Skip to main content

Impor gula mentah & industri rafinasi domestik


Kementerian Pertanian mengusulkan kebutuhan gula oleh industri kecil dan rumah tangga 278.652 ton dipasok dari gula lokal mulai tahun depan bukan dari gula rafinasi.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan keputusan itu akan disampaikan dalam rapat koordinasi di Menko Perekonomian. Pasar gula industri kecil dan rumah tangga yang selama ini dipasok oleh gula kristal rafinasi akan diisi oleh gula lokal.

“Ini akan berdampak pada pengurangan volume impor raw sugar. Akan dirapatkan dulu di Menko Perekonomian,” ujarnya, Selasa 09 November 2011.

Menurutnya, saat ini masih ada wilayah abu-abu (tidak jelas) pasar gula, yaitu segmen industri kecil dan rumah tangga yang masih dipasok oleh gula rafinasi.

Suswono menjelaskan selama ini industri kecil dan rumah tangga menggunakan gula lokal.

Selama ini, kebutuhan gula industri kecil dan rumah tangga dipasok oleh gula rafinasi. Padahal, menurutnya, industri kecil dan rumah tangga menggunakan gula produksi lokal. Oleh karena itu, kuota imppor gula mentah oleh pabri gula rafinasi menjadi lebih besar.

“Terkait konsumsi gula industri rumah tangga selama ini masih dipasok oleh gula rafinasi. Di lapangan industri rumah tangga dipenuhi oleh gula kristal putih.”

Menurutnya, keputusan itu untuk menghindari penghitungan ganda yang berpengaruh terhadap kuota impor gula mentah.

Mentan menegaskan keputusan industri kecil dan rumah tangga dipasok gula lokal tidak akan menyebabkan peningkatan konsumsi gula lokal, karena selama ini memang sudah dipasok gula petani. Konsumsi langsung gula 2,7 ton per tahun.

Kebutuhan gula untuk industri rumah tangga 278.652 ton. “Nanti industri rumah tangga itu akan digantu dengan usaha rumah tangga.”

Produsen gula kristal rafinasi menilai pasar gula rafinasi untuk industri kecil, menengah dan rumah tangga sebanyak 600.000 ton per tahun yang kemungkinan dapat masuk ke pasar eceran, kendati pemerintah telah membuat aturan secara ketat.

Sebelumnya, Sekjen Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Suryo Alam mengatakan 25% gula rafinasi diperuntukkan bagi industri kecil (UKM) dan industri rumah tangga yang dipasarkan melalui distributor.

Menurutnya, pemerintah telah memberikan izin impor gula mentah yang memang diperuntukkan bagi industri makanan dan minuman, sehingga jumlah impor telah disesuaikan dengan kebutuhan.

Apalagi, sekitar 75% produksi gula rafinasi di dalam negeri, kata dia, telah dilakukan kontrak dengan produsen makanan dan minuman skala besar, sehingga telah memiliki pasar yang jelas.

Pemerintah mengalokasikan impor gula mentah tahun ini sektar 2,4 juta ton dan jika diproduksi menjadi gula rafinasi menjadi sekitar 2,2 juta ton.

Menurut Suryo, produksi gula rafinasi sebanyak 2,2 juta ton itu diperuntukkan bagi industri makanan dan minuman skala besar sebanyak 1,6 juta ton, sedangkan industri kecil dan rumah tangga sebanyak 600.000 ton.

Dia menjelaskan peruntukkan gula rafinasi bagi industri kecil yang disalurkan melalui distributor telah diatur oleh regulasi dan diperbolehkan oleh pemerintah.

Saat ini terdapat 8 produsen gula rafinasi yang terdiri dari PT Makasar Tene di Makasar, dan PT Sugar Labinta di Lampung, 5 pabrik di Banten, dan 1 pabrik di Cilacap Jawa Tengah.

Selain gula kristal putih (GKP) yang merupakan gula konsumsi langsung untuk masyarakat, juga terdapat gula kristal rafinasi (GKR) yang peruntukannya bagi industri makanan dan minuman.

GKP diproduksi oleh sekitar 58 pabrik gula yang merupakan BUMN dibawah binaan PT Perkebunan Nusantara, PT Rajawali Nusantara dan pabrik gula swasta. Gula kristal putih tersebut berasal dari tebu yang ditanam petani di dalam negeri.

Adapun, gula rafinasi yang diproduksi oleh 8 pabrik gula rafinasi itu berbahan baku gula mentah impor.

Delapan pabrik gula rafinasi itu antara lain PT Angels Products, PT Jawamanis Rafinasi, PT Sentra Usahatama Jaya, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Sugar Labinta, PT Duta Sugar Internasional, dan PT Makasar Tene. Izin impor raw sugar pada tahun lalu sebanyak 2,1 juta ton.

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...