Beda nasib MAS dan AIRA di tengah share swap


Rencana share swap ddikonfirmasi investor dengan membuat saham Malaysian Airline System Bhd hari ini mencapai rekor tertinggi dalam 12 tahun sedangkan saham AirAsia Bhd justru terjungkal.

Saham Malaysian Air dengan kode MAS, di data Bloomberg pukul 16.50 mencapai 1,72 ringgit atau naik 7,5% dari posisi kemarin. Saham MAS siangnya sempat menembus level 1,75 ringgit atau naik 9,4% atau tertinggi sejak Agustus 1999.

Posisi rekor MAS tersebut terjadi setelah investor mengetahui CEO AirAsia Tony Fernandes dan mitranya setuju untuk menerima penawaran 20,5% kepemilikan.

Sebagai gantinya Tony dkk sepakat memberikan 10% kepemilikan kepada Khazanah Nasional Bhd, induk dari Malaysian Air. Kedua maskapai akan melakukan kerja sama baik dalam pembelian pesawat maupun pembukaan rute penerbangan baru.

Saham AirAsia dengan kode AIRA justru terpuruk 10,38% ke level 3,54 ringgit setelah 2 hari terakhir kena suspensi dari Bursa Malaysia. Saham AIRA tercatat menyentuh rekor penurunan terbesar atau 14% sejak Oktober 2008.

Kejatuhan saham AIRA tak lepas pula dari kajian UOB-Kay Hian Research Pte, yang memberikan rekomendasi saham maskapai tersebut menjadi 'Beli'. "Kami tak melihat aliansi kedua maskapai itu akan menguntungkan AirAsia. Akan ada risiko dilusi mereknya," ujar perusahaan broker tersebut.

Namun apa kata Tony Fernandes kepada Bloomberg TV justru menilai rencana share swap itu akan menguntungkan AirAsia untuk berkembang lebih pesat. "Itu akan mengatasi sejumlah hambatan regulasi. Yang utama hak rute terbang adalah selalu jadi isu penting," katanya.

Tony mengambil alih AirAsia yang semula dikelola DRB-Hicom dengan nilai akuisisi simbolis 1 Ringgit Malaysia pada Desember 2001. Dia juga setuju untuk mengambil alih utang maskapai itu yang mencapai 40 juta Ringgit Malaysia.

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi