Tiket Lebaran Harga Murah, Sudah Punya?

Lebaran memang masih jauh, bulan Ramadan saja belum datang. Namun, banyak orang yang kini memikirkan rencana mudik pulang kampung saat lebaran.



Banyak pula yang ancang-ancang membeli tiket transportasi. Tiket kereta api jadi buruan masyarakat. Di udara, tiket pesawat menjadi andalan masyarakat karena efektif dan praktis dalam memangkas jarak dan waktu.

Operator transportasi baik darat, laut dan udara belumlah mengeluarkan kebijakan. Mereka meminta masyarakat untuk menahan diri tidakberbondong-bondong memesan tiket, sebelum mengetahui keputusan dari pemerintah tentang kebijakan mudik Lebaran 1443 Hijriyah.

Tahun 2022 ini boleh jadi akan berbeda dengan dua tahun terakhir. Namun di 2022 ini, perkembangan kasus pandemi Covid-19 telah menunjukkan adanya perbaikan. Banyak orang optimis pemerintah akan melonggarkan kebijakan mudik lebaran nanti.

Memang dalam dua tahun terakhir, pembatasan kegiatan dan pergerakan manusia membuat jumlah penumpang KA, bus, pesawat pun anjlok.

Bahkan pada saat lebaran, semua stasiun, terminal, dan bandara sepi. Semua menghormati Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2021 tentang Pengendalian Transportasi selama Masa Idul Fitri 1442 H Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Dua badan usaha milik negara (BUMN) pengelola puluhan bandara di Tanah Air mencatatkan penurunan tajam jumlah penumpang pesawat.

PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat jumlah penumpang pesawat pada periode larangan mudik Lebaran 6-17 Mei 2021, mencapai 74.878 orang di 15 bandara yang dikelolanya.

Jumlah tersebut setara dengan rata-rata trafik penumpang pada periode 1 Januari sampai 5 Mei 2021 yang sebanyak 74.589 orang.

Sementara itu, untuk trafik pesawat pada masa larangan mudik sebesar 2.556 pergerakan pesawat dan trafik kargo sebesar 8.634.702 kg.

Trafik penumpang tertinggi pada masa larangan mudik tersebut terdapat di Bandara Juanda Surabaya dengan trafik sebesar 17.149 pergerakan penumpang.

Trafik penumpang tertinggi kedua terdapat di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dengan trafik sebesar 12.901 pergerakan penumpang dan trafik penumpang tertinggi ketiga terdapat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dengan trafik sebesar 12.315 pergerakan penumpang.

Di PT Angkasa Pura II yang mengelola 19 Bandara, jumlah penumpang anjlok 91% selama periode larangan mudik Lebaran 6-17 Mei 2021.

Jumlah penumpang pesawat di seluruh bandara Angkasa Pura II rata-rata hanya 5.000 orang per hari. Angka itu sangat berbanding jauh dengan kondisi sebelum adanya larangan mudik Lebaran 2021 di mana jumlah penumpangnya di seluruh bandara Angkasa Pura II mencapai 40.000 hingga 90.000 orang per hari.

Jumlah pergerakan pesawat juga di seluruh bandara Angkasa Pura II mengalami penurunan pada masa larangan mudik Lebaran hingga 71 persen.

Mengutip data BPS, jumlah orang yang terbang dengan pesawat komersial domestic memang anjlok. Pada 2019, maskapai masih bisa mengangkut 76,89 juta orang. Pada 2020, jumlah penumpang pesawat hanya 32,4 juta orang. Angkanya juga semakin mengecil jadi 30,1 juta pada 2021.

Namun, ketika kebijakan pembatasan dilonggarkan, arus penumpang pesawat kembali marak. Pada akhir tahun lalu atau selama periode Natal dan Tahun Baru 2021/2022, ada pertumbuhan positif jumlah penumpang pesawat.

Secara total, data BPS mengonfirmasi bahwa pada Desember 2021, jumlah penumpang pesawat domestik Indonesia pada mencapai 4 juta orang, atau naik 14,34% dibandingkan dengan data November 2021.

Pada awal tahun 2022 ini, data jumlah penumpang dan pesawat pun terlihat semakin membaik, meski ada ancaman varian Omicron.

Jumlah penumpang keberangkatan di lima bandara terbesar yakni Bandara Polonia Medan, Soekarno-Hatta Tangerang, Juanda Surabaya, Ngurah Rai Bali dan Hasanudin Makassar, tercatat melonjak nyaris 100% pada Januari 2022 dibandingkan dengan tahun lalu.

Di Bandara Soekarno-Hatta misalnya, jumlah penumpang keberangkatan meroket dari 507.262 orang pada Januari 2021 menjadi 1,067 juta per Januari 2022.

Di 2022 ini, total jumlah penumpang angkutan udara diperkirakan meningkat menjadi 53 juta penumpang sejalan dengan relaksasi kebijakan pembatasan kegiatan dan perjalanan internasional yang dibuka secara bertahap.

Soal tiket lebaran, ketersediaannya tentu sangat bergantung pada kebijakan pemerintah. Apakah Kementerian Perhubungan akan mengeluarkan lagi kebijakan larangan mudik? Semua itu tergantung perkembangan penanganan Covid-19.

Yang jelas, keinginan mudik tak akan pernah padam. Harga tiket moda transportasi public yang biasanya melonjak saat Ramadan, bukanlah penghalang orang untuk memborongnya.

Misalnya, saat ini tiket pesawat bandara Soetta-Cengkareng ke bandara Minangkabau Padang berkisar Rp680.000 hingga 1,2 juta. Ada Lion, Citilink, Batik Air, Super AirJet dan tentunya Garuda.

Namun, harga tiket penerbangan 1 jam 50 menit tersebut bisa pula melesat tinggi hingga Rp1,6 juta pada saat Lebaran.

Harga Lebaran bisa mahal karena sejumlah sebab, antara lain harga avtur melonjak karena imbas perang Rusia-Ukraina. Selain itu jumlah pesawat juga berkurang drastic dari 400 unit hingga tersisa 150 unit yang terbang di angkasa Indonesia.

Terus masih ingin pulang mudik lebaran? Ya kalau ada kesempatan, kenapa tidak?

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi