TV One, Viva News, dan rencana IPO
PT Visi Media Asia, grup usaha media milik Aburizal Bakrie, menunjuk Credit Suisse selaku penjamin emisi (underwriter) internasional menyusul rencana perusahaan melangsungkan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) tahun ini.
Presiden Direktur Viva Media Grup Anindya N. Bakrie mengatakan perusahaan ini telah memastikan akan dibantu oleh PT Ciptadana Securities, PT Danatama Makmur, dan Credit Suisse yang akan bertindak selaku underwriter.
“Underwriter global kami akan dibantu Credit Suisse, kami sudah undang mereka. Selain itu ada Danatama dan Ciptadana,” ujarnya.
Visi Media Asia merupakan kelompok usaha media yang mengendalikan dua stasiun televisi, TV One dan Antv, serta portal berita online Vivanews.
Namun berkaitan dengan berapa porsi kepemilikan yang akan dilepas serta target dana yang diincar dari IPO tersebut, Anindya enggan menjawabnya. Namun, beredar kabar Visi Media bakal melepas 20%-30% kepemilikannya kepada publik. Dari pelepasan tersebut, perusahaan ini diperkirakan meraup dana hingga Rp1 triliun.
“Saat ini masih kita hitung. Dengan pelepasan saham ini, kami berencana meningkatkan kapasitas kami sebagai televisi nasional dan bisnis media melalui layanan internet,” katanya.
Sepanjang tahun lalu, Anindya menambahkan seluruh divisi usaha media milik Grup Bakrie ini berjalan lancar dan mampu mengangkat performa perusahaan. “Vivanews boleh dibilang saat ini berada di posisi kedua untuk tingkat kunjungan portal berita online,” tuturnya.
Dia menuturkan pascapenawaran umum ini, Visi Media akan memperkuat struktur bisnis di TV One sebagai televisi berita nasional, sementara Antv sebagai televisi yang kian marak menawarkan sajian olah raga dan hiburan.
Berdasarkan riset Nielsen per Oktober 2010, pangsa pemirsa TV One dan Antv masih kalah dari stasiun televisi yang dikendalikan oleh MNC Grup milik Harry Tanoesudibyo, Trans Grup milik Chaerul Tanjung, dan SCTV yang dikendalikan oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk.
Penguasaan pasar pemirsa Antv tercatat 7,1%,sementara TV One sebesar 4,9%.
Vice President PT Erdikha Elit Sekuritas M. Reza mengungkapkan price to earning (PE) rata-rata di pasar saham domestik pada 2011 diperkirakan sebesar 13 kali dengan asumsi indeks harga saham gabungan (IHSG) di kisaran 3.400.
Menurut dia IPO Viva Media akan menarik minat pasar, jika PE perusahaan media grup Bakrie ini di bawah rata-rata pasar domestik.
“Sekarang ini PE rata-rata MNC grup dan SCTV di kisaran 15 kali. Kalau Viva Media berhasil di bawah itu, tentu IPO mereka akan menarik bagi pasar,” jelasnya.
Meski tidak sedikit kalangan yang meragukan kinerja grup usaha Bakrie, Reza masih optimistis IPO Viva Media akan menggairahkan pasar.
“Kinerja industri media itu kan bisa terlihat jelas,” pungkasnya.
Presiden Direktur Viva Media Grup Anindya N. Bakrie mengatakan perusahaan ini telah memastikan akan dibantu oleh PT Ciptadana Securities, PT Danatama Makmur, dan Credit Suisse yang akan bertindak selaku underwriter.
“Underwriter global kami akan dibantu Credit Suisse, kami sudah undang mereka. Selain itu ada Danatama dan Ciptadana,” ujarnya.
Visi Media Asia merupakan kelompok usaha media yang mengendalikan dua stasiun televisi, TV One dan Antv, serta portal berita online Vivanews.
Namun berkaitan dengan berapa porsi kepemilikan yang akan dilepas serta target dana yang diincar dari IPO tersebut, Anindya enggan menjawabnya. Namun, beredar kabar Visi Media bakal melepas 20%-30% kepemilikannya kepada publik. Dari pelepasan tersebut, perusahaan ini diperkirakan meraup dana hingga Rp1 triliun.
“Saat ini masih kita hitung. Dengan pelepasan saham ini, kami berencana meningkatkan kapasitas kami sebagai televisi nasional dan bisnis media melalui layanan internet,” katanya.
Sepanjang tahun lalu, Anindya menambahkan seluruh divisi usaha media milik Grup Bakrie ini berjalan lancar dan mampu mengangkat performa perusahaan. “Vivanews boleh dibilang saat ini berada di posisi kedua untuk tingkat kunjungan portal berita online,” tuturnya.
Dia menuturkan pascapenawaran umum ini, Visi Media akan memperkuat struktur bisnis di TV One sebagai televisi berita nasional, sementara Antv sebagai televisi yang kian marak menawarkan sajian olah raga dan hiburan.
Berdasarkan riset Nielsen per Oktober 2010, pangsa pemirsa TV One dan Antv masih kalah dari stasiun televisi yang dikendalikan oleh MNC Grup milik Harry Tanoesudibyo, Trans Grup milik Chaerul Tanjung, dan SCTV yang dikendalikan oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk.
Penguasaan pasar pemirsa Antv tercatat 7,1%,sementara TV One sebesar 4,9%.
Vice President PT Erdikha Elit Sekuritas M. Reza mengungkapkan price to earning (PE) rata-rata di pasar saham domestik pada 2011 diperkirakan sebesar 13 kali dengan asumsi indeks harga saham gabungan (IHSG) di kisaran 3.400.
Menurut dia IPO Viva Media akan menarik minat pasar, jika PE perusahaan media grup Bakrie ini di bawah rata-rata pasar domestik.
“Sekarang ini PE rata-rata MNC grup dan SCTV di kisaran 15 kali. Kalau Viva Media berhasil di bawah itu, tentu IPO mereka akan menarik bagi pasar,” jelasnya.
Meski tidak sedikit kalangan yang meragukan kinerja grup usaha Bakrie, Reza masih optimistis IPO Viva Media akan menggairahkan pasar.
“Kinerja industri media itu kan bisa terlihat jelas,” pungkasnya.
Comments