Skip to main content

Apa itu suku bunga deposit facility Bank Indonesia?


Bank Indonesia menurunkan batas bawah suku bunga deposit facility menjadi 150 basis poin di bawah BI Rate per September 2011 yang sebesar 6,75% untuk mendorong transaksi pasar uang antar bank.

“Dalam rangka mendorong kegiatan di pasar uang antar bank [PUAB] ditengah derasnya ekses likuiditas, Bank Indonesia [BI] memperlebar batas bawah koridor suku bunga operasi moneter [deposit facility] yang semula 100 basis poin menjadi 150 basis poin di bawah BI Rate,” ujar Difi A. Johansyah, Kepala Biro Humas BI, 8 September 2011.

Deposit facility merupakan fasilitas yang disediakan oleh bank sentral untuk menampung ekses likuiditas dari bank, di luar instrumen lain seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan reverse repo. Sebaliknya bank sentral juga menyediakan lending facility (repo) untuk memberikan pinjaman bagi bank yang memerlukan likuiditas.

Batas bawah suku bunga deposit facility 100 basis poin di bawah BI Rate bertahan sejak pertengahan Juni 2010, setelah bank sentral menurunkan dari posisi sebelumnya sebesar 50 basis poin di bawah suku bunga acuan.

Meski memperlebar batas bawah deposit facility, BI mempertahankan batas atas suku bunga lending facility pada 100 basis poin di atas BI Rate.

Kebijakan memperlebar batas bawah suku bunga deposit facility, menurut Difi, ditujukan agar transaksi PUAB lebih bergairah. “Kami mendorong agar bank bisa bertransaksi di antara mereka [PUAB] dan tidak hanya mengandalkan BI dalam menaruh ekses likuditas,” ujarnya.

Dengan ketetapan tersebut, batas bawah suku bunga deposit facility yang disediakan untuk perbankan mencapai 5,25%. Sebagai perbandingan suku bunga PUAB pada minggu terakhir Juni 2011 berada pada kisaran 6% hingga 6,23%.

Nah, apa dampaknya bagi bank-bank dalam kenyataan?

Herman Savio, Direktur Head of Risk Treasury Citibank NA. Indonesia, mengatakan transaksi pasar uang antar bank (PUAB) lebih dipengaruhi akan kebutuhan likuiditas dari masing-masing bank. Oleh karena itu, kebijakan bank sentral dalam menurunkan batas bawah bunga deposit facility belum tentu akan membuat transaksi PUAB lebih bergairah.

“Menurut saya tidak akan pengaruh terhadap pasar uang. Kegiatan pasar uang tergantung likuiditas masing-masing bank. kalau butuh dia maka dia akan pinjam kalau gak butuh dia akan lempar,” ujarnya.

Saya malah pikir jangan-jangan praktik saling meminjam duit antarbank yang dilakukan para bankir saat ini masih seperti dulu, tinggal telp, atau tulis di kertas rokok, lalu duit bermiliar-miliar rupiah langsung berpindah tangan...? wallahualam bissawab

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...