Ada apa dengan Belanda

Entah ada apa dengan kata “Belanda” dalam beberapa hari terakhir begitu sering terucap di lidah ini. Kata tersebut sejatinya menunjukkan kepada negara kerajaan Belanda di Eropa bagian barat.

Negara Ratu Juliana dan kini dipimpin Ratu Beatrix itu juga sering disebut down under alias mayoritas daerahnya di bawah permukaan laut sehingga sang negeri kincir air ini punya 1.000 dam/bendungan yang dipenuhi bunga tulip nan indah.

Sejujurnya saya kurang suka dengan ke-belanda-belanda-an. Bukan karena negara itu melalui VOC menguasai Indonesia 350 tahun. Lagipula Tidore dan Ternate lebih dikenal di bawah jajahan Spanyol dan Portugis.

Akhir pekan lalu saya tak suka dengan kata belanda karena muak dengan gaya tekel brutal pemain Manchester City asal belanda Nigel de Jong terhadap pemain Newcastle United asal Prancis, Hatem Ben Arfa sehingga patah tulang. Citizen menang 2-1 atas Magpies.

Nigel de Jong adalah pemain bertahan dengan naluri membunuh semua serangan musuh. Sejatinya dia pemain bek, tetapi kini jadi pemain gelandang bertahan di Citizen maupun timnas Belanda KNVB.

Pada final piala dunia 2010 di Afsel, de Jong bikin ulah dengan tendangan kungfu ke dada Xabi Alonso, pemain tengah Spanyol. Belanda kalah 0-1 dan tak pernah juara dunia. Untuk yang terakhir itu, saya bersyukur.

Belanda dan timnasnya seperti istilah yang dipakai Frina Hakim, just the second best dalam dunia yang kadang terlalu aneh dibandingkan dengan fiksi.

Namun tak sepenuhnya saya benci belanda. Saya tetap suka Ruud Gullit dengan sexy football ataupun mr nice guy Marcco van Basten. Saya pun menyukai mr flying dutchman Denis Bergkamp dengan segala saloon football-nya.

Kali ini semuanya bukan soal sepakbola. Ini soal politik dan hubungan bilateral Republik Indonesia dengan belanda. Kemarin SBY batal berangkat ke belanda untuk kunjungan kenegaraan karena gugatan hukum di sana. Coba simak kronologis soal belanda dan gangguan kecil itu yang dirangkum Detikcom.

Sudah sejak 2007 Belanda mengundang SBY namun gangguan selalu datang. Mulai dari larangan terbang maskapai Indonesia ke Eropa, kerikil antara Geert Wilders vs Fani Habibie, dan terakhir sidang gugatan RMS yang membuat SBY tidak nyaman.

Inilah lika-liku yang terekam dua mingguan ini:

24 September 2010

Geert Wilders, anggota parlemen yang juga pembuat Film Fitna yang anti-Islam, keberatan dengan pernyataan Dubes RI untuk Belanda, JE 'Fani' Habibie, yang menyatakan SBY bisa batal ke Belanda jika Wilders masuk ke parlemen.

Statemen adik BJ Habibie itu juga dikritik Menlu Belanda. JE Habibie sempat menjelaskan, bahwa apa yang dilansir media pada 23 September lalu telah terjadi kesalahan pengutipan.

"Presiden SBY tetap akan berkunjung ke Belanda. Meski demikian, jika Wilders ada di pemerintahan, kunjungan kenegaraan akan menjadi kurang menyenangkan," kata Junus seperti dilansir situs radio rnw.nl.

Namun Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Teuku Faizasyah mengatakan, tidak ada perubahan terhadap kunjungan SBY ke Belanda. Hal itu karena undangan Ratu Belanda itu telah diterima sejak empat tahun yang lalu.

Sabtu 2 Oktober 2010

Muncul pemberitaan soal tuntutan penangkapan SBY dari Pemerintah Republik Maluku Selatan (RMS) di pengasingan. Tuntutan penangkapan itu disampaikan melalui kort geding (prosedur dipercepat) ke pengadilan. Hal ini dikatakan Presiden RMS John Wattilete yang juga seorang advokat dalam pernyataan di teletext televisi publik NOS.

Selasa 5 Oktober 2010

07.09 WIB

Tuntutan RMS itu telah masuk ke Pengadilan Den Haag. John Wattilete dari RMS berkeyakinan bahwa pengadilan akan mengeluarkan putusan sebelum atau selama kunjungan presiden RI masih berlangsung.

Pukul 07.35 WIB

Dubes RI untuk Belanda, JE Habibie menegaskan, meski akan ada pengadilan dari tuntutan RMS itu, keamanan SBY tetap dijamin oleh Pemerintah Belanda. Bahkan Belanda kembali menegaskan tidak mengakui RMS. "PM Balkenende telah memberikan jaminan tidak akan terjadi apa-apa terhadap kunjungan presiden RI," kata Habibie.

12.00 WIB

Rombongan SBY siap berangkat ke Belanda. Para wartawan dan staf Istana telah duduk manis di pesawat kepresidenan di Halim Perdanakusumah.

14.00 WIB

'Kekisruhan' terjadi di Bandara Halim Perdanakusumah, di mana pesawat SBY akan tinggal landas. 30 Menit setelah waktu yang dijadwalkan, pesawat tidak juga terbang. SBY masih berada di ruang VVIP Lanud Halim.

14.10 WIB

Barang-barang yang sudah berada di dalam pesawat mendadak dikeluarkan seperti jas hitam yang bertuliskan RI-1. Bahkan Paspampres tampak sibuk wira-wiri di sekitar pesawat. Rombongan SBY termasuk wartawan yang sudah menunggu di pesawat selama dua jam pun mulai turun dari pesawat.

Mobil dinas RI-1 yang biasa dipakai SBY juga terparkir dengan formasi untuk mengantar SBY pulang. Spekulasi yang beredar menyatakan SBY akan batal ke Belanda. Beberapa menit kemudian, spekulasi itu terjawab lewat pidato SBY yang ditayangkan langsung sejumlah televisi.

14.30 WIB

SBY menggelar jumpa pers yang mengumumkan pembatalan keberangkatannya ke Belanda. Dalam jumpa pers itu, SBY terpaksa membatalkan kunjungan atas undangan Ratu Belanda itu karena adanya tuntutan yang menuntut penangkapan dirinya saat sedang berkunjung ke Belanda.

Pengadilan tuntutan itu akan digelar saat SBY masih berada di Belanda. Hal itu mengusik harga diri SBY dan juga bangsa Indonesia. "Ini menyangkut harga diri kita sebagai bangsa," kata SBY dengan wajah serius.

18.00 WIB

Media Belanda memberitakan pembatalan ini bahkan harian De Telegraaf menyebut apa yang dilakukan SBY merupakan penghinaan kepada Ratu Beatrix sebagai pihak pengundang.

Ah kalo sudah demikian mari minum jus terong belanda... segarrrrrr euy
Karawaci
05/10/10

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi