XL Axiata vs Telkomsel di segmen iPhone 4


Bisnis gemuk di segmen iPhone 4 yang digarap Telkomsel membuat XL Axiata juga tak tinggal diam dengan memasang strategi baru.

Sementara itu rencana PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengakuisisi operator seluler asal Kamboja CamGSM diharapkan terealisasi pada akhir semester I/2011 menyusul selesainya proses uji tuntas.

Kedua perusahaan telekomunikasi itu kini diketahui sedang melakukan tawar menawar nilai akusisi saham.

"Due diligence [uji tuntas] sudah selesai, dan cocok. Tinggal masalah harga saja. Mudah-mudahan semester I ini bisa closed. Dana akuisisi itu dari Telkom," jelas Executive GM Multimedia Division Telkom Joddy Hernady usai perayaan pelanggan ke-100 juta Telkomsel, 26 April 2011.

Dia menuturkan setelah proses akuisisi terealisasi, transfer pengetahuan dan produk akan dilakukan antara kedua perusahaan.

Joddy memaparkan CamGSM adalah perusahaan yang murni dimiliki oleh swasta, dan merupakan operator seluler penguasa pangsa pasar di Kamboja. CamGSM berdiri pada 1998, dan saat ini perseroan terkenal dengan produk Cellcard.

Telkom, katanya, sangat berminat bisa masuk ke pasar seluler Kamboja karena pasar yang masih luas.
"Saat ini, penetrasi seluler baru 40% dari total jumlah penduduk Kamboja sekitar 14,5 juta orang. Pasar seluler di negara itu masih luas," jelas Joddy.

Di tempat yang sama, Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah mengatakan pihaknya ingin menjadi pemegang saham mayoritas di CamGSM, atau minimal memiliki 51% di perusahaan itu.

Namun, dia menuturkan proses akuisisi itu masih dalam pembahasan dan pihaknya tidak bisa memastikan kapan bisa terlaksana. "Doakan saja di tahun ini bisa terlaksana. Jika itu terlaksana, nanti yang mengoperasikan di sana [CamGSM] adalah Telkom dan Telkomsel," paparnya.

Rinaldi memaparkan Telkom memang mencari peluang berbisnis seluler di negara lain, diantaranya Kamboja, seiring jenuhnya pasar di dalam negeri.

Menurut dia, kontribusi pendapatan dari anak usaha Telkomsel yang saat ini mencapai 60% ke depannya akan berkurang seiring dengan pasar yang jenuh.

Jenuhnya pasar seluler di dalam negeri mulai dirasakan sejak tahun lalu. Data Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) mencatat bahwa pengguna telepon saat ini mencapai 243 juta orang, terdiri dari pemakai telepon seluler 203 juta orang, fixed wireless access (FWA) 31,7 juta orang, dan telepon tetap 8,3 juta orang.

Jumlah pengguna telepon itu melebih populasi di Indonesia yang sekitar 237 juta orang, sehingga industri telekomunikasi nasional dinilai memasuki fase kritis.

Perkembangan lainnya terkait wacana Telkom membeli kembali 35% saham Telkomsel yang kini dikuasai SingTel, Singapura, Rinaldi mengatakan manajeman akan segera membahas itu dengan pihak terkait.
"Kami mau melakukan buy back. Pilihannya adalah tidak sama sekali [buy back], atau mengambil seluruh saham SingTel. Yang harus diingat adalah, apakah SingTel mau menjual sahamnya. Kami akan bahas itu," paparnya.
Sementara itu terkait dengan dividen Telkom, Komisaris Utama Telkom Jusman Syafii Djamal mengatakan perseroan berupaya mengakomodir keinginan pemerintah yakni sebesar 50% hingga 55% dari laba bersih 2010 sebesar Rp11,53 triliun.
Analis PT Woori Korindo Securities Teuku Hendry Andrean memprediksikan PT XL Axiata Tbk XL Axiata ingin mengambil pangsa pasar Telkomsel yang sudah jenuh menyusul strategi perseroan memasarkan iPhone 4.

Selama ini, pemasaran seri iPhone di Indonesia hanya dilakukan oleh Telkomsel sejak 2009.
"XL Axiata lebih ingin mengganggu Telkomsel karena pemasaran iPhone 4 ini jelas bukan untuk mengejar pendapatan, karena produk ini sangat tersegmentasi. Sejauh ini kalau dilihat dari iklan, keduanya selalu head-to-head, dan sekarang melalui iPhone 4 juga berhadapan langsung," jelasnya.

Dia menilai XL Axiata mulai mencoba meninggalkan PT Indosat Tbk sebagai pesaing utama, setelah dari sisi laba bersih perseroan subsidiari Axiata Berhad itu berhasil unggul.

"Tapi, kita juga tidak bisa anggap remeh Indosat. Meskipun terasa berat bagi Indosat, ditandai dengan penurunan ARPU dan adanya cost yang besar, kita masih menunggu gebrakan dari perseroan," jelasnya.

Tahun lalu, laba bersih XL Axiata tercatat sebanyak Rp2,89 triliun, lalu Indosat Rp647,17 miliar, sementara Telkom Rp11,53 triliun. Adapun kontribusi pendapatan dari Telkomsel ke Telkom mencapai sedikitnya 60%.

Dihubungi terpisah, Presdir dan CEO XL Axiata Hasnul Suhaimi mengatakan perseroan menggandeng Apple Inc untuk memasarkan sebanyak 25.000 unit iPhone 4 pada tahap awal. Untuk tahap berikutnya, akan kembali dibahas penambahan unit telepon pintar itu bersama Apple.

Dia menuturkan pendapatan rata-rata per pengguna atau average revenue per user (ARPU) pemakaian iPhone 4 bisa mencapai Rp150.000 per bulan.

Kendati demikian, dia mengatakan untuk kontribusi pendapatan dari penjualan paket iPhone 4 tidak akan terlalu signifikan karena produk yang lebih khusus untuk segmen atas.

"ARPU XL Axiata saat ini sekitar Rp34.000 per bulan, sementara dari iPhone bisa Rp100.000 hingga Rp150.000 per bulan. Namun, penambahan terhadap ARPU rata-rata dari iPhone sangat sedikit karena jumlah pelanggan tidak signifikan terhadap total pelanggan XL sebanyak 40 juta," jelasnya.

Hasnul mengatakan peluncuran iPhone 4 juga sebagai realisasi dari strategi perseroan untuk menunjang bisnis data.

"Setelah sukses dengan Blackberry, kami juga melihat Android dan Apple sebagai potensi smartphone yang akan diminati masyarakat. [Model bisnis untuk iPhone], Apple menunjuk distributor yaitu XL Axiata dan partner, dan kita bersama menentukan paket mana yang sesuai," jelasnya.

(please read Bisnis Indonesia Daily)

Comments

etlonteng said…
kurasa mending koar-koar biar oarang berpaling dari XL...
kenapa saya katakan seperti itu???
sejak stok voucher elektrik dimonopoli belanja jadi susah...
jadi mending cari yang gampang pake TELKOMSEL aja INDONESIA banget.
etlonteng said…
kurasa mending koar-koar biar oarang berpaling dari XL...
kenapa saya katakan seperti itu???
sejak stok voucher elektrik dimonopoli belanja jadi susah...
jadi mending cari yang gampang pake TELKOMSEL aja INDONESIA banget.
etlonteng said…
kurasa mending koar-koar biar oarang berpaling dari XL...
kenapa saya katakan seperti itu???
sejak stok voucher elektrik dimonopoli belanja jadi susah...
jadi mending cari yang gampang pake TELKOMSEL aja INDONESIA banget.

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi