Balada Persipura Jayapura, antara Juara dan Turun Kasta

Di ruang ganti sebelum pertandingan. , Ricardo Salampessy berdiri di tengah para pemain Persipura Jayapura. Ricardo pemain senior. Dia berbicara memompa semangat para pemain lain. Ini merupakan laga terakhir musim 2021-2022. Suaranya tegas.



“Kita yang menentukan nasib kita sendiri…. Kita kerjakan kita punya tugas, Tuhan yang lakukan sisanya! Kita berjuang untuk orang-orang yang mencintai kita, yang berdoa untuk kita. Jangan takut habis! Kerahkan seluruh kemampuan kalian! Doa mereka menyertai … memberi kekuatan kepada kalian! Berjuang untuk mereka! Berjuang untuk Persipura, Berjuang untuk Menaaaang !!!”

(https://twitter.com/SuporterFC/status/1509476766808612864?s=20&t=jKZbZgMnCkJiRW3R56OFKQ)

Pidato 27 detik Ricardo itu disambut pekik semangat menyala para pemain Persipura lainnya. Raut muka Sang Pelatih Angel Alvredo Vera tenang. Tapi bias ketegangan tak bisa begitu saja sirna.

Sore itu, Kamis 31 Maret 2022, Persipura menghadapi Persita Tangerang. Stadion Kompyang Sujana di tep jalan Mahendradatta, Denpasar Barat menjadi palagan mereka. Stadion markas Perseden Denpasar itu bisa menampung 7.000 orang. Sore itu tak banyak penonton.

Bagi Persipura, laga melawan Persita adalah penentuan. Kalah sudah pasti degradasi ke Liga 2. Menang pun belumlah tentu aman.

Tim Mutiara Hitam Persipura berada di posisi 3 terakhir di dasar klasemen dengan nilai 33. Di atas mereka ada Barito Putera dengan 35 poin dan PSS Sleman 36 poin.

Memang ada peluang bagi Persipura untuk lolos dari jerat degradasi. Tentu dengan syarat Barito kalah melawan Persib Bandung dan PSS Sleman takluk dari Persija Jakarta.

 Ketiga tim bermain bersamaan di jam dan waktu yang sama, Persipura menghadapi Persita, Kamis (31/3/22) di Stadion Kompyang Sujana.

Lalu, Barito Putera menghadapi Persib Bandung, Kamis (31/3/22) di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Sedangkan PSS Sleman akan melawan Persija Jakarta dalam laga terakhir mereka, Kamis (31/3/22) di Gelora I Gusti Ngurah Rai, Denpasar.

Persipura datang dengan bekal lima laga tak terkalahkan saat melawan Persita. Baru 20 menit babak berjalan, Persipura berhasil unggul lewat Yohanes Pahabol dan membuat skor menjadi 1-0. Sebelas menit setelah gol pertama, Yevhen Bokhasivili berhasil menggandakan kedudukan menjadi 2-0.

Babak pertama ditutup dengan skor 2-0 untuk kemenangan Persipura. Babak kedua kembali berjalan, dan masih Persipura mengambil jalannya pertandingan. Hasilnya pada menit ke-80, Ramiro Fergonzi behasil menambah keunggulan Mutiara Hitam menjad I 3-0. Dan hasil ini bertahan sampai babak akhir.

Di pertandingan lain, Barito yang bermain melawan Persib harus bermain 0-0 pada babak pertama. Di babak pertama tersebut, kedua tim bermain saling jual beli serangan. Memasuki babak kedua berjalan, Persib unggul lebih dulu lewat gol Beckham Putra.

Namun, sebelum pertandingan berakhir Barito berhasil menyamakan kedudukan lewat Beni Oktavianto di menit 84. Hasil tersebut bertahan sampai peluit panjang dibunyikan dan membuat Barito Putera terbebas dari jurang degradasi.

Lalu, di pertandingan PSS melewan Persija, Super Elja berhasil unggul 2-0 atas Macan Kemayoran dan membuat mereka finish di posisi ke-13 dengan poin 39.

Dengan hasil ini dipastikan jika PSS Sleman dan Barito Putera masih bertahan di Liga Indonesia musim depan dan Persipura Jayapura harus mengubur mimpi mereka dan harus bermain di Liga 2 musim selanjutnya.

Hasil tersebut terasa pahit. Persipura, tim kebanggaan tanah Papua—dulu bernama Irian Jaya— selalu tampil dalam 28 musim kompetisi terakhir. Pernah juara 4 kali. Klub asal Indonesia yang posisinya di klasemen klub Asia paling tertinggi dibandingkan tim domestic lainnya.

Degradasi jadi kenyataan.


(Jack Komboy, mantan bek andalan Persipura)

Seusai pertandingan. Hening. Haru biru. Ricardo dan pemain senior lainnya Ferinando Pahabol tampak begitu terpukul, begitu pula dengan Wulf Koronia Kluivert Shevcengko Horota dan Fridolin Yoku.

Coach Vera berlinang air mata. "Tidak bicara, tidak bicara, tidak bisa bicara," ucap Vera saat ditanya pesan apa yang disampaikan usai pertandingan melawan Pendekar Cisadane.

Bek berpengalaman, Yustinus Pae mengaku masih sulit menerima hasil yang diraih tim Mutiara Hitam. Sama seperti Vera, Victor tak berbicara kepada pemain yang lain usai pertandingan.

https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20220331210933-142-778659/kisah-haru-ruang-ganti-persipura-hening-akibat-terdegradasi?utm_source=twitter&utm_medium=oa&utm_content=cnnindonesia&utm_campaign=cmssocmed.

 

Banyak pihak tak menyangka. Tapi itulah kenyataan.

Social media pun berciutan. Akun @GIBOLoffical mengatakan “Percayalah, orang yang paling sedih melihat Persipura terdegradasi adalah Boaz Solossa. Tim yang dia bela dari awal karirnya sampai merengkuh berbagai prestasi harus turun kasta ketika dia "terpaksa" keluar dari tim berjuluk Mutiara Hitam ini.”

Bagi saya, apa yang terjadi di Persipura adalah keniscayaan. Sering juara terus degradasi itu biasa. Juventus di Italia pun merasakan hal yang sama.

Timnas Italia yang pernah 4 kali juara dunia dan bahkan baru saja menjadi juara Eropa pun tak bisa lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar. Gli Azzuri keok ditekuk Makedonia Utara 0-1.

Gagal bukanlah akhir

Sepakbola tak sekadar permainan. Sepakbola sudah lama menjelma industri. Banyak hal yang harus dibenahi oleh klub sepakbola jika gagal dalam kompetisi.

Mungkin sudah waktunya Persipura menata kembali mental dan kekompakan tim, kualitas permainan dan modernisasi manajemen.

Gaya manajemen yang lebih business orientde memang mutlak dibutuhkan klub bola modern. Banyak klub di Indonesia yang kini tak lagi menjadi binaan semata oleh pemerintah daerah. Investor dan dana segar adalah kunci.

Bali United yang menjadi juara kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2022 ini menjadi contoh nyata klub professional yang sukses.

Klub ini dulunya bernama Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Samarinda (Persisam) yang merupakan eks tim Perserikatan dan Putra Samarinda dari Galatama.

Pada 15 Februari 2015, Putra Samarinda diambil alih pengusaha asal Indonesia, Pieter Tanuri, setelah sebelumnya mengalami kesulitan finansial hingga akhirnya berpindah kandang ke Bali dan mengubah namanya menjadi Bali United FC.

Pieter Tanuri bukan orang sembarangan di dunia bisnis. Pieter Tanuri merupakan pendiri salah satu perusahaan sekuritas, Trimegah Securities Tbk. Selain itu, ia juga menjadi komisaris di PT Philadel Terra Lestari, PT Buana Capital Sekuritas, dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk.

Multistrada (MASA) merupakan produsen ban mobil Achilles Radia dan ban motor Corsa. MASA kini dimiliki Michellin, meski Pieter kembali membeli sebagian kecil saham MASA.

Pieter pernah pula di Persib Bandung, bersama Glenn Sugita, yang muncul sebagai pemilik baru Maung Bandung pada 2009.

Pada 2014, Pieter ingin memiliki klub bola sendiri. Pieter dan adiknya Yabes Tanuri akhirnya membeli Pusamania Borneo FC yang saat itu dimiliki oleh Harbiansyah Hanafiah.

Pada 17 Juni 2019, Bali United menjadi klub pertama yang memiliki saham go public di Asia Tenggara dan kedua di Asia.

Pada pembukaan perdagangan perdananya, harga saham perusahaan langsung melambung 69,14 persen ke level Rp.296 per saham dari nilai saham perdana Rp.175 per lembar. klub ini melepas 33,33% kepemilikannya dengan total 2 miliar unit saham. Dengan demikian, dana yang diraup oleh klub ini mencapai 350 miliar rupiah.

Tak hanya Bali United, banyak klub yang kini semakin modern. Cilegon FC kini di bawah manajemen Rans milik pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Persikota Tangerang pun menggandeng artis Prilly Latuconsina. Masih banyak lagi contoh lainnya.

Tentu semua itu bisa ditiru oleh Persipura. Nuansa local dan semangat kedaerahan memang penting. Tetapi Persipura harus mulai menyadari bahwa klub ini tak lagi sekadar milik masyarakat Papua. Dia adalah bagian dari bisnis sepakbola global.

Sudah selayaknya, Persipura memiliki gaya manajemen yang modern meski musim depan harus tampil di Liga 2. Semangat untuk bangkit itu tetap tinggi. Seperti kata Ricardo, “….Kita kerjakan kita punya tugas, Tuhan yang lakukan sisanya!”

Ayo Bangkit Mutiara Hitam!

Fahmi Achmad

1 April 2022

 

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi