Ekspor Vanili Indonesia

Posisi Indonesia sebagai eksportir vanili dunia terus turun. Pada tahun 2008, Indonesia masih menjadi produsen vanili dunia nomor dua setelah Madagaskar. Pada tahun 2009, posisi Indonesia sudah terdepak dari lima besar produsen dunia.

Petani sekaligus pelaku ekspor vanili, Agus Ramada (31) di Bandung, Selasa (2/3/2010), mengatakan, posisi Indonesia saat ini bahkan berada di bawah Uganda. Perkebunan vanili Indonesia mengalami masa-masa kejayaan pada tahun 1990-1995.

Saat itu, vanili sudah dianggap sebagai emas hijau karena harganya yang mencapai 400 dollar AS per kilogram (kg ) kering. Terakhir, harga yang termasuk tinggi yakni pada tahun 2000 sekitar Rp 2 juta per kg. Kini, kondisi petani vanili di Indonesia sungguh menyedihkan.

Mata rantai yang begitu panjang menjadi kendala petani untuk meraih penghasilan lebih besar. Petani menyetor ke bandar yang diteruskan kepada pengumpul utama, lalu pelaku pemrosesan pengiriman, dan akhirnya eksportir. Padahal, Indonesia sebenarnya memiliki spesies vanili yang unggul.

"Jenis itu adalah planifolia yang menurut saya, terbaik di dunia. Planifolia bisa ditanam di Uganda atau Madagaskar tapi mutu tak sebagus di Indonesia," kata Agus.

Berdasarkan itu, Indonesia sebenarnya sangat berpotensi menjadi produsen vanili dunia kelas atas. Tata niaga vanili juga perlu diiringi pola kemitraan untuk menjaga kualitas. Beberapa tahun lalu, vanili Indonesia yang bermutu rendah ditolak negara-negara maju.

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi