Momentum Bank Syariah di Saat Pandemi Covid-19

Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia.


Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya.


Kiprah industri perbankan syariah selama masa pandemi Corona ini ternyata cukup menarik. Tidak ada yang menyangka, bank-bank syariah mampu mencetak kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bank umum konvensional.
Sepanjang semester I/2020, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan memperlihatkan mayoritas bank umum syariah mencatatkan kinerja perolehan laba yang tumbuh dua digit. Hal ini lebih unggul dibandingkan dengan laba bank umum konvensional yang turun.
Kenaikan laba bersih bank umum syariah terbesar dialami kelompok bank umum kegiatan usaha III atau BUKU III yaitu 104,72% secara year on year (yoy), sedangkan BUKU I tumbuh 34,62% yoy.
Kinerja bank syariah sebenarnya sudah terlihat sejak akhir tahun 2019 di mana pangsa pasarnya terhadap industri perbankan syariah secara keseluruhan mulai naik. Bank syariah pun tak lagi berkutat di bayang-bayang Jebakan 5%.
Iklim usaha bank syariah yang semakin bagus di awal tahun ini juga didukung oleh makin banyak masyarakat yang melirik pembiayaan syariah, khususnya di daerah yang mulai memperluas kegiatan ekonomi berbasis syariah seperti Aceh.
Melalui Qanun Aceh No. 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah, lembaga keuangan yang beroperasi di Aceh wajib dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah. Aturan Qanun ini berlaku sejak 4 Januari 2019 dan akan diimplementasi penuh pada 2022.
Tentu kondisi tersebut membuat bank-bank syariah pun mendapat ‘angin’. Banyak bank yang mengkonversikan layanan konvensional menjadi syariah di Aceh. Adapun, di daerah lain, ekspansi bank syariah juga dipacu.
Di samping itu, mulai ada peralihan dari nasabah konvensional ke syariah seiring dengan tren industri halal yang tengah berkembang di masyarakat. Peralihan ke bank umum syariah terjadi baik dari sisi pinjaman maupun pendanaan. 
Data dari otoritas pun memperlihatkan dana pihak ketiga atau simpanan di bank umum syariah per Juli 2020  tumbuh 9,01% secara tahunan. Angka tersebut melampaui kinerja serupa di bank umum konvensional yang tumbuh 8,51% yoy pada periode yang sama.
Tentu data-data yang penuh berkah tersebut bukanlah akhir dari cerita perbankan syariah. Masih banyak pekerjaan rumah dan tantangan yang harus menjadi perhatian bagi kalangan bankir syariah.
Saat ini semua pihak yang menjual jasa, berlomba-lomba memperkuat layanan digital. Kemampuan untuk menggapai keinginan dan kebutuhan nasabah adalah tujuan bersama. Semua transaksi yang berbasis digital akan menjadi kultur bisnis baru, yang dapat memberi manfaat kepada bank dan nasabahnya
Karena itu kekuatan layanan digital pun harus dikuasai oleh bank syariah jika ingin dapat berkompetisi dengan bank lain.
Di era digital, kantor fisik bank mungkin tak akan lagi berkembang secara masif seperti dulu. 
Namun, layanan perbankan sejatinya tak akan surut. Orang tetap membutuhkan peran bankir dan jasa layanan keuangan. Di situlah kita harapkan bankir-bankir syariah memainkan peran mereka.
Selain itu, kondisi ekonomi kaum milenial saat ini pun sudah tergolong cukup berkembang. Kebutuhan pembiayaan, baik untuk konsumer maupun usahanya meningkat cukup pesat. 
Bank syariah harus gesit untuk menangkap peluang tersebut. Bank syariah juga tak perlu hanya mengandalkan faktor populasi muslim di Indonesia yang begitu besar. Bagi masyarakat, kelengkapan dan keterjangkauan terhadap layanan bank adalah kebutuhan mutlak.
Kita juga mengharapkan bankir-bankir syariah memanfaatkan momentum kinerja yang cukup baik saat ini terutama dalam pengelolaan kualitas pembiayaan, untuk mempertahankan pencapaian target usaha hingga akhir tahun nanti.
Kolektibilitas yang relatif lebih baik dari bank konvensional membuat perbankan syariah punya ruang untuk aktif dan gencar menyalurkan pembiayaan, khususnya pada pembiayaan konsumer seperti pemilikan rumah.
Dengan ekonomi yang mulai bergerak lagi, bankir-bankir syariah harus juga inovatif karena yang akan menentukan kemampuan bank meraup laba di saat pandemi ini adalah pertumbuhan, kualitas aset, dan efisiensi.


(https://koran.bisnis.com/m/read/20200831/245/1284889/editorial-momentum-ekspansi-perbankan-syariah)

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi