Penjualan domestik topang emiten konsumsi

Oleh Fahmi Achmad
Bisnis Indonesia

JAKARTA: Tiga emiten utama produsen barang konsumsi menangguk untung yang signifikan selama 2009 terdorong kinerja penjualan domestik sepanjang tahun lalu yang meningkat setidaknya 13%.
PT Unilever Indonesia Tbk tetap menjadi emiten barang konsumsi pencatat penjualan 2009 tertinggi sebesar Rp18,25 triliun atau naik 17.13% dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya yang Rp15,58 triliun.
Produsen yang memiliki 17 merek produk konsumsi utama ini meraih laba usaha 2009 senilai Rp4,21 triliun atau tumbuh 22,74% dari Rp3,43 triliun pada 2008. Dampaknya laba bersih Unilever pada tahun lalu mencapai Rp3,04 triliun atau Rp399 per saham dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp2,41 triliun atau Rp315 per saham.
Peningkatan signifikan oleh penjualan domestik juga menopang laba bersih PT Mandom Indonesia Tbk yang mencapai Rp124,6 miliar atau tumbuh 8,5% dari 2008 sebesar Rp114,9 miliar.
Presiden Direktur Mandom Indonesia Tatsuyoshi Kitamura dalam siaran pers baru-baru ini mengungkapkan penjualan domestik perseroaan tahun lalu menembus Rp1 triliun atau tumbuh 13,4% dari pencapaian 2008 sebesar Rp915,4 miliar.
Sementara itu penjualan ekspor mencapai Rp351 miliar atau tumbuh 8,2% dibandingkan dengan penjualan ekspor 2008 sebesar Rp324,4 miliar. Total penjualan bersih tercatat sebesar Rp1,4 triliun, tumbuh 12,0% dibandingkan dengan penjualan bersih 2008 sebesar Rp1,2 triliun.
Dari segi kategori produk, pertumbuhan penjualan terbesar dicatatkan oleh kategori perawatan kulit dan rias yang tumbuh 20,6% dari Rp369,8 miliar pada 2008 menjadi Rp445,8 miliar. Terbesar kedua dicatatkan oleh kategori perawatan rambut yang tumbuh 14,7% dari Rp466,3 miliar menjadi Rp534,9 miliar pada 2009.
Sementara itu dari segi merek, penjualan Gatsby membukukan pertumbuhan sebesar 19,0% dari Rp456,6 miliar menjadi Rp543,4 miliar pada 2009. Pixy membukukan penjualan sebesar Rp325,5 miliar atau tumbuh 16,9% dari penjualan 2008 sebesar Rp278,4 miliar.
Merek utama lainnya yaitu Pucelle membukukan pertumbuhan 12,8% dari Rp175,4 miliar menjadi Rp197,9 miliar.
Tatsuyoshi menjelaskan selama 2009, beban usaha meningkat karena Biaya iklan dan promosi naik 27,2% dari Rp128,5 miliar pada 2008 menjadi Rp163,4 miliar. Investasi ini adalah investasi iklan dan promosi terbesar yang pernah dilakukan oleh perseroan selama ini.
Namun, ujar Tatsuyoshi, dengan berbagai usaha seperti menaikkan harga jual untuk sebagian produk, melakukan pembelian terencana secara tuntas, dan lain sebagainya, rasio beban pokok penjualan terhadap penjualan bersih dapat dipertahankan pada posisi 63,4%, sama dengan posisi pada 2008.

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi