Ini persoalan industri gula Indonesia


Dewan Gula Indonesia memperkirakan produksi gula pada tahun ini hanya 2,3 juta ton di bawah target yang ditetapkan sebanyak 2,7 juta ton.

Sekretaris Dewan Gula Gamal Nasir mengatakan kendati produksi gula tahun ini hanya 2,3 juta ton, tetapi diperkirakan masih dapat memenuhi kebutuhan pada 3 bulan pertama 2012.

"Kebutuhan gula pada 3 bulan pertama 2012 masih aman," ujarnya kepada wartawan, hari ini.

Menurut Gamal, stok gula kristal putih pada akhir tahun ini sekitar 800.000 ton. Adapun, kebutuhan gula konsumsi di Tanah Air sekitar 220.000 ton. Stok gula pada akhir tahun ini tersebut dapat memenuhi kebutuhan selama Januari-Maret tahun depan.

Dia menjelaskan produksi gula tahun ini sekitar 2,3 juta ton sama dengan produksi pada 2010.

Gamal menegaskan kendati produksi gula tidak mencapai taget yang ditetapkan sebanyak 2,7 juta ton, tetapi kebutuhan gula di dalam negeri masih tercukupi. Penurunan produksi itu, kata dia, dampak anomali iklim. Namun, harga gula saat ini relatif stabil, karena stok masih cukup.

Menurut dia, Dewan Gula Indonesia akan membicarakan kembali apakah masih perlu impor gula atau tidak pada tahun depan.

Namun, izin impor gula mentah yang dipergunakan untuk kapasitas tidak terpasang (idle capacity) kepada 7 produsen gula sebanyak 224.200 ton.

Menurut Gamal yang juga sebagai Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, izin impor gula mentah tersebut baru direalisasikan sekitar 50%. Oleh karena itu, sisa kuota impor tersebut, lanjutnya, dapat dipergunakan oleh 7 perusahaan tersebut pada tahun depan.

"Kebutuhan gula pada 3 bulan [Januari-Maret 2012] aman. Ini [produksi gula] kan belum berakhir."

Selain masih ada sisa kuota impor raw sugar sekitar 122.000 ton, kuota impor gula kristal putih juga belum direalisasikan seluruhnya oleh importir, kata dia, masih dapat dimanfaatkan lagi.

Kementerian Perdagangan memberikan izin impor gula kristal putih sebanyak 450.000 ton kepada PTPN IX (70.000 ton), PTPN X (90.000 ton), PTPN XI (90.000 ton), PT Rajawali Nusantara Indonesia (50.000 ton), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (90.000 ton), dan Perum Bulog sebanyak 60.000 ton.

Hingga 15 April 2011, realisasi impor hanya sekitar 50.000 ton, sehingga masih tersisa sebanyak 400.000 ton. Impor GKP dibatasi hanya sampai 15 April 2011.

Gamal memaparkan importasi gula akan terpengaruh oleh harga gula di pasar internasional. "Apalagi, ada banjir di Thailand, itu tentu mempengaruhi kenaikan harga gula di pasar dunia."

Asosiasi Gula Indonesia (AGI) memperkirakan Indonesia masih akan mengimpor 250.000 ton gula kristal putih untuk konsumsi masyarakat pada 2012, jika produksi gula tahun ini diprediksikan hanya 2,3 juta ton.

Colosewoko, Staf Ahli AGI, mengatakan jika produksi gula pada tahun ini hanya 2,3 juta ton, maka stok gula pada akhir bulan ini hanya sebanyak 700.000 ton.

Pabrik gula tidak melakukan giling tebu pada Januari-Mei 2012, sehingga stok akhir 2011 akan digunakan untuk untuk keburuhan selama periode itu. Namun, stok gula 700.000 ton hanya dapat memenuhi kebutuhan pada Januari sampai dengan pertengahan April 2012.

Oleh karena itu, untuk mengisi kebutuhan gula pada pertengahan April-Mei 2012, dibutuhkan impor sebanyak 250.000 ton.

Colosewoko menegaskan asumsi itu tidak memperhitungkan gula rafinasi yang masuk ke pasar ritel dan eceran. Jika banyak gula rafinasi yang masuk ke pasar eceran, kata dia, maka penjualan gula kristal putih akan lebih sulit. Kebutuhan gula konsumsi langsung yaitu gula kristal putih sebanyak 220.000 ton per bulan.

Selain GKP, juga ada gula kristal rafinasi yang diperuntukkan bagi industri. Saat ini, terdapat 8 pabrik gula rafinasi di dalam negeri yang bahan bakunya yaitu raw sugar masih diimpor seluruhnya. Pada tahun ini, 8 pabrik gula rafinasi itu diberikan kuota impor raw sugar sebanyak 2,2 juta ton.

Sebelumnya, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menyatakan target swasembada gula nasional pada 2014 sulit diwujudkan, karena produksi gula nasioanal tahun ini turun hanya 2,1 juta ton menyusul penurunan produksi tebu sebesar 20%-30%.

Musim giling tebu tahun ini kemungkinan berlangsung hingga November mendatang. Luas lahan perkebunan tebu nasional 453.000 hektare dengan produksi rata-rata 67 ton per ha dan rendemen rata-rata 6,9%, maka berdasarkan data dari APTRI akan dihasilkan gula sebanyak 2,1 juta ton.

APTRI menilai kendati produksi gula tahun ini turun, pemerintah tidak perlu membuka keran impor, karna pemasaran gula cenderung lesu.

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi