kromosom 21

Suara itu khas dan hampir saban hari menyapa. “Assalamualaikum!!!!, bang minta seribu dong,” ujarnya sambil berdiri di depan pagar.

Namanya Hendro, tapi orang-orang memanggilnya Encep, salah satu tokoh sinetron beberapa tahun lalu yang diperankan Anjasmara.

Ibunya, orang Minang yang beruntung, tak marah dengan sapaan khas buat anaknya itu. Saya sendiri lebih suka memanggilnya dengan ‘Endro. “Siapa ya…?” ujar saya bila dia mengucapkan salam khasnya, biasanya pagi hari.

“Saya ..Nnndro.. Bagi seribu dong,” jawabnya.

“Buat apa seribu (Rp1.000),” tanya saya.

“Buat jajan, bagi dong… eh adeknya ketawa.. Bang… itu adeknya ketawa,” tuturnya sambil tersenyum melihat anak saya yang memperhatikannya sambil tertawa.

“Ini duitnya.. jangan beli es ya,” kata saya.

Si Hendro memang tak pernah meminta kurang atau lebih dari Rp1.000. Dia tampak normal ketika beli jajanan es ataupun camilan lain. Dia memang istimewa dengan anugerah down syndrom yang dideritanya.

Suatu ketika tahun lalu, Hendro tak pulang dua hari. Ibunya pusing, dan bahkan satu RW pusing mencarinya. Hari ketiga ada orang datang mengantar Hendro yang katanya ditemukan di terminal Grogol, ternyata dia ikut orang naik kopaja.

Bagi saya, penderita down syndrom seperti Hendro jadi berkah bagi orang lain. Selain jadi peringatan manusia, dia juga mengajarkan bagaimana rasa tulus dan kejujuran terpancarkan.

Mereka ada di dunia bukan karena salah bunda mengandung ataupun cara bapak bergoyang. Bukan pula karena keturunan ataupun hasil guna-guna. Tapi salahkan kromosom 21.

Kok bisa..? Saya baru tahu tadi pagi kalau 21 Maret merupakan hari peringatan buat down syndroma. Angka 21 memang sangat terkait dengan si kromosom tadi, istilah biologi yang begitu akrab dengan saya waktu SMA.

Kromosom adalah merupakan serat-serat khusus yang terdapat didalam setiap sel di dalam badan manusia di mana terdapat bahan-bagan genetik yang menentukan sifat-sifat seseorang.

Down Syndrom (DS) disebabkan kelainan pada kromosom. Selain itu down syndrom disebabkan oleh hasil daripada penyimpangan kromosom semasa konsepsi.

Si ibu dokter ahli genetika di TV itu menjelaskan DS itu karena ada yang tidak beres dengan kromosom yang ke-21. Ada 3 kromosom yang menempel pada kromosom 21 atau kejadian yang disebut trisomi.

Biasanya bayi punya 23 pasang kromosom termasuk 1 kromosom genetika seks. Jadi bayi normal dilahirkan dengan jumlah 46 kromosom. Sedangkan bayi down syndrom dengan 3 kromosom 21 menjadikan jumlah kesemua kromosom ialah 47 kromosom.

Saya jelas tak paham soal dari mana 1 kromosom yang sok akrab bergabung di kromosom 21. Padahal ada banyak gen dalam kromosom. Ukuran 1 kromosom itu 1.400 nanometer sementara gen hanya 2 nanometer. Jadi kok ada untaian genetika yang belagak menyimpang ya..?

Ada juga kasus yang dinamakan "Translocation". Keadaan ini biasanya berlaku oleh pemindahan bahan genetik dari kromosom 14 kepada kromosom 21. Aneh, Tuhan memang selalu punya cara untuk mengingatkan manusia.

Hendro dan kawan-kawan lainnya jelas mengalami masalah kesehatan akal (mental retardation) dan juga ketidakmampuan dalam pembelajaran (learning disabilities).

Bahkan, ada riset yang menunjukkan saat ini sampai Maret 2009, di Indonesia orang dengan down syndrom yang paling tua berusia 43 tahun. Artinya angka kehidupan mereka masih tinggi. Toh ajal itu di tangan Allah.

Bagi saya, mereka beruntung. Setidaknya ada acuan yang nyaris pasti kapan harus menghadap Allah SWT. Nah kita ???? tak ada ilmu yang bisa menjawab kapan kita akan mati. Detik ini, besok, pekan depan, bulan depan, atau tahun depan. Who knows?

Banyak-banyak deh berbuat kebajikan. Tinta malaikat tak pernah kering menulis amal kita.



salam@faa23 maret

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh