Rumah Adat Folajikusesurabi




Rumah adat ini terdapat di Desa Gurabunga, Tidore. Rumah ini dibangun dan digunakan dengan cara yang sama sejak beberapa generasi dari Soa Sowohi (pemimpin kampung) yang disebut Folajikusesurabi.

Fola berarti rumah, jiku berarti sudut, dan surabi berarti serambi atau teras. Jadi, Folajikusesurabi berarti rumah tinggal yang memiliki serambi atau teras. Rumah ini mempunyai empat sudut yang disebut mabuku. Penekanan pada jiku atau mabuku bermakna bahwa adanya pembatasan empat bidang untuk penghidupan batin dan keagamaan.

Bagian-bagian rumah adat Folajikusesurabi melambangkan anatomi tubuh manusia, yaitu: a) Atap melambangkan kepala manusia. b) Tiang rumah melambangkan kapita (pengawal) dari lima marga atau kelima rumah adat tersebut. c) Jendela melambangkan keterbukaan dan kemurahan hati. d) Pintu melambangkan baju panjang (jubah) yang biasa dipakai oleh sultan. e) Dinding melambangkan badan manusia. f) Tiang raja melambangkan sifat tegas dari sang pemimpin. g) Pondasi melambangkan kaki manusia.

Tipologi bagunan persegi empat yang terdiri dari bangunan induk dan dapur dibangun bersambung. Luas rumah induk adalah 13.56 x 9.90 m2 dan dapur 9.90 x 7.00 m2.

Di wilayah setempat tipologi bangunan ini dikenal sebagai Goakalaguti, yang artinya sistem gunting atau bangunan tanpa tiang nok. Rumah adat ini berfungsi sebagai tempat pengobatan supranatural dan penyembahan yang bersifat magis.

Denah ruang terdiri atas (1) teras, (2) ruang tamu sebagai tempat untuk menerima tamu kehormatan, Salai Jin (tarian Jin), dan bermusyawarah, (3) dua kamar tidur, (4) ruang Puji (tempat penyimpanan peralatan upacara adat), dan (5) ruang dapur

Bahan bangunan sebagian besar menggunakan bambu yang dipakai untuk pondasi, dinding, plafon dan rangka atap. Tetapi ada juga rumah menggunakan pondasi batu kali yang langsung ditumpuk tanpa campuran, serta tiang terbuat dari kayu.

Pada perkembangan berikutnya beberapa rumah adat yang telah direnovasi menggunakan campuran semen untuk pembuatan pondasi, di atas pondasi diletakkan bambu sebagai sloef untuk penopang dinding, rangka atap dari bambu utuh, tali ijuk digunakan sebagai pengikat, dan bahan penutup atap dari daun sagu. Ukuran yang digunakan sesuai bagian tubuh manusia dewasa baik perempuan maupun laki-laki (tapak kaki, jengkal tangan, dan depa).

Denah bangunan harus berukuran ganjil, misalnya panjang 7 depa + sejengkal tangan + satu tapak kaki, lebar 5 depa + sejengkal tangan + 1 tapak kaki.

Kadang-kadang untuk ukuran panjang ditambah 1 jengkal laki-laki dan untuk ukuran lebar 1 jengkal perempuan.


Ada lima rumah adat Folajikusesurabi di Desa Gurabunga yang dibuat berdasarkan marga:

a) Fola Sowohi, berarti rumah pemimpin adat Tidore,
b) Fola Tosofu, berarti rumah pemimpin yang menguasai Tasawuf,
c) Fola Toduho, berarti rumah pemimpin yang menguasai laut,
d) Fola Mahifa, berarti rumah pemimpin yang mengenal Marifat,
e) Fola Tosofu Makene, berarti rumah pemimpin yang menguasai ilmu Fiqh.

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh