Android vs Blackberry

Operator seluler di Indonesia dinilai akan lebih menggarap layanan Android dibandingkan BlackBerry di waktu mendatang, sebab keuntungannya lebih besar.
Agus Hamonangan, Koordinator ID-Android, mengungkapkan berdasarkan informasi yang diperolehnya, operator yang menggelar layanan BlackBerry kini harus bayar lisensi US$6 s.d US$10 per pelanggan setiap bulannya.
Di sisi lain, biaya penggunaan bulanan server dedicated ke kantor pusat produsen BlackBerry, RIM, di Kanada juga tidak murah. Oleh karenanya, marjin yang diperoleh sangat tipis dibandingkan layanan lainnya.
”Sebut misalnya tarif BlackBerry terbaru, Rp88.000 per bulan. Kalau harus bayar lisensi bulanan US$8, artinya marjin per pelanggan hanya Rp8.000. Ini tidak bagus, terlalu kecil dibandingkan investasinya,” katanya kepada Bisnis kemarin.
Dia menjelaskan marjin tadi makin tergerus karena biaya pemasaran yang dikeluarkan sekarang tambah besar, seiring kecenderungan perang tarif dari lima operator GSM yang menyediakan layanannya.
Menurut Agus, Android menjadi pilihan karena selain layanan yang diberikan sangat potensial digemari masyarakat, model bisnisnya pun sama sekali berbeda dan cenderung menguntungkan operator.
”Mana ada tawaran seperti layanan Google Market, aplikasi apapun, baik yang beta maupun versi akhir, umumnya ditawarkan gratis. Sebab prinsip bisnisnya kan opensource, siapapun bisa akses dan perbaiki.”
Division Head BlackBerry & Customer Device PT Indosat Agung Wijanarko mengakui bahwa skema bisnis yang ditawarkan Google sebagai pengembang Android, lebih menarik bagi kebanyakan operator.
Pasalnya, lanjut dia, tidak ada sepeserpun lisensi yang harus dibayar operator kepada pengembang sistem. Di sisi lain, aplikasi derivatif yang ditawarkan dari sistem itu juga mayoritas diakses pengguna secara gratis.
Ekosistem bisnis lain yang dianggap menguntungkannya adalah ketersediaan aplikasi di luar maupun dalam negeri yang berlimpah.Hingga sekarang, Indosat telah memayungi sekitar 30 developer nasional.
”Jadi, kami hanya tinggal sediakan jaringan, yang memang jadi bisnis kami selama ini. Bila sudah diakses pengguna, tak ada fee yang harus kami bayar. Ini adalah binsis penyeimbang BlackBerry yang sangat potensial.”
Oleh karenanya, anak perusahaan Qatar Telecom ini menargetkan total pelanggan Android Indosat pada akhir tahun ini mencapai 100.000 nomor dengan strategi awal menggandeng enam vendor ponsel ternama.
Agung mengungkapkan berdasarkan pengamatannya, sistem operasi ponsel ini akan mulai memasuki periode kulminasi pemasaran pada 2012 mendatang seiring makin banyaknya vendor yang menjual.
”Namun demikian, bukan berarti kami akan lupakan BlackBerry. Ini tetap kami garap, apalagi jumlah pelanggan Indosat sudah kembali yang terbesar di Indonesia. Namun nanti kami garap juga Android sebagai [bisnis] penyeimbang.”

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi