Prospek emiten properti luar biasa

JAKARTA: Analis properti PT Danareksa Lydia Suwandi memaparkan kebijakan pemerintah yang melonggarkan aturan hak sewa/pakai kepada para ekspatriat bakal mendorong kenaikan harga properti kelas premium.
Menurut Lydia, kebijakan ini dapat memberikan berkah kepada sejumlah emiten properti yang mengembangkan apartemen premium. Salah satu emiten yang diuntungkan dengan pelonggaran aturan pemerintah itu adalah PT Ciputra Property Tbk.
Salah satu proyek yang sangat prospektif dikembangkan perseroan adalah Ciputra World yang merupakan kawasan superblok seluas 5,5 hektare di Casablanca, Jakarta.
Superblok tersebut rencananya terdiri dari pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, 180 kamar hotel berbintang lima, 80 unit luxurious residence, 136 unit apartemen strata title, 170 unit apartemen sewa, dan musium seni.Ada juga ruang serba guna (ballroom), dan pusat hiburan.
Selain di lokasi yang dikenal dengan sebutan kavling 3 dan 5, perusahaan masih memiliki lahan seluas 1,4 hektare di kavling 6 dan 3 hektare di kavling 11 di kawasan Casablanca, Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Letak proyek yang cukup strategis membuka lebar peluang perseroan untuk meraih pangsa pasar ekspatriat.
“Kebijakan baru [di sektor properti] akan mendorong tingginya permintaan terhadap apartemen kelas premium, dan kami melihat Ciputra Property sebagai salah satu perusahaan yang meraup keuntungan dari kebijakan itu,” tulis Lidya dalam risetnya tentang emiten properti yang terbit pada 11 Maret 2010.
PT Summarecon Agung Tbk juga diperkirakan bakal mengantongi keuntungan dari regulasi kepemilikan properti. Sejauh ini, perseroan memang masih mengandalkan penjualan dari hunian konvensional (landed residential).
Analis Kim Eng Securities Richardo Silaen dalam risetnya yang dipublikasikan pada 8 Februari 2010 mengungkapkan Summarecon diyakini bisa membukukan penjualan Rp23,4 triliun atau lima kali dari nilai kapitalisasi pasarnya saat ini melalui pengembangan proyek di Bekasi.
Menurut Ricardo, persaingan bisnis properti di kawasan timur Jakarta yang rendah menyebabkan proyek di Bekasi itu cukup prospektif. Dua klaster yang akan diluncurkan pada tahun ini diharapkan bernilai sekitar Rp400 miliar. Untuk mengembangkan kawasan seluas 200 hektare itu, perseroan mengalokasikan investasi sebesar Rp250 miliar.
Pada tahun lalu, membaiknya permintaan properti mendorong kinerja emiten properti melesat rata-rata 147,71%, dengan total laba bersih seluruh perusahaan Rp2,9 triliun.
Data Bisnis Indonesia Intelligence Unit (BIUU) menyebutkan dari total 48 emiten properti yang tercatat di bursa, hanya 7 perusahaan yang labanya tertekan dengan tiga di antaranya menanggung rugi bersih.
Pertumbuhan laba terpesat dicapai PT Bekasi Asri Pemula Tbk, dengan kenaikan laba bersih 1.911,12% dari Rp446,62 juta pada 2008 jadi Rp8,98 miliar.
Sebaliknya, PT Bukit Darmo Property Tbk menjadi emiten berkinerja terburuk, dengan berbaliknya laba bersih 2008 senilai Rp828,2 juta menjadi rugi bersih Rp7,16 miliar (2009). Secara tahunan, kinerja emiten berbasis di Surabaya ini turun 964,93%.
Di antara emiten properti, PT Suryainti Permata Tbk membukukan pertumbuhan margin laba bersih tertinggi yakni 2.153,62%, disusul Bekasi Asri 1.552,56%. Sebaliknya, Bukit Darmo membukukan margin terburuk karena penjualan anjlok 84,05% jadi Rp31,17 miliar.
Budi Kartika, Direktur Utama Bekasi Asri, mengakui pertumbuhan kinerja tahun lalu dipicu kenaikan harga jual, di tengah biaya produksi yang lebih rendah karena biaya pembangunan tidak lagi besar seiring dengan tuntasnya semua fasilitas di produk hunian mereka.
“Kami memang menaikkan harga jual tahun lalu bersamaan dengan membaiknya situasi perekonomian. Dengan tuntasnya seluruh infrastruktur, kami kini tinggal jualan produk yang ada,” tuturnya.
Tuntasnya infrastruktur dan fasilitas publik tersebut membuat nilai aset di kawasan pengembangan Bekasi Asri harganya naik hampir 53,85%, dari semula Rp650.00 menjadi Rp1 juta per meter persegi.
Untuk tahun ini, Budi tidak mematok proyeksi pertumbuhan lebih tinggi, karena perseroan tahun ini berencana menstabilkan harga jual produknya sehingga relatif tidak berubah dibandingkan dengan harga jual 2009.
Belanja modal
PT Lippo Karawaci Tbk yang pada tahun lalu labanya naik 4,63% menjadi Rp388,05 miliar, menganggarkan US$100 juta dari hasil rencana obligasi US$350 juta untuk belanja modal perseroan.
Eddy Handoko, Presiden Direktur Lippo Karawaci, mengatakan hasil dari obligasi akan digunakan untuk pengembangan rumah sakit yang menjadi salah satu core business perseroan.
Eddy memaparkan pihaknya kini memiliki empat rumah sakit dan pada tahun ini diharapkan akan dioperasikan The Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) – Siloam Hospitals yang berlokasi di kawasan Semanggi Jakarta.
Di sisi lain, PT Bakrieland Development Tbk segera menarik pinjaman dari bank sebesar Rp1 triliun untuk memenuhi kebutuhan belanja modal tahun ini yang dipatok sekitar Rp2,5 triliun—Rp3 triliun. Belanja modal lainnya berasal dari penerbitan obligasi konversi sebesar US$155 atau sekitar Rp1,3 triliun.
Direktur Utama Bakrieland Hiramsyah S. Thaib menuturkan perseroan akan mulai mengembangkan kawasan wisata di wilayah Sukabumi pada akhir tahun ini.
Menurut dia, perseroan memang akan mengembangkan daerah Sukabumi menjadi tujuan wisata, seiring dengan pembangunan jalan tol ruas Ciawi-Sukabumi yang juga dibangun mulai 2010.
“Pembangunan kawasan pariwisata di wilayah Sukabumi merupakan salah satu proyek yang kami kembangkan pada tahun ini, di samping proyek-proyek lainnya seperti halnya pembangunan tiga ruas jalan tol,”ujar Hiramsyah.
Dari informasi yang beredar disebutkan kawasan wisata yang akan dikembangkan itu berupa wahana hiburan Disneyland. Di Asia, dunia hiburan itu masih hanya dibangun di Hong Kong.
“Kami mengalokasikan belanja modal yang cukup besar sepanjang tahun ini untuk proyek-proyek yang akan dikembangkan, dan kami optimistis bisa mencatat pertumbuhan yang lebih baik,” lanjut Hiramsyah.

(fahmi.achmad@bisnis.co.id)

Comments

RHM said…
Numpang mampir aja om :D

RHM
http://www.ancol38.com
http://www.venida-travel.com

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh