Garam dan bahayanya

Industri makanan mungkin harus menghadapi pembatasan sodium dari pemerintah AS jika pelaku industri ini tidak secara suka rela mengurangi kadar garam di makanan olahan mereka. Begitulah pendapat Thomas Freiden, direktur Pusat Penyembuhan Penyakit dan Pencegahan.

Freiden yang sebelumnya mengepalai departemen kesehatan New York mengatakan bahwa perubahan substansial dalam produksi makanan dibutuhkan untuk meningkatkan tingkat kesehatan di AS dengan mengurangi konsumsi garam. Pengurangan kadar garam oleh produsen makanan olahan akan mengurangi konsumsi garam masyarakat di luar pajak yang dikenakan pada makanan kemasan.

Masyarakat dewasa AS mengkonsumsi kira-kira 3.900 mg sodium/hari—lebih dari dua kali yang direkomendasikan dalam panduan diet pemerintah AS, menurut hasil studi Stanford University.

Asupan sodium yang berlebihan menyebabkan tekanan darah tinggi, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, ujar Freiden dalam editorial edisi kemarin.

“Karena lebih dari ¾ asupan sodium warga Amerika berasal dari makan olahan dan makan di restoran, akan sangat sulit bagi tiap masyarakat AS untuk membatasi konsumsi makanan mereka agar dapat hidup sehat,” ujar Frieden.

Jika produsen makanan tidak mengurangi kadar garam dalam makanan tersebut, maka peraturan baru mengenai kadar sodium pada makanan kemasan dan makanan olahan harus dibuat.

Reaksi Perusahaan
Senior manager kebijakan ilmu pengetahuan, nutrisi dan kesehatan pada Grocery Manufacturers of America, Melissa Musiker, mengatakan bahwa industri makanan telah berusaha untuk membantu AS dalam mengurangi asupan sodium.

Produsen terbesar sup di dunia, Campbell Soup Co dan Hormel Foods Corp adalah dua produsen makanan anggota kelompok Washington yang telah mengumumkan reduksi kadar sodium. Grup Washington ini mewakili lebih dari 200 produsen makanan dan minuman.

Freid menyampaikan dasar untuk mengurangi kadar garam dalam makanan olahan di New York sebelum Obama memilihnya tahun lalu untuk memimpin CDC yang berbasis Atlanta. Freid juga melarang rokok dan makanan berlemak di restoran di seluruh kota selama tujuh tahun kepemimpinannnya sebagai komisioner kesehatan.

Pemerintah New York mengumumkan upayanya pada bulan Januari untuk mendorong produsen makanan dan gerai restoran untuk dengan sukarela mengurangi 25% kadar garam dalam lima tahun.

Studi yang dilakukan oleh Stanford mengatakan bahwa konsumsi sodium AS mungkin berkurang 9,5% jika pembuat kebijakan AS meniru langkah UK yaitu bekerja sama dengan industri makanan untuk mengurangi kadar garam ini makanan olahan.

Pengurangan kadar garam ini akan memicu penurunan tekanan darah tinggi, mencegah lebih dari 513.000 kasus stroke dan lebih dari 480.000 kasus serangan jantung diantara penduduk AS yang berusia antara 40-85 tahun. Ini juga akan memangkas US$32 miliar biaya kesehatan.

Upaya sukarela
Produsen makanan telah “berusaha dengan sukarela seringkali tanpa sepengetahuan konsumen terkait pengurangan kadar sodium dan mereka berencana untuk terus melakukan hal ini” ujar Musiker dalam wawancara kemarin.

Menurut laporan pada 11 Januari, perusahaan berbasis Camden, New Jersey, Campbell mengatakan bahwa mereka telah menawarkan pengurangan kadar sodium lebih dari empat kali lipat pada lebih dari 110 produk di tahun 2005. Campbell mengurangi kadar sodium pada lebih dari 90 jenis sup termasuk sup tomat kental dan minuman jus sayuran V8.

Sementara itu, produsen makanan berbasis Omaha, Nebraska, ConAgra Foods Inc mengatakan pada tahun 2007 bahwa inisiatif sukarela mereka untuk mengurangi kadar sodium pada beberapa produk seperti makanan beku, Marie Callender, popcorn, Orville Redenbacher dan ravioli, Chef Boyardee telah menghilangkan 2,8 juta pon bobot dalam diet masyarakat AS tiap tahunnya.

Hormel yang berbasis di Austin, Minnesota, produsen jenis daging Spam dan kalkun Jennie O mengatakan bahwa mereka telah mengurangi lebih dari 560.000 pon garam dari produk mereka pada tahun 2007 dan 438.738 pada 2008.

“Setelah pengendalian terhadap konsumsi tobacco, maka intervensi pemerintah selanjutnya yang paling murah untuk mengendalikan penyakit kronis adalah intervensi pada asupan sodium,” ujar Freiden pada editorial yang ditulis dengan Peter Briss, rekan direktur CDC untuk bagian ilmu pengetahuan.

“Berdasarkan data kami, sepertinya intervensi ini tepat dilakukan karena sangat murah dan penyakit kardiovaskular merupakan masalah besar dan tekanan darah tinggi adalah sebuah dampak besar dari penyakit kardiovaskular,” ujar Smith-Spangler, doctor di Cente for Health Policy di Stanford.

Studi panjang
Pemerintah harus melakukan studi kasus dalam waktu panjang terkait keuntungan kesehatan dari diet dengan kadar garam rendah sebelum diaplikasikan pada masyarakt, ujar Dick Hanneman, presiden Salt Institute di Alexandria, Virginia.

Grup ini melambangkan produsen garam seperti Morton Salt yang berbasis Chicago yang merupakan unit dari K+S AG. “Ada sebuah bukti ilmiah yang mempertanyakan kesimpulan Dr. Freiden,” ujar Hanneman dalam wawancara kemarin.

"Langkah selanjutnya yang tepat adalah melakukan studi kesehatan terhadap hasil dari diet berkadar sodium rendah."

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi