Menanti theme park Bakrieland di Jonggol


Dengan cadangan lahan seluas 14.327 hektare, PT Bakrieland Development Tbk kian gencar mencari mitra strategis untuk dapat mengoptimalkan asetnya.

Setelah resmi mengakuisisi 51% saham PT Bukit Jonggol Asri milik PT Sentul City Tbk pada tahun lalu, aset Bakrieland melonjak menjadi Rp17,06 triliun de ngan tambahan cadangan lahan (land bank) sebesar 12.500 hektare di Bukit Jonggol.

Rencananya, perseroan akan mengembangkan lahan di Jonggol itu sebagai kota mandiri (township) dan pembangunan taman rekreasi (theme park).

Namun, hingga paruh pertama 2011 ini rencana tersebut belum juga terealisasi.

Analis PT Samuel Sekuritas Christine Halim, dalam risetnya beberapa waktu lalu, menyebutkan kehadiran Bukit Jonggol belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja keuangan perseroan.

“Kami melihat perusahaan akan membutuhkan dana tambahan untuk membiayai pengembangan Jonggol, dengan mempertimbangkan posisi kas saat ini yang tidak terlalu besar,” tulisnya dalam riset tersebut.

Presiden Direktur Bakrieland Hi ramsyah S. Thaib sempat meng ungkapkan realisasi pembangunan proyek Jonggol tertunda karena perseroan masih mencari mitra strategis potensial untuk menggarap tanah di sana.

Sejumlah investor sempat dikabarkan akan menjalin kerja sama dengan perseroan terkait dengan pengembangan lahan Jonggol.

Bahkan, salah satu yang sempat santer terdengar adalah operator wahana rekreasi internasional asal Amerika Serikat, Disneyland.

Kendati demikian, perseroan belum mau berkomentar banyak mengenai investor asing yang akan diajak bekerja sama terkait dengan pembangunan wahana rekreasi tersebut.

“Pembahasan sudah mau selesai, tetapi kami belum bisa menyebutkan siapa investornya. Yang jelas investor asing dan dari Amerika Serikat,“ kata Hiramsyah.

Cadangan lahan Analis PT Valbury Asia Securities Winny Rahardja, dalam risetnya yang dipublikasikan belum lama ini, menyebutkan perseroan memiliki prospek usaha yang solid, baik yang telah terealisasi dari penjualan sejum lah unit usaha maupun sejumlah proyek yang akan datang, seperti pengembangan kawasan residensial Bukit Jonggol dan pembangunan hotel.

“Perseroan memiliki portofolio bisnis yang beragam dan cadangan lahan seluas 14.326 hektare yang sebagian besar [89%] berada di Jonggol, Bogor, yang akan terus tumbuh seiring dengan pengembangan proyek-proyek yang akan dikembangkan,“ tulisnya.

Selain Jonggol, perseroan juga memiliki cadangan lahan yang belum diolah di kawasan Rasuna Epicentrum seluas 16,1 hektare.

Serupa dengan Jonggol, perseroan juga berencana menggandeng mitra strategis untuk pengembangan kawasan itu. Apa lagi, setelah mitra utama Ba krieland untuk proyek tersebut yakni Limitless LLC berencana hengkang dari proyek perseroan.

Limitless LLC merupakan anak perusahaan dari Dubai World yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab.

Awalnya, Limitless setuju un tuk menanamkan modal dalam proyek Rasuna Epicentrum senilai US$1,7 miliar pada September 2008. Namun, investasi tersebut tertunda akibat krisis global saat itu.

Hiramsyah memaparkan keputusan keluar atau tidaknya Li mitless dari proyek perseroan akan disampaikan paling lambat September mendatang.

“Kami tidak khawatir, karena banyak investor yang tertarik untuk bekerja sama dengan Ba krieland. Apalagi, sekarang pasar utama properti adalah dari do mes tik, jadi bisa saja investor yang kami gandeng adalah investor lokal,” paparnya.

Sebelumnya, PT Agung Po domoro Land Tbk sempat dikabarkan berminat untuk mengembangkan lahan milik pe rseroan itu. Namun, rencana tersebut kandas karena tidak ditemukan kesepakatan antara kedua belah pihak.

Bergerak cepat, Bakrieland kembali menawarkan lahan tersebut kepada beberapa pengembang. Hiramsyah menuturkan perseroan tengah bernegosiasi dengan tiga investor dan diharapkan satu di antaranya dapat selesai pada akhir bulan ini.

Berbeda dengan Limitless, dia menjelaskan ketiga calon investor akan masuk di beberapa proyek saja, seperti apartemen atau perkantoran.

“Dari tiga calon, satu di antaranya mungkin dapat closing pada akhir bulan ini dan itu investor lokal. Tanahnya termasuk yang waktu itu kami tawarkan ke Agung Podomoro,” kata Hiramsyah.

Managing Research PT In dosurya Asset Management Reza Priyambada menilai luasnya lahan di daerah Jonggol dan sisa lahan di Epicentrum, menjadi kelebih an tersendiri bagi Bakrieland untuk dapat menggandeng mitra yang potensial.

Pasalnya, kedua lahan tersebut dinilai sangat strategis dan menjadi investasi yang cukup menjanjikan bagi pengembangan properti. Apalagi, menurut Reza, dae rah pinggiran semakin diminati oleh pasar saat ini.

“Jonggol terutama akan menjadi investasi yang menjanjikan, karena letaknya di kawasan Bogor dan harganya cenderung lebih mu rah dibandingkan dengan harga properti di kota besar. Apa lagi kalau pemerintah jadi mem bangun infrastruktur di sana,” jelasnya.

(please read Bisnis Indonesia daily)

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh