Tarif jalan tol & keuntungan Jasa Marga


Tarif tol dongkrak pendapatan Jasa Marga Industri otomotif yang semakin bergairah dan rencana kenaikan tarif jalan tol pada tahun ini diprediksi mendorong performa operator jalan tol di Tanah Air, tak terkecu ali PT Jasa Marga Tbk yang merupakan pemain utama di segmen ini.

Selama beberapa tahun terakhir, industri oto motif nasional terus tumbuh secara signifikan. Pada 2010, pen jualan mobil mencapai 764.700 unit, menembus rekor tertinggi penjualan pada 2008 sebesar 607.800 unit.

Pada kuartal I/ 2011, penjualan otomotif juga tumbuh 29,5% menjadi 225.413 unit dibandingkan dengan 174.074 unit pada periode yang sama tahun lalu.

Meningkatnya kapasitas produksi otomotif tersebut didukung oleh pertumbuhan pasar domestik, membaiknya daya beli masyarakat, dan suku bunga yang masih stabil.

Pertumbuhan industri otomotif tersebut secara langsung berdampak terhadap lalu lintas di ruas jalan tol dan memicu pertumbuhan kinerja industri jalan tol Indonesia, termasuk Jasa Marga yang memiliki 13 ruas jalan tol sepanjang 531 km.

Sepanjang kuartal pertama tahun ini, perseroan yang telah berdiri sejak 32 tahun lalu ini membukukan pendapatan sebesar Rp1,2 triliun, naik 13,8% dibandingkan dengan Rp1 triliun pada 3 bulan pertama tahun lalu. Laba bersih perseroan juga tumbuh 27,4% menjadi Rp373 miliar dibandingkan dengan sebelumnya Rp292 miliar.

Analis PT Lautandhana Securindo Theodorus Arielkristian, dalam risetnya yang dipublikasi kan 6 Mei 2011, menyebutkan pertumbuhan kinerja perseroan pada kuartal pertama tahun ini didorong oleh volume lalu lintas yang tumbuh 12% mencapai 254 juta kendaraan dari 227 juta kendaraan pada periode yang sama tahun lalu.

“Kami mencatat volume lalu lintas pada kuartal pertama tahun ini merupakan rekor tertinggi selama periode-periode sebelumnya di awal tahun. Ini berkat kondisi ekonomi yang lebih baik, berupa suku bunga yang stabil dan inflasi yang terjaga,“ katanya dalam riset tersebut.

Sebelumnya, Direktur Operasi Jasa Marga Adityawarman pernah mengatakan pada kuartal pertama tahun ini, kinerja perseroan ditopang oleh lalu lintas jalan tol yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi pada periode yang sama tahun lalu.

Hingga Mei, dia mengatakan jumlah volume lalu lintas yang dibukukan oleh perseroan sudah melebihi 1,93% dari target yang ditetapkan.

Dia optimistis perseroan mampu mencapai target volume lalu lintas pada tahun ini sebesar 1,1 miliar.

“Dari target 1,1 miliar tersebut, kami proyeksikan sebesar 48% tercapai pada semester I dan 52% akan dipenuhi pada semester II,“ paparnya dalam siaran pers belum lama ini.

Sentimen positif bagi pertumbuhan kinerja perseroan pada tahun ini tidak hanya datang dari naiknya penjualaan otomotif, tetapi juga dari rencana Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk menaikkan tarif 13 ruas tol yang mencapai 10%-12% pada September mendatang.

Sebagai pemilik dan pengelola ruas tol terbanyak di Indonesia, Jasa Marga merupakan salah satu perusahaan jalan tol yang paling diuntungkan dengan kebijakan tersebut. Pasalnya, 11 ruas jalan tol dari 13 ruas yang tarifnya akan dinaikkan oleh Kementerian PU merupakan milik perseroan.

Pada Maret tahun ini, Jasa Marga telah mengumumkan akan menaikkan tarif pada sembilan ruas jalan tol yang dikelolanya mulai September nanti.
Kesembilan ruas jalan tol itu di antaranya Belawan-MedanTanjung Morawa (Belmera), Jakarta-Tangerang-Serpong, dan jalan tol dalam kota Jakarta.

Selain itu, ruas jalan tol Jakar ta-Bogor-Ciawi (Jagorawi), Cikampek-Padalarang-Cileuyi, Jakarta Outer Ring Road (JORR), Palimanan-Kanci (Palikanci), Se marang, dan Pasuruan-Gempol juga akan mengalami kenaikan tarif.
Dongkrak pendapatan Dengan kenaikan tarif tersebut, perseroan memproyeksikan pendapatan dari jalan tol pada tahun ini mencapai Rp4,8 triliun atau tumbuh 11,62% dibanding kan dengan Rp4,3 triliun pada tahun lalu.

“Biasanya tahun genap ada dua ruas yang naik dan pada tahun ganjil ada sembilan ruas.
Itu naik setiap 2 tahun yang merupakan bagian dari rencana jangka panjang,“ ujar Direktur Utama Jasa Marga Frans Sunito beberapa waktu lalu.

Frans menyebutkan pada tahun ini perseroan tengah mengembangkan delapan ruas jalan tol antara lain Bogor Outer Ring Road (11 km), Gempol-Pasuruan (34,15 km), Semarang-Solo (75,7 km), JORR W2 North (7,7 km), dan JORR 2 ruas CengkarengKunciran (15,2 km).

Perseroan juga menggarap JORR 2 Ruas Kunciran-Serpong (11,2 km), Surabaya-Mojokerto (36,3 km), dan Gempol-Pandaan (13,6 km). Nilai investasi untuk kedelapan proyek tersebut mencapai Rp23 triliun.

Analis PT Danareksa Sekuritas Chandra S. Pasaribu, dalam risetnya yang dipublikasikan pada 23 Mei 2011, mengatakan Jasa Marga menargetkan ruas jalan tol Semarang-Solo sesi I yang proses konstruksinya sudah mencapai 98% dapat beroperasi pada paruh kedua tahun ini.

Sesi IA untuk ruas jalan tol Surabaya-Mojokerto sepanjang 2,3 km juga sudah memasuki tahap final isasi, di mana akuisisi lahan sudah mencapai 98% dan konstruksi 56%.

“Penyelesaian dua ruas ja lan tol ini merupakan berita baik, mengingat pengerjaan proyek BORR [Bogor Uouter Ring Road], Semarang-Solo, dan Surabaya-Mojokerto sudah tertunda sekitar setahun karena terhambat pembebas an lahan,“ paparnya.

Frans memperkirakan da lam beberapa tahun ke depan perseroan akan mengga rap proyek jalan tol dengan panjang mencapai 150 km.

Untuk itu dibutuhkan investasi senilai Rp20 triliun. “Kami perkirakan dalam bebe rapa tahun lagi, kebutuhan jalan tol akan semakin meningkat dan kemungkinan kami akan meng garap sekitar 150 km lagi untuk jalan tol. Untuk kebutuhan itu, kami perlu memupuk modal dari sekarang,“ paparnya.

Chandra mengungkapkan Jasa Marga telah membukukan kinerja yang baik selama kuartal I/ 2011, di tengah kekhawatiran akan meningkatnya inflasi.

Ruas-ruas jalan tol yang dimiliki perseroan juga menunjukkan pertumbuhan lalu lintas.

Dengan semua kondisi terse but, Danareksa memberikan rekomendasi beli untuk saham Jasa Marga, dengan target harga hingga akhir tahun mencapai Rp4.000 dengan rasio harga saham terhadap laba bersih per saham (PER) di kisaran 19,7 kali-15,6 kali.

“Adapun, kisaran EV/ EBITDA perseroan hingga akhir tahun ini antara 12,7 kali-10,3 kali,“ tuturnya.

(please read Bisnis Indonesia Daily)

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi