Kinerja Indosat 2009

PT Indosat Tbk, operator seluler terbesar kedua di Indonesia, mencetak pendapatan Rp18,4 triliun pada akhir 2009, menurun 1,39% dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya Rp18,66 triliun.

Laba bersih Indosat juga tergerus sebesar 20,24% dari Rp1,88 triliun pada 2008 menjadi Rp1,50 triliun pada akhir 2009. Beban usaha perusahaan naik 9% dari Rp13,93 triliun menjadi Rp15,18 triliun.

Dibandingkan dengan kinerja kuartal III/2009, pendapatan usaha pada kuartal IV/2009 meningkat sebesar Rp5 triliun atau sekitar Rp37,16%. Laba bersih kuartal IV/2009 juga tumbuh sekitar 3,33% dibandingkan kuartal III/2009.

Jumlah pelanggan Indosat pada akhir 2009 menurun 9,3% dari 36,5 juta menjadi 33,1 juta pelanggan.

Pendapatan Indosat 2009 itu 2,34% di bawah konsensus pendapatan dari para analis yang dikompilasi oleh Bloomberg sebesar Rp18,74 triliun. Konsensus analis memperkirakan EBITDA dan laba bersih Indosat pada tahun lalu mencapai Rp9,01 triliun dan Rp1,67 triliun.

VP Public Relations Indosat Adita Irawati mengatakan kontribusi tiga sektor, yaitu seluler, multimedia, komunikasi, data dan Internet (Midi), serta telekomunikasi tetap pada kuartal terakhir tahun lalu tidak akan bergerak terlalu jauh dari kontribusi pada kuartal sebelumnya.

“Pada kuartal ketiga, pendapatan usaha terbesar hingga 75% dihasilkan dari seluler, lalu Midi 15%, dan sisanya dari telekomunikasi tetap,” ujarnya, hari ini.

Kondisi yang dialami Indosat berbanding terbalik dengan kinerja induk perusahaannya Qatar Telecom QSC yang meraih kenaikan laba sebesar 21% seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan baru dan perluasan wilayah pemasaran.

Laba Qtel pada 2009 naik menjadi 2,78 miliar riyal (US$764 juta) dari 2,31 riyal pada tahun sebelumnya. Pada kuartal IV/2009, laba perusahaan turun 7,9% menjadi 431 juta riyal.

CEO Qtel Nasser Marafih, seperti dikutip dari Bloomberg, mengatakan perusahaan berfokus pada upaya peningkatan infrastruktur jaringan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan terutama dalam layanan data dan broadband.

Pertumbuhan pelanggan di Irak, Aljazair, dan Indonesia menyumbangkan lebih dari 76% terhadap pendapatan perusahaan.

Analis BNI Securities Akhmad Nurcahyadi mengatakan membidik pertumbuhan pelanggan tidak dapat diandalkan sebagai penopang utama dari pendapatan usaha.

"Kontribusi dari pelanggan terhadap pendapatan itu yang harus ditekankan. Kalau setelah menggunakan Indosat lalu kemudian berpindah nomor tidak akan mendatangkan pendapatan yang signifikan," ujarnya, kemarin.

Dia menambahkan di tengah kompetisi yang kian ketat Indosat harus mampu mengemas strategi pemasaran yang mampu meningkatkan kontribusi dari tiap-tiap pelanggan dan melirik lini usaha lain, seperti akses data yang membantu mendatangkan pertumbuhan pendapatan bagi perusahaan.

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh