam jejak baik di bidang properti. Berikut ini kisah Bobby yang ditulis di Bisnis Indonesia. silahkan buka tautan ini: http://koran.bisnis.com/read/20171004/449/695498/sosok-pengembang-mengenal-bisnis-properti-calon-menantu-jokowi Pria kelahiran Medan, 5 Juli 1991 ini rupanya punya kesibukan di bisnis properti. Bobby dipercaya menjabat sebagai Direktur Pemasaran Takke Group. Takke Group bukanlah pemain baru. Perusahaan yang didirikan oleh Laurent M. Takke itu sudah 20 tahun berpengalaman di dunia properti. Produknya, di antaranya adalah Apartemen Kemang View dan Metro Galaxy di Bekasi, serta sejumlah perumahan tapak seperti Cimanggis Permai. Saat ini perusahaan sudah membangun sekitar 8.000 rumah tapak yang terseb

Alexis, Sebuah Kisah Zaman Now

Image
“Apa itu Alexis?” tanya Wakil Presiden Jusuf Kalla, ketika menjawab pertanyaan wartawan di kantor Wapres di Jakarta, Selasa (31/10/2017). Pak JK memang tokoh nasional yang termasuk media darling karena selalu mau menjawab pertanyaan wartawan. Namun, kali ini beliau memang tidak tahu tentang Alexis, hotel yang tutup karena Pemprov DKI Jakarta menolak memperpanjang tanda daftar usaha pariwisata (TDUP). Perpanjangan izin Alexis sudah diupayakan sejak Juli 2017, namun belum ada respons dari Pemprov DKI Jakarta. Per hari ini, Hotel dan Griya Pijat Alexis, sudah resmi tidak beroperasi sementara. Dampaknya, 1.000 karyawan terpaksa dirumahkan. “Ya itu kita tanya sama Gubernur DKI,” kata pak JK, tersenyum. Alexis, nama yang sering disebut-sebut karena masuk dalam bahan pertarungan kandidat Pilkada DKI 2017. Sang pemenang pilkada, Anies Baswedan pun jadi Gubernur dan setelah dilantik, dia pun langsung tegas terhadap operasional Alexis. Berita di media pun menyeruak pada Senin 30 Okt

Harapan Baru untuk Anies-Sandi, Pemimpin Baru Jakarta

Image
Penantian itu menuju akhir. Jika tak ada halangan, hari ini (16/10) Presiden Joko Widodo akan melantik Anies Baswedan dan Sandiaga Uno selaku pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta periode 2017-2022. (http://kabar24.bisnis.com/read/20171016/15/699790/ketemu-presiden-jokowi-kata-anies-baswedan-lebih-banyak-guyonan) (http://kabar24.bisnis.com/read/20171016/15/699793/anie-baswedan-pidato-singkat-di-serah-terima-jabatan) Kita tahu bersama, pemilihan kepala daerah DKI 2017 begitu panas dan membuat masyarakat di ibukota terbelah sikap. Pro kontra gonta-ganti bermunculan, dan tentu saja masih menyisakan hingga kini. Tanpa itu pun, sebenarnya mengurus DKI bukanlah mudah. Jakarta atau sering disebut J-Town dan Big Durian memiliki kompleksitas persoalan yang tak mudah. Gubernur silih berganti, persoalan lama belumlah sepenuhnya teratasi. Apresiasi tetap harus diberikan kepada para pemimpin DKI sebelumnya seperti Sutiyoso, Fauzi Bowo, Joko Widodo, Basuki Tja

Memahami Hubungan Anak Milenial, Pulsa, dan Game Online

Image
Dua bulan lalu, setiap disuruh, dia selalu minta upah. “Bi, Rp30.000 ya,” kata anak saya. Uang sebanyak Rp30.000 itu bukanlah untuk dia jajan, apalagi untuk tabungan. Uang sebanyak itu untuk anak Sekolah Dasar, menurut saya sih sudah demikian banyak. Maklum dulu zaman saya SD, uang jajan hanyalah Rp25-Rp100. Itupun kadang-kadang kalau gak bawa bekal dari rumah. Bahkan saya pernah beberapa kali ke lapangan tenis, bantuin mengambil bola. Lumayan dulu bisa dapat Rp150 dari ibu-ibu dan bapak-bapak yang main tenis. Kini, cerita uang jajan dengan nilai ratusan rupiah jelas hal yang muskil. Bagi anak saya, uang Rp30.000 itu nilai harian biasa. Kecil bahkan. Namun, bagi anak saya, uang senilai Rp30.000 bukan dia minta secara tunai. “Pulsa ya,” ujarnya. “Mau uang Rp50.000 atau pulsa Rp50.000,” kata saya, coba menawar. Siapa tahu, dia memilih uang tunai Rp50.000, biar nanti Rp30.000 jajan, terus Rp20.000 disimpan untuk tabungan. “Pulsa Rp50.000,” jawabnya, tegas dan yakin. Yap, z

Jangan Hanya Andalkan Bunga Murah

Terjepit dan serba salah. Kondisi itu menggambarkan situasi di industri keuangan saat ini, suku bunga tinggi dikritik, suku bunga melandai dan cenderung rendah pun tetap saja menuai keluhan. Sejatinya, pergerakan suku bunga perbankan memang harus disikapi secara hati-hati. Dalam hal ini kebijakan suku bunga berada di tangan Bank Indonesia selaku otoritas moneter yang berfungsi menjaga nilai rupiah. Ketika nilai rupiah terhadap barang dan jasa naik atau terjadi inflasi, suku bunga bank yang tinggi diharapkan dapat menarik kembali uang beredar ke dalam sistem keuangan. Begitu pula sebaliknya, bunga rendah diperlukan untuk menggerakkan ekonomi. Dalam tataran praktis, suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia sebagai acuan bagi perbankan menetapkan suku bunga bagi penempatan dana simpanan maupun penyaluran dana pinjaman. Dalam 2 bulan terakhir, suku bunga acuan telah dipangkas sekitar 150 basis poin (bps). Di bank umum, respons terbesar terjadi di pemangkasan suku bunga deposito

Beri Napas Untuk Perbankan

Seperti belum berubah tiap tahun. Lagi-lagi persoalan ekspansi kredit perbankan yang belum optimal kembali menjadi sorotan. Berbagai persoalan seakan masih menjadi penghambat bagi bank untuk menyalurkan dana yang dihimpunnya, kembali kepada masyarakat sebagai pinjaman kredit. Biar bagaimanapun kredit perbankan masih menjadi penopang ekonomi nasional. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam berbagai kesempatan selalu menyuarakan pentingnya memaksimalkan fungsi intermediasi perbankan. Terutama, kala pembangunan infrastruktur begitu berharap dari uang bank. Tahun ini, pemerintah berharap kredit baru dari perbankan bisa mencapai Rp370 triliun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2%. Bahkan tahun depan, target kredit perbankan dinaikkan Rp113 triliun hingga mencapai Rp483 triliun untuk mendukung pertumbuhan 5,4%. Namun, fakta itu belum berubah. Kredit yang disalurkan perbankan pada tahun ini seakan seret, terganjal, belum terserap, dan berbagai alasan lain. Data Otorit

Jangan Sampai Ketinggalan Zaman

Image
Bel peringatan itu kembali berbunyi. Kali ini, bunyi nyaring berasal dari berita penutupan toko milik beberapa peritel besar yang menjadi bahan pembicaraan para pelaku bisnis, terutama di sektor ritel dan industri terkait. Di satu sisi, penutupan toko boleh jadi sebagai strategi bisnis perusahaan ritel untuk mencari lokasi-lokasi baru yang prospektif untuk ekspansi usaha. Sebaliknya, penutupan toko bisa dikarenakan kinerja tak sesuai harapan. Saat ini banyak toko dan gerai penjualan yang berada di lokasi yang semula dianggap prospektif, belakangan mengalami kemunduran karena sejumlah alasan. Keputusan bisnis pun dibuat, daripada merugi, lebih baik memang ditutup. Sejumlah faktor yang disinyalir menjadi sebabnya yakni turunnya daya beli, konsumen yang menahan belanja, atau persaingan ketat di sesama peritel, khususnya setelah hadirnya platform ritel online, dan lainnya. Bagi sebagian pihak, inilah sebuah keniscayaan di era digital. Kenyataan yang harus dihadapi para pebisnis k

Menanti Suku Bunga Kembali Murah

Image
Sejak penggunaan BI 7-Day Repo Rate sebagai suku bunga acuan berlaku mulai 19 Agustus 2016, tercatat hanya tiga kali posisinya berubah menjadi lebih rendah. Tepat setahun lalu, pada 22 September 2016, Bank Indonesia memangkas BI 7-DRR sebesar 25 basis poin dari 5,25% menjadi 5,00%. Selang sebulan kemudian, acuan bunga ini pun kembali terpangkas 25 bps menjadi 4,75%. Setelah itu, posisi 4,75% bertahan hingga Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Agustus 2017 memutuskan untuk menurunkan BI 7-DRR menjadi 4,50%. Bank sentral juga memotong suku bunga deposit facility 25 bps menjadi 3,75% dan lending facility turun 25 bps menjadi 5,25%, berlaku efektif sejak 23 Agustus 2017. Hari ini, 22 September 2017, rencananya BI kembali menggelar RDG bulanan. Apakah suku bunga acuan akan kembali diturunkan? Apakah penurunan bulan direspons positif? Apakah bank-bank telah menurunkan bunganya? Pada Agustus lalu, keputusan bank sentral memangkas suku bunga acuan tentu tidak dila

Semua Pasti Akan Berpulang

Image
Pertanyaan itu beberapa kali terucap. "Kenapa di dalam kamar kok ada saluran pembuangan air?" tanya istri saya setiap kami pulang ke rumah neneknya Ale. Orang-orang di rumah itu hanya tersenyum, penuh arti. Bagi yang tak biasa, memang aneh. Di dalam kamar, bukan kamar mandi, justru dibuat ada saluran pembuangan air. Itu ada di setiap kamar, bukan hanya kamar tidur yang kami tempati. Jawaban itu muncul sepekan sebelum Lebaran. 15 September 2009 kami berduka, neneknya Ale wafat. Kami sudah ikhlas karena setiap setiap yang bernafas pasti akan menghadapi maut-nya. Istri saya akhirnya tahu juga kenapa ada saluran air dan tak kelihatan karena disamarkan di bawah lemari pakaian atau meja di dalam kamar tidur. Dia, adik perempuan saya dan kakak ipar saya beserta sepupu perempuan lainnya memandikan jenazah. Memandikan jenazah memang berhukum wajib dalam Islam. Prosesi pemandian itu dilakukan di dalam kamar. Sekeliling mereka ditaburi pasir yang berbentuk bendungan kecil dan

Gesek Kartu Kredit dan Masa Depan Penggunaan EDC

Image
Saat ini, mayoritas penduduk di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, dan Bogor pasti telah mengenal kartu pembayaran. Kemajuan zaman yang diikuti dengan teknologi yang kian canggih membuat semua layanan kini mudah ditransaksikan melalui sekeping kartu. Fungsi dan peran uang tunai tetap penting tetapi tak bisa dipungkiri, sedikit demi sedikit, kartu baik kartu pembayaran, kartu kredit ataupun kartu debit kini tampil sebagai penuntas transaksi berbagai layanan. Dompet pun kian tebal, penuh dengan sejumlah kartu yang kian canggih dengan chip berisi fungsi beragam fitur. Dampak kecanggihan teknologi dalam layanan barang dan jasa membuat perpindahan data, terutama informasi pribadi pun begitu mudah terjadi. Memang keamanan data kian ditingkatkan, tetapi kebocoran tetap saja menjadi kekhawatiran. Belum lama ini, polisi juga telah menangkap sindikat penjual data pribadi yang membuat masyarakat resah. Bayangkan, data kita dijual secara paket yang beragam dari Rp300.000 hingga Rp1,2 juta-

Ratu Tisha Destria, Timnas Indonesia, dan PSSI Rebound

Image
Sore ini, Kamis (24/8/2017), dia datang tepat waktu sesuai dengan agenda pertemuan 15.30 WIB. Mereka datang berdua, mas Gatot dan mbak Tisha. Yap, dia namanya Ratu Tisha Destria. Ratu Tisha Destria atau yang biasa disapa Tisha adalah perempuan pertama yang menjadi Seketaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Wanita kelahiran Jakarta, 30 Desember 1985 tampil modis dan segar. Ini kesempatan pertama, bu Sekjen, begitu dia disapa pengurus sepakbola nasional, datang ke kantor kami. Surprise juga sebenarnya kok PSSI mau datang ke media kami yang notabene media ekonomi, bukan olahraga. “Kami ingin mengenalkan PSSI sekarang seperti apa, biar masyarakat tahu bagaimana industri sepakbola itu seperti apa?” katanya, sangat lancar. Tisha memulai presentasinya yang berjudul Sepakbola Untuk Indonesia. “Sepakbola dimulai dari economic driven, lalu ada character building, terus educational tools, managed professionally, baru International success. Jadi jangan l

Buku Pasar Modal, Beli Saham dan Mati Ketawa ala Bursa

Image
Salah satu acara yang saya suka datangi itu adalah peluncuran buku. Yap, peluncuran buku! Datang pas acara itu rasanya seperti bagaimana itu.... orang bilang kesannya intelek, tapi bagi saya itu seperti minum memuaskan dahaga. Kali ini, hari ini Selasa 15 Agustus 2017, saya hadir di acara peluncuran buku "Pasar Modal di Ujung Pena: Serpihan Kenangan Tentang Bursa Kita". Kebetulan buku ini ditulis oleh tiga wartawan Bisnis Indonesia Abraham Runga Mali, Afriyanto dan Lahyanto Nadie. Ketiga orang itu saya kenal 14 tahun terakhir. Mereka senior yang mengajarkan banyak hal dari jurnalistik hingga soal hidup. Buku dengan tebal 206 halaman itu diterbitkan oleh Gagas Bisnis. Dalam talkshow peluncuran buku itu, sejumlah pelaku sejarah menjadi pembicara. Mereka antara lain Hasan Zein Mahmud (mantan Direktur Bursa Efek Jakarta 1992-1997), Bacelius Ruru (Kepala Bapepam 1993-1995) dan Tito Sulistio (Ketua Ikatan Pialang Efek Jakarta 1992-1995) yang kini menjadi Direktur Utama PT B