Dari Pogatetz hingga Silva

Ini nama-nama yang akan menjadi fokus perhatian gilabola

Pogatetz tak beruntung
Satu nama di Wunderteam Austria yang diharapkan menjadi pemain beken mungkin Emanuel Pogatetz. Setidaknya dia diharapkan menyaingi popularitas kiper Alex Manninger hingga jagoan tua Ivica Vastic. Bahkan Pogatetz diharapkan menyamai kilau manajer tim Andreas Herzog, ataupun Hans Krankl jagoan Rapied Vienna dan Barcelona pada akhir 1970-an.
Nama Pogatetz sempat melambung karena baiknya penampilan selama membela Middlesbrough pada 2007-2008. Setidaknya dia ingin dikenal seperti Arnold Schwarzenegger, Sigmund Freud, Fritz Lang, Wolfgang Amadeus Mozart, Johann Strauss, Franz Schubert, hingga Karl Popper.
Sayangnya, Austria hanya berada di urutan ketiga dengan poin satu hasil seri dengan Polandia. Di Grup B, Austria kalah 1-0 masing-masing dari Kroasia dan Jerman.

Corluca, Kranjcar, Modric, Srna
Kroasia jelas memiliki segudang pemain terkenal dari Zvonimir Boban, Alen Boksic hingga Davor Suker. Tapi calon bintang juga bertaburan mulai dari Vedran Corluka, Niko Kranjcar, Luka Modric hingga Darijo Srna.
Corluka merupakan bek kanan yang dipercaya Sven Goran Eriksson sewaktu memegang Manchester City 2007-2008.
Niko Kanjcar lebih terang dengan menjuarai Piala FA 2008 bersama Portsmouth. Gelandang yang biasa beroperasi di sektor kiri ini sempat dikritik nepotisme ketika timnas dilatih ayahnya Zlatko Kranjcar.
Luka Modric merupakan calon bintang Tottenham Hotspur yang dibeli April 2008 dari Dinamo Zagreb. Kreatifitas dan tusukan mirip Rosicky si Mozart Ceko membuatnya dipertimbangkan menjadi salah satu pemain muda terkenal di Liga Inggris.
Darijo Srna, pemain yang berlatar belakang keluarga muslim ini mantan punggawa Hajduk Split 1999-2003 dan sejak itu hanya membela Shakhtar Donetsk. Golnya ke gawang Jerman membuatnya semakin terkenal. "Igor, svi smo uz tebe" ("Igor, kami di sini untukmu"). Ungkapan di kaos sehabis mencetak gol buat adiknya yang kena sindrom keterbelakangan mental.

Sverkos di kereta cepat
Bukan Peter Cech, tapi Vaclav Sverkos. Gol tunggalnya membuat pendukung Swiss menangis pada pertandingan pembuka Euro 2008. Selebihnya kekalahan dari Portugal dan kegagalan dramatis 2-3 dari Turki menutup langkah Ceko.

Masih ada Ibra
Nama mentereng Zlatan Ibrahimovic sebagai penggedor nomor wahid di Intermilan ternyata kurang menakutkan awalnya. Maklum Ibra cukup lama berpuasa. Tapi dua golnya bagi Swedia menjadi penghapus dahaga meskipun Swedia takluk dari Spanyol dan Portugal.

Engelaar sang penyeimbang
Di Belanda memang banyak nama, tapi kemunculan Orlando Engelaar di lapangan tengah yang secara tradisional ada Sneijder, Van der Vaart, Robben dll, membuat permainan menyerang lebih efektif dan seimbang dengan pertahanan.
Pemain kelahiran Rotterdam 1979 ini tak disangka merupakan mantan penyerang ketika masih menjadi pemain tim junior Feyenoord. Laga Eredivisie justru dirasakan pemain jangkung 1,98 meter ini dengan NAC Breda yang dibelanya empat tahun hingga 2004.
Dua tahun dihabiskan di KRC Genk, klub papan atas Belgia, sebelum dua tahun terakhir di kembali ke Eredivisie dengan menjadi kapten di FC Twente.
Masuk timnas karena mata jeli Marco van Basten, pertama kali melawan Korsel 2 Juni 2007. Engelaar merupakan menara di lapangan tengah Belanda ketika menggasak Ambrosini, Gattuso dan Pirlo. Dia juga merusak permainan jagoan Lyon Toulalan, Kaisar Muenchen Ribbery serta jangkar Chelsea Makalele.
Tak heran Everton dan Newcastle menyatakan minat meskipun kalah cepat dengan FC Schalke Jerman.


Roger Guerreiro menyodok Ebi
Di tim Polandia, nama seperti trio kiper Tomasz Kuszczak, Artur Boruc dan Lukasz Fabianski, serta Euzebiusz ‘ebi’ Smolarek dan Maciej Zurawski. Tapi Roger Guerreiro menyeruak menjadi populer.
Roger Guerreiro kelahiran Sao Paolo 1982 menjadi pemain hasil naturalisasi setelah memperkuat Legia Warsawa sejak 2006 dengan 15 gol dalam 70 pertandingan. Golnya ke gawang Swiss hampir jadi pembicaraan sebelum disamakan penalti kontroversial menit terakhir.
Polandia memang selalu menjadi tempat berlabuhnya pesepakbola migran. Emmanuel Olisadebe asal Nigeria merupakan ujung tombak Polandia dengan 11 gol dalam 25 pertandingan selama 2000-2004. Sejumlah pemain Jerman seperti Lukas Podolski dan Miroslav Klose merupakan keturunan Polandia.


Adrian Mutu, Playboy insaf
Dia meraih gelar Romanian Footballer of the Year tiga kali 2005, 2006, dan 2008. Tentu ada alasan mengapa penghargaan tersebut berada di pundaknya. Pemain yang memiliki spesialisasi tendangan bebas itu bisa bermain di beberapa posisi, yakni sebagai pemain sayap, playmaker atau second striker.
Sejak menjadi pemain profesional pada 1996, Mutu telah memperkuat delapan klub dan lima merupakan klub Italia (Inter, Verona, Parma, Juventus dan Fiorentina). Sempat memperkuat Chelsea tapi dipecat karena kasus kokain.
Golnya lawan Italia hampir membuat negara Pizza itu pulang kampung dari Euro 2008, sayangnya penalti di akhir babak kedua dapat diblok Buffon.

Frei, kenapa sial?
Alexander Frei sangat diharapkan sebagai pengganti striker legendaris Stephane Chapuisat.
Dia telah menunjukkan kontribusi besar kala membela Swiss di Piala Eropa 2004 dan di Piala Dunia 2006. Bahkan, di Piala Dunia itu dia mencetak dua gol, satu ke gawang Togo dan satu lagi ke gawang Korea Selatan.
Di tingkat klub, Frei juga termasuk pemain yang sukses. Membela Borussia Dortmund, dia mencetak 16 gol pada musim 2006-07. Dia bahkan sudah ditawar Glasgow Celtic. Bahkan, Dortmund mematok harga begitu tinggi, yakni 25 juta euro. Sayangnya Frei hanya mampu main 30 menit pada pertandingan pembuka.

Daniel de Rossi
Bukan Totti, Del Piero, Cassano, Luca Toni ataupun Pirlo, tapi de Rossi yang menjadi andalan masa depan Italia.
Rossi merupakan produk asli AS Roma ketika tim junior Srigala Roma itu dilatih Alberto De Rossi, sang ayah. Masuk tim utama Roma pada 2002 namun debutnya pada 3 Mei 2003.
Karir di timnas dimulai di U-21 dengan menjadi juara Eropa 2004 sekaligus meraih perunggu di Olimpiade Athena. Nama Daniel de Rossi mentereng ketika pada Piala Dunia 2006 menyikut Brian McBride (AS) sehingga dilarang tampil empat kali.
Pada babak final melawan Zidane dan Prancis, De Rossi masuk menit 61 menggantikan Francesco Totti. Dia menyumbang tendangan penalti ketiga dan membawa Italia Juara Dunia keempat kali.
Prancis dan Manchester United merupakan tim favorit bagi De Rossi mencetak gol. Di Euro, dia menyingkirkan Prancis dengan tendangan bebas yang kena kaki Thierry Henry. Sayang, De Rossi justru gagal di adu penalti lawan Spanyol.

Joao Moutinho
Cristiano Ronaldo boleh menggila, tapi nama Moutinho di lapangan tengah Portugal akan bersinar bersama Deco, Simao, Petit dan Nani.
Pemain asli Portugal kelahiran 8 Spetember 1986 di Portimão tak mau lepas dari klub fanatik sang ayah Nelson Moutinho yaitu Sporting Clube de Portugal. Joao juga menjadi kapten di klub ini.
Namanya kini dibidik Arsenal FC, Everton FC, Manchester United dan FC Barcelona.


Arshavin, Pavlyuchenko dan Pogrebnyak
Andrei Arshavin (29 Mei 1981 in Leningrad) merupakan rekan Pogrebnyak di Zenit St. Petersburg yang dilatih orang Belanda Dick Advocaat. Hiddink juga memberikan kepercayaan nomor 10 kepada pemain penyerang segala posisi ini.
Pavel Viktorovich Pogrebnyak (8 November 1983 in Moscow). Dibesarkan Spartak Moscow namun Zenit Saint Petersburg melambungkan namanya pada kompetisi dalam negeri maupun Eropa.
Zenit menjadi juara UEFA 2008 di mana Pogrebnyak merupakan pencetak gol terbanyak 10 gol bersama Luca Toni (Bayern Munich). Sayangnya Pogrebnyak gagal tampil di Euro 2008 dan digantikan Oleg Ivanov karena cedera lutut saat pertandingan persahabatan melawan Serbia.
Roman Anatolevich Pavlyuchenko (15 Desember 1981 in Mostovskoi, Krasnodar Krai) memulai karir di Dynamo Stavropol pada 1999, lalu Rotor Volgograd hingga 2003 kemudian pindah ke Spartak Moscow.
Di Spartak Pavlyuchenko mencetak 67 gol dalam 136 pertandingan danm enjadi idola fans klub. Dua gol kemenangan atas Inggris di Luzhniki 17 Oktober 2007 membuat Wayne Rooney absen pada Euro 2008.
Guus Hiddink menyebutkannya pemain pemalas tapi dia mampu mencetak gol ketiak ditaklukan Spanyol 1-4 pada pertandingan pertama. Lalu satu gol mengalahkan Swedia dengan skor 2-0 dan satu gol lagi bersama Arshavin membuat Belanda takluk 3-1 di perempat final.


Arda Turan di Il Yildizhlar
Memang Nihat Kahveci, Tuncay Sanli, Emre Belozoglu, tapi gelandang kiri Arda Turan. Pemain kelahiran 30 January 1987 in BayrampaÅŸa, Istanbul, Turkey ini merupakan pemuja Gheorghe Hagi “Maradona Balkan” serta pahlawan Galatasaray yang juga klub Arda.
Dia memulai debut profesional di Galatasaray pada musim 2005/2006 tapi hanya setnegah musim dipinjamkan ke Vestel Manisaspor. Dia membayar kepercayaan mantan pelatih nasional Turki Ersun Yanal dengan mengalahkan Fenerbahçe 5-3 dalam ajang Liga Super Turki. Arda Turan kembali ke Galatasaray pada musim 2006/07.
Golnya ke gawang Urugay pada pertandingan persahabatan 25 Mei 2008 membuatnya dipanggil Fatih Terim ke Euro 2008. Gol krusial dicetaknya pada menit 92 dan membuat Turki mengalahkan Swiss 2-1 pada 11 Juni.
Pada 15 Juni, Turan kembali mencetak gol pertama dari tiga gol kemenangan dramatis asal Ceko yang membuat Peter Cech pulang kampung.

Rolfes dan Jerman
Bukan Jens Jeremies atau Thorsten Frings yang menjadi pintu penghalang pertama penyerang lawan yang ingin mengancam gawang Lehmann. Nama Simon Rolfes menjadi andalan Jerman di babak penentuan Piala Eropa 2008.
Simon Rolfes (21 January 1982 in Ibbenbüren, West Germany) merupakan pemain gelandang bertahan yang mungkin mirip Engelaar di tim Belanda. Pemain bernomor punggung 6 di Bayer Leverkusen ini masih jarang beredar di Der Panzer.
Dia memulai debut pada pertandingan persahabatan melawan Denmark 28 Maret 2007. Di Swiss-Austria, Rolfes baru dimainkan pada perempat final mengalahkan Portugal yang diperkuat Ronaldo, Simao, Deco, Moutinho, dan Nani.
Pada pertandingan semifinal, Rolfes dipercaya menjadi tandem Ballack dan Thomas Hitzlsperger. Partai ini juga dimenangkan Jerman dengan skor 3-2. Di partai final, Rolfes juga menjadi starter tetapi harus keluar akibat cidera benturan adu sundulan dengan pemain Spanyol.

Ada Silva tak hanya Villa
Spanyol juara Piala Eropa 2008 dengan hasil sempurna tanpa kalah. Xavi Hernandez, jadi pemain terbaik turnamen. Iker Casillas kiper pertama yang mengangkat trofi, David Villa jadi topskorer dan Cesc Fabregas menjadi pemain idaman.
Satu pemain tengah yang luput dari perhatian adalah David Silva (8 January 8 1986 in Arguineguin, Gran Canaria, Las Palmas, Spain) yang kadang menjadi sayap kiri atau kanan tergantung di mana ada Anders Iniesta.
Di Valencia, Silva dianggap pengganti Pablo Aimar yang identik dengan nomor 21. Dia pernah membawa Celta Vigo mencapai putaran kedua UEFA Cup, sebelum pada 21 Juni 2007 kembali ke Valencia.
Chelsea merupakan klub yang menjadi favorit lawannya. Gawang Peter Cech diberondong tendangan pisang jarak jauh dari sayap ketika kedua tim bertarung di Liga Champion.
Di timnas, karir Silva mulai pada kekalahan Spanyol 0-1 dari Rumania pada 15 November 2006. Di Euro 2008, Silva mencetak 1 gol saat mencukur Rusia 3-0. Dia beruntung pada saat final ketika terlibat adu mulut dengan Lukas Podolski, dan menanduknya tapi wasit tidak melihat. Silva digantikan Santi Cazorla pada laga final itu.

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi