Kejutan tak pernah aneh

Hari ini, 4 Agustus 2009, mungkin bukan hari yang biasa-biasa saja. banyak kabar, keterangan, peristiwa mau lokal, nasional, bersifat pribadi atau umum yang bikin hati, akal dan perasaan ini campur aduk.

Selasa ini masih berumur 20 menit, tapi saya sudah berbalas comment dengan jeng Mina yang sulit tidur karena mimpi diserang ular dan kalajengking, juga dengan Elvani yang masih saja tak lelah bermain BB, memikirkan jodoh.

Rentetan pertanyaan muncul. "Mi, nanya serius neh ;p, itu kalo nulis kaya samuel biasa di word berapa halaman trus spasinya satu atau dua sama hurupnya standar ya ;D guw cm mau ngebiasain aja style guw kalo nulis. cm ,kepingin tahu buat artikel seperti samuel gitu gw kudu nulis di word berapa lembar biar gua tahu kapan harus berhentinya :p , jadi tulong dikasih tau standardnya ya :) terimakasih hehehe," tanya Anthon Antz.

Pertanyaan Anthon jelas bikin saya terkejut tapi tidak tersedak, karena terlalu panjang dan jelas dia non jurnalis yang ingin selalu belajar.

Ketika saya tanya kenapa bro? Dia hanya ingin jadi penulis gaya hidup yang lebih baik dari Samuel Mulia. sungguh mulia cita-citamu.

"Selain Samuel Mulia di Kompas minggu memangnya ada penulis gaya hidup lainnya mas fahmi? bagi2 dong infonya krn saya yg termasuk suka sama sam, jadi klo ada pembandingnya kepingin tau juga gaya sama karakter bahasanya ? (ini nanya serius ya ;p)," papar Anthon, lagi-lagi bikin saya sulit tidur.

Tapi buku kiprah Alan Greenspan masih enak dibaca meskipun editing-nya termasuk 'kotor'. lumayan dapat tiga bab dan mata pun terpejam ketika jarum jam mendekati angka 2.15 a.m.

Rengekan Ale di sela-sela tidurnya yang minta susu menjadi alarm alami bangun pukul 4. Bangun tidur.. sholat subuh dan tidur lagi... persis kata mbah Surip.

Pukul 7, ada layanan pesan singkat masuk ke telepon seluler saya. "Tariikkk mang"... dari Sely dan satu lagi dari Ina berbunyi "I'm ready kok".. buset dah.

Tak lama, tukang reparasi TV datang. My favo Sanken 14 inchi nyaris kehilangan playback.. korseleting katanya... untungnya cuma semalam gak bisa main PS (gantinya saya baca buku Greenspan).

Jarum jam menunjuk 10.30 saat saya balik dari Tenabang. Saya masih kesal dengan 2 hos apakabar Indonesia pagi (aki.pagi) yang tampak bego benar menanyakan soal musibah Merpati.

"Berapa ongkos sekali terbang,? 50 ribu rupiah? 100 ribu?," kata host cowok kepada pak Napitupulu, eks pilot yang banyak pengalaman di wilayah Irian.

"Wah biayanya mahal, minimal Rp500 ribu meski hanya terbang satu -dua jam," kata Napitupulu. Dia 100% benar. Ongkos avtur yang besar membuat penerbangan twin otter dan Cassa di Papua sangat mahal.

Tak heran, orang-orang Indonesia yang tinggal di pulau Jawa ini, (nada bahasa saya ini mirip paparan Andreas Harsono) terlalu wagu untuk berkomentar kalau harga semen 1 sak bisa Rp500 ribu di Wamena atau Pegunungan Bintang.

Gantian si host cewek bertanya, "Memangnya prosedur harus gitu ya kalau meski 10 menit lagi mendarat tetap harus balik karena cuaca buruk?" tanyanya, sok polos.

Untung kecantikannya menutupi kebodohannya. Apa produser tak pernah memberikan input via kabel atau alat kecil yang terkait di telinga host itu.

Atau mereka tak pernah mendengar istilah return to base (RTB) untuk kondisi darurat. Padahal berita kecelakaan pesawat bukan pertama kali diulas tuntas stasiun TV itu.

Intinya ulasan tanpa akurasi dan komentar bodoh hanya merusak jurnalisme dan berita yang begitu bagus. Bad news is always good news for us.

Papua juga punya kisah tak enak hari ini dengan gempa 5,1 skala richter di Manokwari dan Sorong. Tak lama, Gunung Ibu di Halmahera juga batuk-batuk.. mirip Gunung Semeru yang bersin menyemburkan banyak abu.

Namun, saya masih sempat dijejalin mie tarik goreng oleh Sely dan melihat bagaimana Ina menikmati Alfredo Katsu sampai licin tuh piring. Panggilan dari 7074181 pun tak terdengar dan jadi misscall...

Tapi berita buruk hari ini bukanlah soal sidang Mahkamah Konstitusi yang membahas gugatan pasangan Megawati-Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto soal pilpres.

Urip Ariyanto..pria unik yang beken dipanggil Mbah Surip wafat. Pelantun "tak gendong" dan "bangun tidur" ini wafat pukul 10.30 kata petugas rumah sakit Pusdikkes Ditkesad.

Pia berambut dreadlock itu mungkin jadi pria tua yang paling sukses dikenang orang tahun ini. "Kita Diam Bersama!" dan "Telor Mata Sapi" menjadi 2 lagu andalan lainnya.

Semua tokoh seakan berpolah menjadi teman baik almarhum. Sok kenal sok dekat menjadi latah. Presiden SBY pun berkomentar, Prabowo mengaku kaget, Megawati turut berduka.

Hampir semua status fesbuk kawan saya hanya ucapan duka cita untuk pria tua yang mengaku pernah melanglang buana hinga Jordania, Texas, California dan Kanada.

Setidaknya Mbah Surip, bagi saya memberikan nuansa lain yang begitu menyegarkan di tengah panasnya carut marut politik dan pemilihan umum. Indonesia boleh berduka untuk Mbah Surip, i luv u full deh.

Namun berita tak berhenti sampai Mbah Surip. Kejutan tak enak juga mampir ke telinga saya.
Pendiri Partai Golongan Karya Sulawesi Selatan, Yasin Limpo menghebuskan nafas terakhir di usia 85 tahun, Selasa, 4 Agustus 2009. Yasin Limpo, yang juga ayah dari Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, meninggal dunia di RS Grestelina Makassar, sore tadi.

Yasin Limpo, sebelumnya menjalani perawatan di RS Grestelina setelah menderita penyakit prostat.

Saya bukan keluarga Yasin Limpo, tapi nama keluarga itu cukup terkenal di Makassar.. apalagi ibu saya juga hampir 3 bulan opname di Grestelina dan saya pun terbang Jakarta-Makassar seperti Karawaci-Slipi. Selain itu, Golkar tetap dapat simpati saya. Tak asing memang.

Dan Ika yang berangkat dari Kupang pun tak asing dengan bule meskipun dia mengaku tak suka satu pesawat dengan mereka yang jorok. Maklum orang litbang Depkes.

Sore ini saya masih bisa tersenyum dengan David Beynon dan Adi Purnomo, big bos Manulife yang beranjang sana ke kantor. "We have solid commitment in Indonesia."... of course pak beynon...

Selamat ulang tahun adikku Fachruddin.
Updated about 2 weeks ago · ·
Sandy Rasta
Sandy Rasta
ubah haluan bro..jadi redatur jagad 24 jam
August 4 at 10:23pm · Delete
Fahmi Achmad
Fahmi Achmad
Sandy, dunia maya memang tanpa batas
August 4 at 10:38pm · Delete
Fatya Alfaraby
Fatya Alfaraby
panjang sekali crita di tanggal 4 mu mas,, bacaan yg apik dan menggelitik 5 menit menjelang tanggal 5.
August 5 at 12:43am · Delete
Nur Farida Ahniar
Nur Farida Ahniar
paling suka kritik tentang apa kabar Indonesia.....heran semua presenternya kok gitu ya? apalagi yang malam dengan inisial TT huuuh bikin boring n emosi, pertanyaan2nya gak penting banget....kalo dialog aku ganti chanelnya, tapi kalo berita baru aku lihat!!
August 5 at 9:54am · Delete
Lusyana Wahyu N
Lusyana Wahyu N
kle, bikinin dongeng buat gue dooonk...
August 5 at 3:22pm · Delete
Fahmi Achmad
Fahmi Achmad
@Tya, terima kasih tante yang manis
@Nunk yang juga manis, mereka emang nyebelin.. keminter... padahal..
@Lusy my dear.. kan elo udah jago bikin note menarik kayak kemarin soal rekan kita almarhumah
August 5 at 4:41pm · Delete
Anthon Antz
Anthon Antz
lumayan ; tapi masa ada rasa yang tertinggal , entah apa itu ? ibarat pizza tapi seperti mesti ditambahin rempah2 kejunya lagi :) tapi mungkin juga style nya bukan style gue ;p eniwe kita tetep toss angkat gelas untuk orang yang rajin menulis biarpun style mereka beda dengan kitah ;p
eniwe mana bocoran brapa halaman, spasi dan huruf standartnya ;)
August 5 at 7:54pm · Delete
Elvani Harifaningsih
Elvani Harifaningsih
Kok aku dibawa2 di bagian awal note-mu ini? lagian aku tuh sebel pas bagian jodoh2 itu. Dasar si kriting rese neh ;p
August 6 at 12:44am · Delete
Fahmi Achmad
Fahmi Achmad
Anthon, gw siap diskusi ambil makan pizza

Ningsih, tapi bukan dongeng sebelum tidur kan?
August 6 at 7:47am · Delete
Muhammad Taufik Djauhari
Muhammad Taufik Djauhari
menarik bro,padat merayap
August 9 at 8:37am · Delete
Frentianik Widodo
Frentianik Widodo
Aduuuhh! Jadinya aq yg terkejut, ternyata panjenengan2 ini penulis to? Pantes ..... Selamat berkarya !
Sun at 4:01pm · Delete

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh