Elpiji & Sepatu di Indonesia tercinta

Elpiji & Sepatu di Indonesia tercinta
Bruuut—brut-but-but…suara motor Suzuki Pak Anton, penyalur gas dan aqua langganan saya, datang memasuki teras. Parkirnya tak sempurna.. bruukkk…. Motor dengan dua tabung gas elpiji 12 kg itu ambruk.
Saya lari bantu mendirikan motornya. “Gak papa… ini sudah biasa.. dulu sering jatuh juga,” ujar pak Anton sambil tersenyum.
“Ooo gitu pak.. hari ini pasokan gasnya udah normal ya?” tanya saya.
“Aah belum tuh, ini yang terakhir…masih kosong pasokan,” ujarnya.
“Lho katanya… di TV pasokan sudah mulai lancar, apa besok kali udah lancar?,” saya terheran.
“Beluuuum… masih ama rasanya baru pulih,” ujar pak Anton.
Soal elpiji memang lagi jadi konsumsi pembicaraan orang banyak. Saya yang menggunakan 6- tabung gas 12 kg tiap bulan termasuk korban pejabat pemerintah yang ‘banyak cakap sedikit bertindak’.
Saya suka melihat wapres JK muncul di TV pada Minggu malam saat dia meninjau tempat lokasi pengisian elpiji dan mengaku pemerintah memang kedodoran soal pasokan gas.
Sayang JK masih saja kurang peka dengan bilang, “Pemerintah akan dorong pembangunan tempat penimbunaan gas di daerah agar mengisi kekosongan.”
Saya masih saja tak puas, “Kok orang butuh gas saat ini juga untuk masak dll, BUKAN menunggu pembangunan.. apa memasak saja harus tunggu pembangunan tempat penimbunan… guobblokkk juga tuh,” batin saya teriak marah-marah.
Sudah beberapa bulan ini, batin dan nurani saya marah-marah terus.. bisa-bisa si Batin jadi darah tinggi tuh.
Jelas dan sangat jelas pemerintah kali ini kembali SALAH. Orang dipaksa konversi ke gas, minyak tanah langka dan dijual Rp10.000 per liter atau dua kali lipat dari bensin premium. Kok ya infrastukturnya gak disiapkan gitu?
Wapres JK bilang, “Memang ada masalah di dua tempat Cilacap dan Balongan secara bersamaan. Akibatnya, timbul psikologi masyarakat untuk persiapan intinya adalah kalau ini sudah baik maka cadangan kita cukup," katanya.
Sebelumnya Dirut Pertamina Ari Soemarno mengatakan tiga penyebab terjadinya kelangkaan elpiji dalam seminggu terakhir. Tiga alasan itu adalah tidak optimalnya operasional kilang, gangguan cuaca dan kenaikan permintaan.
Saat ini PT Pertamina sedang membangun fasilitas terminal elpiji di Semarang dan Gresik yang akan beroperasi Agustus 2009. Total kapasitas masing-masing terminal elpiji tersebut sebesar 10 ribu matrik ton. Di tahun 2009, PT Pertamina juga akan membangun fasilitas terminal elpiji di Tanjung Wangi Banten, Lampung, Medan, Makassar dan Bali dengan total kapasitas 60 ribu matrix ton.
Namun tetap saja ketersediaan tabung terbatas karena industri tabung belum bisa memenuhi kebutuhan saat ini. Idealnya, jumlah tabung yang tersedia adalah dua kali jumlah pengguna elpiji.
Sejauh ini ada 14 juta tabung 3 kg yang telah distribusikan pada tahun 2008 dan 5 juta pada tahun 2007, seharusnya jumlah tabung yang bisa disiapkan mencapai 38 juta unit.
Dari sisi stok, hingga 12 Desember 2008 PT Pertamina memiliki stok elpiji sebanyak 234 ribu matrik ton. Untuk memenuhi kebutuhan elpiji sampai akhir tahun, Pertamina akan memenuhi 140 ribu matrix ton elpiji yang berasal dari domestik maupun impor. Untuk Jawa, fasilitas pengisian elpiji akan mendapat tambahan sebanyak 11 ribu ton per hari.
Parahnya, Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan stok elpiji Pertamina saat ini tersisa 132.000 ton. Dengan asumsi konsumsi sebesar 7.500 ton per hari, stok yang ada hanya cukup untuk 17 hari.
Untuk itu, saat ini Pertamina tengah mencari tambahan impor elpiji sebanyak-banyaknya untuk menambah stokl yang ada. Menurut Hanung, impor tambahan ini sangat mendesak agar ketersediaan stok elpiji bisa terjamin.
Impor tambahan ini diperlukan Pertamina untuk menyambung ketersediaan stok elpiji sebelum pengiriman perdana impor jangka panjang dari Petredec datang Januari 2009. Petredec yang merupakan perusahan dagang asal Eropa baru saja ditetapkan Pertamina sebagai pemenang pemasok impor elpiji selama 10 tahun.
Petredec menyingkirkan beberapa perusahaan lainnya seperti SK Corporation, Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), Petronas, Shell, BP, Aramco. Sebagai tahap awal, Pertamina akan mengimpor sebanyak 800.000 ton sampai 1,5 juta ton elpiji pada 2009 dan pada 2010 sebanyak 1-1,5 juta ton.
Rencananya Petredec akan melakukan pengiriman sebanyak dua kali selama satu bulan dan akan ditampung di floating storage milik Pertamina. Soal harga tidak akan berubah sepanjang kontrak berlaku.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Faisal bilang harga kontrak pembelian yang disepakati dihitung berdasarkan acuan harga kontrak kurang dari Freight On Board (FOB) Saudi Aramco Contract Price (CP) yang saat ini mencapai US$350 per ton.
"Kalau elpiji dibeli perusahaan minyak bisa kena harga CP Aramco plus US$4 hingga US$8. Tapi pastinya mereka ambil elpiji dari Timur Tengah," kilahnya.
Terserah elo deh pak, apapun jawaban Pertamina, sudah sangat jelas rakat (MASYARAKAT) selalu jadi korban manajemen energi. Barang langka, harga mahal. Kok ya pemerintah tidak ada ucapan minta maafnya pisan….(menterinya payah kok gak diganti) JANGAN SAMPAI ORANG MARAH, KENA LEMPAR SEPATU BARU TAHU RASA…. Dasar payah-payah.. ingatkan saya soal ini waktu pemilu nanti ya…

Salam
faa

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh