Industri agrokimia jadi prioritas

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memprioritaskan pembangunan industri pengolahan berbasis agrokimia untuk mendorong penciptaan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja 90.000 orang per tahun dalam RPJM 2010 – 2014.
Dokumen Program Prioritas Kemenperin 2010 – 2014 disebutkan pembangunan agroindustri tersebut difokuskan dalam sistem klaster. Sebanyak 16 klaster agroindustri diharapkan dapat terbangun di berbagai wilayah potensial Indonesia pada periode tersebut.
Ke-16 klaster tersebut adalah klaster industri berbasis pertanian dan oleokimia, barang karet, kopi, furnitur, kertas, kakao, pengolahan kelapa, hasil laut, pengolahan buah, susu, keramik, petrokimia, semen, garam, dan bahan bakar nabati (BBN).
Selain itu, terdapat dua megaproyek revitalisasi yang harus diselesaikan pada 2010 – 2014 yakni revitalisasi industri pupuk dan gula.
Kemenperin menargetkan sebanyak enam pabrik urea, lima pabrik NPK, dan 20 pabrik pupuk organik baru akan terbangun pada 2014. Pada saat bersamaan, sebanyak 11 pabrik gula baru akan terbangun untuk meningkatkan kapasitas terpasang sebesar 2,5 juta ton per tahun.
“Di dalam raker Cipanas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kemenperin diminta secara khusus menyiapkan fasilitas insentif berupa skim keuangan bagi industri agro berbasis pertanian. Ini masih dibahas,” katanya seusai membuka Raker Internal Kemenperin 2010, hari ini.
Menurut Hidayat, para petani yang selama ini menjadi tumpuan bergeraknya sektor agroindustri kesulitan memperoleh akses permodalan dan prosedur agunan yang memberatkan. Selain mendapatkan pembebasan lahan, lanjutnya, para petani juga perlu memeroleh keringanan agunan.

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi