Seperti apa hubungan dagang RI-Prancis?
Indonesia dan Prancis sepakat menargetkan peningkatan total nilai perdagangan antara kedua negara pada sepanjang tahun ini sebesar 10% dari total nilai perdagangan tahun lalu.
"Perdagangan Indonesia dengan Prancis pada 2009 mencapai US$2,5 miliar. Nilai ini tidak berkembang. Tentu kami harus memikirkan cara bagaimana menaikkan nilai perdagangan tersebut setelah diskusi ini. Tapi kami menargetkan perdagangan tumbuh 10%," ujar Mari usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi, Keuangan dan Industri Prancis Christine Lagarde, hari ini (24 Feb 2011).
Hal senada juga disampaikan oleh Christine Lagarde. Menurut dia, total perdagangan pada tahun ini seharusnya tumbuh lebih bagus dibandingkan pada tahun sebelumnya. Pada 2010, menurut dia, perdagangan kedua negara hanya tumbuh 5%.
"Sangat kecil tumbuhnya. Kami menginginkan adanya pertumbuhan yang double menjadi 10% dari 5% pada tahun sebelumnya," katanya.
Dalam kunjungan tersebut, Christine Lagarde didampingi Junior Minister of Transportation Prancis Thierry Mariani. Christine membawa delegasi MEDEF (Asosiasi of French Enterpreneurs) Internasional yang terdiri dari 40 orang wakil perusahaan terkemuka Prancis di bidang energi, pertambangan, transportasi, ritel, konstruksi, water treatment, maritim, dan jasa keuangan baik yang sudah beroperasi di Indonesia maupun yang akan berinvestasi di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor non migas Indonesia ke Prancis sepanjang 2010 mencapai US$1,12 miliar. Pada Januari-Desember 2009, nilai ekspor non migas ke negara itu hanya sebesar US$870,2 juta.
Adapun impor non migas dari Perancis pada 2010 sebesar US$1,31 miliar atau mengalami penurunan 18% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$1,62 miliar.
Total perdagangan Indonesia dengan Prancis pada 2010 sebesar US$2,44 miliar, turun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$2,49 miliar.
Indonesia masih mencatat defisit dengan Prancis. Namun, defisit dengan negara itu pada 2010 menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada 2010, defisit perdagangan Indonesia dengan Prancis sebesar US$195,2 juta. Adapun pada 2009, defisit perdagangan dengan negara itu mencapai US$752,6 juta.
Menurut Mari, komposisi komoditi yang diimpor Indonesia dari Prancis merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia terus mencatat defisit sepanjang 2005-2010.
Beberapa produk impor yang mengalami peningkatan tajam antara lain senjata militer dan alat perlengkapan transportasi udara seperti helikopter, pesawat serta mesin-mesin industri pembuatan karet dan plastik.
Adapun produk ekspor Indonesia ke Prancis adalah transformer elektrik, konverter statis, furnitur dan bagiannya, kakao, lemak nabati dan minyak, alas kaki, plastik, dan pakaian jadi.
"Perdagangan Indonesia dengan Prancis pada 2009 mencapai US$2,5 miliar. Nilai ini tidak berkembang. Tentu kami harus memikirkan cara bagaimana menaikkan nilai perdagangan tersebut setelah diskusi ini. Tapi kami menargetkan perdagangan tumbuh 10%," ujar Mari usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi, Keuangan dan Industri Prancis Christine Lagarde, hari ini (24 Feb 2011).
Hal senada juga disampaikan oleh Christine Lagarde. Menurut dia, total perdagangan pada tahun ini seharusnya tumbuh lebih bagus dibandingkan pada tahun sebelumnya. Pada 2010, menurut dia, perdagangan kedua negara hanya tumbuh 5%.
"Sangat kecil tumbuhnya. Kami menginginkan adanya pertumbuhan yang double menjadi 10% dari 5% pada tahun sebelumnya," katanya.
Dalam kunjungan tersebut, Christine Lagarde didampingi Junior Minister of Transportation Prancis Thierry Mariani. Christine membawa delegasi MEDEF (Asosiasi of French Enterpreneurs) Internasional yang terdiri dari 40 orang wakil perusahaan terkemuka Prancis di bidang energi, pertambangan, transportasi, ritel, konstruksi, water treatment, maritim, dan jasa keuangan baik yang sudah beroperasi di Indonesia maupun yang akan berinvestasi di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor non migas Indonesia ke Prancis sepanjang 2010 mencapai US$1,12 miliar. Pada Januari-Desember 2009, nilai ekspor non migas ke negara itu hanya sebesar US$870,2 juta.
Adapun impor non migas dari Perancis pada 2010 sebesar US$1,31 miliar atau mengalami penurunan 18% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$1,62 miliar.
Total perdagangan Indonesia dengan Prancis pada 2010 sebesar US$2,44 miliar, turun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$2,49 miliar.
Indonesia masih mencatat defisit dengan Prancis. Namun, defisit dengan negara itu pada 2010 menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada 2010, defisit perdagangan Indonesia dengan Prancis sebesar US$195,2 juta. Adapun pada 2009, defisit perdagangan dengan negara itu mencapai US$752,6 juta.
Menurut Mari, komposisi komoditi yang diimpor Indonesia dari Prancis merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia terus mencatat defisit sepanjang 2005-2010.
Beberapa produk impor yang mengalami peningkatan tajam antara lain senjata militer dan alat perlengkapan transportasi udara seperti helikopter, pesawat serta mesin-mesin industri pembuatan karet dan plastik.
Adapun produk ekspor Indonesia ke Prancis adalah transformer elektrik, konverter statis, furnitur dan bagiannya, kakao, lemak nabati dan minyak, alas kaki, plastik, dan pakaian jadi.
Comments