Laba naik, saham Astra bisa Rp63 ribu/lembar

PT Astra International Tbk berhasil meraup laba bersih 2010 sebesar Rp14,37 triliun, naik 43,13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang didorong kuatnya permintaan konsumen dan pembiayaan dengan suku bunga yang menarik.

Pembentukan laba bersih sebesar itu dan laba bersih per saham yang terdongkrak menjadi Rp3.549 dari tahun sebelumnya sebesar Rp2.480, menurut laporan yang dikeluarkan emiten dengan kode saham ASII (24 feb 2011), setelah perseroan membukukan pendapatan senilai Rp129,99 triliun hingga akhir 2010, tumbuh 31,93% dibandingkan dengan 2009 senilai Rp98,53 triliun.

Selain itu, pendapatan dari pos lain-lain tercatat Rp1,42 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan 2009 sebesar Rp913 miliar. Perseroan juga mencatat penurunan beban bunga dari Rp485 miliar pada 2009, menjadi Rp484 miliar di penghujung 2010.

"Bisnis Grup Astra menunjukkan kinerja yang sangat memuaskan pada tahun 2010, membuat Astra mencatatkan rekor laba dan aktiva bersih per lembar saham yang tertinggi selama ini. Kami memprediksikan iklim bisnis 2011 tetap menggembirakan dengan tingkat pertumbuhan laba diharapkan tetap prospektif," ujar Presdir Astra International Prijono Sugiarto kemarin.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2010 mencapai 6,1%, yang mendorong kuatnya permintaan konsumen, masuknya investasi asing dan ketersediaan pembiayaan konsumen dengan tingkat suku bunga yang menarik ikut mendongkrak kelompok usaha tersebut.

Bila dilihat dari kontribusinya, sektor otomotif memberikan sumbangan laba bersih mencapai Rp7,1 triliun, atau hampir 50% dari seluruh pendapatan yang dibukukan perseroan sepanjang tahun lalu.
Membuntuti divisi otomotif yakni jasa pembiayaan yang menyumbang Rp2,9 triliun atau 20,18%, lalu divisi alat berat dan pertambangan dengan sumbangan pendapatan Rp2,3 triliun, dan divisi agribisnis Rp1,6 triliun.

Sikap optimisme juga diungkapkan Direktur PT Astra Otoparts Tbk Robby Sani. Dia optimistis pendapatan perusahaan itu tahun ini bisa mencapai di atas pencapaian 2010sebesar Rp6,25 triliun.

Keyakinan itu, lanjutnya, sejalan dengan rencana operasional pabrik baru yang akan memproduksi kompresor pendingin udara mulai Juni 2011 dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 1 juta unit. Anak usaha Astra Grup ini memiliki saham 25,7% dari pabrik baru yang di beri nama TD Automotive Compressor Indonesia (TACI).

Berkaitan dengan pencapaian Astra, menurut Vice President PT Erdikha Elite Sekuritas M. Reza., kinerja kelompok usaha itu telah memenuhi ekspektasi pelaku pasar, mengingat seluruh lini industrinya menunjukan kinerja yang cukup bagus dan memberi kontribusi positif sepanjang tahun lalu.

"Kinerja Astra International tentunya inline dengan anak usahanya. Sepanjang tahun lalu, kinerja anak usahanya cukup bagus. Pasar tentunya akan merespons positif, indeks akan bergerak naik," ujarnya kepada Bisnis.

Hanya sesaat sebelum pengumuman kinerja Grup Astra kemarin, indeks masih ditutup melemah 0,79% ke level 3.433,97. Kondisi terus melemahnya indeks juga terkena terhadap emiten ASII itu. Dalam penutupan perdagangan kemarin, saham emiten itu turun 500 poin menjadi Rp51.400.

Reza memprediksi valuasi harga saham Astra International pada tahun ini bisa mencapai Rp63.000 dengan price to earning (PE) di kisaran 13-15 kali serta asumsi rata-rata harga saham domestik di kisaran Rp3.400. "Sekarang ini harga saham di pasar kita kategori termasuk cukup murah," tuturnya.

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi