PSSI berdampak sistemik ?

Aslinya kalimat itu merupakan status Kokok Herdhianto Dirgantoro di situs jejaring sosial yang tertulis ketua umum PSSI berdampak sistemik. Ungkapan kekesalan yang sangat bisa dipahami untuk penggemar sepakbola Indonesia setelah tim Garuda diajari bermain bola oleh Oman tadi malam.

Tak perlu membaca trilogi buku sepakbola karya Sindhunata yang begitu menghanyutkan. Semua orang pun tahu kalau sepakbola Indonesia sangat rapuh dan kemenangan bak merindukan bulan di siang hari. Tim Garuda yang dilatih Benny Dollo kalah 1-2 dari Oman di GBK Senayan.

Siapa yang salah? ungkapan frustasi yang biasa muncul kalau harapan jauh dari kenyataan. Pemerintah? masyarakat? atau PSSI sebagai otoritas pengurus sepakbola dan sang ketuanya?

Akang Angga di status Kokok berkomentar, "betul..betul.. betul... Say No to NH"

"Sebagai ketua gagal dan berdampak sistemik, maka harus diselamatkan. Dampak psikologis ke masyarakat persepakbolaan Indonesia sangat besar. Bentuk Pansus PSSI! Usul calon ketua Pansusnya Ruhut Sitompul biar seru dan lucu," kata Eri Irawan.

Gayung komentar pun bersambut,

"Apakah keputusan penyelamatan ini sudah diketahui presiden? Atau secara UU, cukup sampai Menpora? Tolong jangan dipolitisasi," ujar Kokok dengan tampang sok serius.

"Presiden tidak dilibatkan dan tidak dilapori. Keputusannya ada di Komite Stabilitas Sektor Sepak Bola (KSSSB) yang terdiri atas Menpora dan Ketua KONI/KOI. Rapat penyelamatannya di Kantor Menpora. Soal kehadiran Julia Perez, itu hanya sebagai narasumber karena dia merupakan istri dari pemain sepak bola.
Benar bahwa Nurdin Halid ada di daerah Senayan, tapi dia tidak mengikuti rapat," papar Eri Irawan coba beragumentasi.

"kayanya yg dilapori wapres jaman baheula...." kata Akang Angga menimpali.

"Mohon dicek keterlibatan Dewan Gubernur PSSI yang lama. Tolong diperiksa apakah mereka terlibat atau tidak. Saya mendapat informasi kalau ada rekaman Ketua PSSI dengan Tamara Blezinsky. Lho, Tamara kan urusannya tinju bukan sepak bola. Pesan saya, jangan ada yang dikorbankan. Buka kasus ini hingga terang benderang," ujar Kokok dengan gerakan tangan ke kiri ke kanan mirip sang pemimpin.

Namun, Eri Irawan menjelaskan, "Dewan Gubernur PSSI yang lama akan kami mintai keterangan. Kami juga ingin tahu bagaimana mungkin mereka membiarkan berbagai kecerobohan PSSI selama ini," ujar Ketua Pansus Angket PSSI.

Secara terpisah, kata Eri, Ketua KSSSB mengakui jika Ketua Umum PSSI ada di seputaran kantor ketika rapat penyelamatan dilakukan. Namun, ketua umum PSSI sama sekali tidak ... See Moredilibatkan dalam rapat. Kehadiran ketua umum PSSI adalah mekanisme biasa dalam proses penyelamatan untuk memudahkan bila diperlukan tanda tangan, cap jempol, cap darah, maupun foto bersama.

Selain itu, Eri mengungkapkan, soal rekaman dengan Tamara, perlu didatangkan Roy Sukro untuk mengecek apakah rekaman itu orisinal atau bajakan yang banyak dijual di Glodok. Selain itu, perlu meminta fatwa MUI apakah isi rekaman itu haram atau halal menurut agama.

Sementara itu, aksi demo menolak penyelamatan terus terjadi. Pengamat sepakbola Kokok Kian Gila mengatakan seharusnya PSSI dilikuidasi saja toh masih banyak cara utk menghidupkan sepak bola. Dampak psikologisnya apa? Wong menyelamatkan tidak melibatkan psikolog.

Beberapa aktivis pegiat bola berebut menjadi pionir Germo (gerakan moral) dengan foto ... See Moredan pamflet seragam diberbagai kota minta Ketum di non aktifkan. Mereka mengatakan tidak dapat percaya pansus dan akan mengajukan ke KoPoK (Komite Pemberantasan Olahraga Kotor)

Hingga berita ini diturunkan dari langit, mantan Deputi Gubernur PSSI masih dimintai keterangan Pansus. Sang deputi gubernur datang ke gedung DPR dengan membawa tas bergambarkan binatang peliharaannya.

PSSI sendiri menuduh aksi demo ditungganggi oleh segelintir orang-orang yang sakit hati. "Ini bukan fitnah, bukan isu, bukan rumor. Ini informasi intelijen, ada pihak-pihak tertentu yang mencoba memancing di air keruh. Saya minta masyarakat tak terprovokasi," demikian pernyataan resmi PSSI.

Bahkan, PSSI kini sedang membentuk tim untuk mengusut para pembuat bola sepak yang digunakan dalam pertandingan melawan Oman. PSSI curiga bahwa bola yang digunakan dalam pertandingan tersebut telah didesain hanya menguntungkan pemain Oman karena bola itu sangat sulit dikontrol oleh para pemain Indonesia.

"Kita perlu menelusuri pihak-pihak asing, dalam hal ini Oman, yang menyuap para pembuat bola sepak itu," ujar ketua umum PSSI

"Hahahaha ...... PSSI tambah ketok lucu lan .... uedaneeeee !!" Bambang Tri Subeno tak dapat menahan rasa gelinya.

Kokok Herdhianto Dirgantoro menimpali, "Dan dibalas dengan 2 kata dari Jayus Limbung, "Diam Kau." Terus ditutup dengan, "Bangsat" oleh Rumput Sitompel.

Namun, tadi malam ketika pertandingan Indonesia-Oman memasuki menit 90, ada aksi lucu oleh Hendri Mulyadi yang berlari masuk ke lapangan. Dia tak membahayakan pemain, dan jelas menghibur.

Sebelum laga Indonesia vs Oman, Hendri Mulyadi jelas bukan siapa-siapa. Tapi karena aksi nekatnya masuk lapangan, dia kini jadi pahlawan buat sebagian pencinta sepakbola tanah air. Jadi Ketum PSSI?

Saya bilang Hendri Mulyadi justru akan mengeluarkan buku.. "Garuda Menendang" ...nantikan di gerai buku terdekat

Namun, Deddy Pakpahan menyebutkan, "Bukannya Garuda Menggurita?"

Thrio Haryanto pun berucap, "Segera desak Gub. DKI untuk mengusulkan Hendri jadi Pahlawan Nasional dan Tokoh Balbalan Indonesia!"

Dan Deddy Pakpahan pun mengamini, "Setuju... Nanti buat patungnya yang besar kita taruh di pintu masuk Gelora Bung Karno..."


Oaaaalaaaa.. Tuhan apa pula rencana-Mu untuk sepakbola negeri ini....


Karet, 7 Jan 2010
faa

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi