Saham GOTO, Mau Beli?

Pagi ini, Selasa 15 Maret 2022,  PT GoTo Gojek Tokopedia resmi mengumumkan prospectus di media massa dan public expose melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).



Rencana GoTo ini seakan menghidupkan kembali memori saham BUKA (PT Bukalapak Tbk), salah satu perusahaan ekosistem digital di Indonesia lainnya yang lebih dahulu IPO pada 2021.

Kala itu ramai orang berbondong-bondong membeli saham perdana BUKA di harga Rp850 per lembar. Sekuritas yang menjadi underwriter dimudahkan karena BUKA menjadi perusahaan decacorn pertama yang listing di bursa saham.

Minat orang begitu tinggi. Pandemi Covid-19 membuat orang banyak yang beralih ke pasar saham. Kedatangan saham BUKA tentu menjadi sasaran dana public yang begitu besar.

IPO BUKA saat itu meraup dana Rp21,9 triliun, atau menjadi yang terbesar dalam sejarah penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia.

Saat itu, allotment alias penjatahan pun dikritik. Ada yang cuma kebagian 10 lot, kecewa. Ada yang borong pun semringah.

Di hari listing, Jumat (6/8/2021), saham BUKA langsung terkena auto reject atas (ARA) dengan naik 210 poin atau 24,71 persen ke level Rp1060 dari harga IPO Rp850. Kapitalisasi pasarnya pun mencapai Rp109,25 triliun.

Kegembiraan tak pernah abadi. Apa yang naik, bisa turun. Saham BUKA terus tergelincir. Pada sesi  pertama hari ini (15/3/2022), saham BUKA berada level Rp276 per lembar. BUKA bahkan auto reject bawah (ARB) karena longsor 6,76% hari ini.

Kecewa? Banyak. Buaian para analis, pengamat, afiliator dan sebagainya seakan menjadi mimpi buruk bagi investor dan trader pemula.

Kini harapan mencari cuan ada lagi. Saham GOTO segera listing.

GoTo telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek atau joint lead underwriters untuk IPO.

GOTO berencana melepas 52 miliar sahamnya ke publik, dengan harga Rp316-Rp346. Harga saham GOTO ini tercatat lebih rendah dari harga penawaran perdana BUKA yang Rp850 per saham.

Kok bisa? Takut ketinggian?

David Agus, Direktur Trimegah Sekuritas Indonesia kasih penjelasan bahwa harga saham perdana GOTO tak bisa dibandingkan begitu saja dengan saham BUKA

"Yang lebih relevan mungkin kita lihat nilai saham secara keseluruhan dari perusahaan tersebut. Karena harga saham ditentukan nilai nominal, jumlah saham yang diterbitkan, terlalu banyak dibahas satu per satu," ucap David dalam paparan public GOTO, Selasa (15/3/2022).

Dalam IPO ini, GoTo menawarkan sebanyak 48 miliar saham baru Seri A dengan kemungkinan ditingkatkan sampai dengan sebanyak-banyaknya 52 miliar saham baru dan mewakili hingga 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perusahaan setelah selesainya IPO (tidak termasuk saham tambahan dari opsi penjatahan lebih).

Dengan jumlah saham yang ditawarkan, perusahaan dapat mengumpulkan dana setidaknya Rp15,2 triliun (US$1,1 miliar), dengan tambahan Rp2,3 triliun (US$160 juta) dari greenshoe. 

Sederhananya GOTO akan meraup Rp17,99 triliun dan sekurang-kurangnya Rp16,43 triliun dari IPO ini. Boleh jadi, GOTO akan menjadi IPO terbesar ketiga.

Berdasarkan prospektus perseroan, dana hasil IPO akan digunakan GOTO untuk melakukan akuisisi pelanggan, penjualan dan pemasaran, serta pengembangan produk, seperti penambahan fitur, pembaruan teknologi, dan inovasi produk/teknologi baru.

Rinciannya, sekitar 30 persen akan digunakan oleh emiten, lalu sekitar 30 persen akan dialokasikan kepada Tokopedia, dan sekitar 25 persen PT Dompet Anak Bangsa atau GoPay.

Kemudian sekitar 5 akan dialokasikan ke PT Multifinance Anak Bangsa yang merupakan bagian dari GoFinance, sekitar 5 persen untuk Velox Digital Singapore Ltd. (VDIGI SG Ltd.) atau Gojek Singapura, dan sekitar 5,0 persen untuk Go Viet Ltd. atau Gojek Vietnam.

GOTO juga akan melakukan peningkatan penyertaan pada Tokopedia, PT DAB, PT MAB, VDIGI SG Ltd., dan Go Viet Ltd. secara bertahap.

Kapitalisasi pasar GOTO saat pencatatan saham di BEI diperkirakan mencapai antara Rp376,6 triliun (US$26,2 miliar) dan Rp413,7 triliun (US$28,8 miliar).

Bagi Moleonoto, Direktur Utama Indo Premier Sekuritas,  potensi kapitalisasi pasar GOTO sekitar Rp414 triliun dan kemungkinan menjadi salah satu kapitalisasi pasar terbesar yang ada di Indonesia.

"Kisaran harga Rp314-Rp346 tidak lepas dari semangat GOTO, untuk bisa memastikan harga per lembar sahamnya bisa terjangkau masyarakat luas, termasuk user, merchant, dan mitra," kata Moleonoto.

Yang unik, IPO GOTO menghadirkan program Saham Gotong Royong yang memberikan kesempatan kepada karyawan berstatus tetap, mitra pengemudi, merchants, dan konsumen yang memenuhi syart untuk mendapatkan manfaat IPO.

Mirip-mirip skema MSOP dan ESOP gitu deh….

Yang juga berbeda, pencatatan saham GOTO ini akan berpotensi menjadi yang pertama dilakukan dengan menggunakan peraturan baru tentang saham dengan hak suara multipel (SDHSM) yang ditetapkan oleh OJK, serta peraturan pencatatan baru oleh BEI.

Dengan beberapa skema yang diterapkan, seperti greenshoe dan SHSM, GoTo ingin menunjukkan komitmennya kepada para calon investor dan para pemegang saham existing.

Investor yang pernah menyuntikkan dana ke Gojek atau Tokopedia pun dinilai tidak akan berdampak terhadap investasinya.

Dengan mengikuti ketentuan SHSM maka para pemegang saham existing baik seri A maupun seri B akan dilarang menjual sahamnya selama periode lockup yang diterapkan oleh otoritas.

Aturan SHSM ini bisa menjadi penenang hati para investor karena IPO tidak menjadi exit strategy bagi para investor existing GOTO.

Saham IPO GOTO yang hanya beredar 4,35 persen juga menjadi upaya menjaga stabilitas harga, sehingga memberikan rasa aman terhadap investor ritel, dan tidak akan lesu seperti saham kompetitornya.

Kok seperti menyindir kinerja saham BUKA ya? Aaah sudahlah.

Cuma 4,35 persen, gak takut kena sanksi ketentuan memenuhi ketentuan free float dari bursa, yakni 7,5 persen?

Menurut David Agus, Direktur Trimegah Sekuritas, jika ditambah dengan opsi greenshoe, maka jumlah saham yang ditawarkan akan mencapai 5 persen.

"Kalau dilihat dari prospektus, sebenarnya sudah ada lebih dari 60 persen pemegang saham minoritas di GOTO," ujar David dalam paparan publik GOTO, Selasa (15/3/2022).

Sebagai informasi, pemegang saham GOTO terbagi menjadi dua kelas, yakni pemegang saham dengan hak suara multipel (HSM) atau multiple voting shares (MVS) dan pemegang saham non-HSM.

Susunan pemegang saham non-HSM kurang dari 5 persen setelah selesainya penawaran umum perdana saham perseroan akan menjadi 62,36 persen.

Sementara itu, sisa saham lainnya sebesar dimiliki Garibaldi Thohir 0,09 persen, Goto Peopleverse Fund 8,94 persen, SVF GT Subco (Singapore) Pte. Ltd 8,62 persen, dan Taobao China 8,76 persen. Adapun jumlah total kepemilikan pemegang saham non-HSM di GOTO akan mencapai 93,12 persen dan 6,02 persen untuk pemegang saham HSM.

"Kriteria perusahaan publik ini benar-benar dijiwai [GOTO]. Publik ini memang benar pegang besar, di mana setelah IPO bisa sampai 67 persen," tuturnya.

Sang bos yaitu CEO Grup GoTo Andre Soelistyo mengatakan Indonesia adalah salah satu pasar dengan pertumbuhan terbesar dan paling menarik di dunia, sebagaimana tercermin dari ketahanan pasar modal Indonesia, di tengah volatilitas pasar global tahun ini.

Berdasarkan data Euromonitor 2020, keberadaan dan jangkauan ekosistem GoTo mampu berkontribusi lebih dari 2 persen dari PDB Indonesia dan melayani hampir dua per tiga konsumsi rumah tangga.

Di sisi lain, total potensi pasar di Indonesia yang tersedia (total addressable market/TAM) untuk Grup GoTo diklaim memiliki prospek pertumbuhan yang sangat signifikan di Indonesia.

Pasar on-demand services diperkirakan tumbuh dari sekitar Rp77,8 triliun (US$5,4 miliar) pada tahun 2020 menjadi sekitar Rp259,2 triliun (US$18 miliar) pada 2025.

Adapun pasar e-commerce untuk barang fisik diperkirakan akan tumbuh dari sekitar Rp642,2 triliun (US$44,6 miliar) pada tahun 2020 menjadi sekitar Rp1.980,0 triliun (US$137,5 miliar) pada 2025.

Sementara itu, pasar financial technology services diperkirakan akan tumbuh dari sekitar Rp256,3 triliun (US$17,8 miliar) pada tahun 2020 menjadi sekitar Rp1.009,0 triliun (US$70,1 miliar) pada 2025.

Itu kan asumsi makronya, gimana dengan kinerja bisnis GoTo terkini?

Jika mengacu pada laporan manajemen GOTO;

- Nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) secara proforma sebesar Rp414,2 triliun (US$28,8 miliar) dalam dua belas bulan terakhir.

- Nilai pendapatan bruto secara proforma sebesar Rp15,1 triliun (US$1 miliar) dalam dua belas bulan terakhir.

- Nilai pesanan 2 miliar secara proforma dalam dua belas bulan terakhir.

- Lebih dari 55 juta pengguna bertransaksi secara tahunan (annual transacting user/ATU) secara proforma dalam dua belas bulan terakhir.

- Lebih dari 2,5 juta mitra pengemudi terdaftar, per 30 September 2021.

- Lebih dari 14 juta pedagang terdaftar, per 30 September 2021.

Oke deh, tapi yang perlu diperhatikan oleh para calon investor adalah sebagai berikut:

Berdasarkan prospektusnya, GoTo tercatat masih mencatatkan kerugian, meski dapat ditekan hingga akhir Juli 2021.

GoTo membukukan pendapatan bruto senilai Rp6,89 triliun di akhir Juli 2021. Pendapatan ini naik 40,95 persen dibandingkan Juli 2020 sebesar Rp4,89 triliun.

Begitu pula dengan pendapatan bersih perseroan yang tercatat naik 54,93 persen dari Rp1,62 triliun, menjadi Rp2,5 triliun di Juli 2021.

Meski pendapatannya naik, GoTo tercatat masih membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp8,16 triliun di akhir Juli 2021. Kerugian ini tercatat lebih kecil dibandingkan Juli 2020 sebesar Rp11,2 triliun.

Adapun pada akhir 2020, GoTo mencatatkan pendapatan bruto senilai Rp8,41 triliun, dengan pendapatan bersih Rp3,32 triliun, dan rugi tahun berjalan senilai Rp16,73 triliun.

Hingga akhir Juli 2021, GoTo mencatatkan jumlah aset senilai Rp148,2 triliun, dengan jumlah liabilitas Rp17,68 triliun, dan jumlah ekuitas Rp130,52 triliun.

Nah, dengan membaca angka-angka yang demikian ribetnya, pilihan berbalik kepada Anda sendiri untuk ikut beli sahamnya atau tidak.

Jangan lupa semua itu juga tergantung fulusnya ada tidak?

Happy cuan ya kak.

 


Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi