Beberapa pekan lalu tepatnya Rabu (19/11/2025), saya berkesempatan mengikuti rombongan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Morowali- Sulawesi Tengah.
Undangan disampaikan Kolonel Arm Riko
Sirait, Kepala Biro Infohan Kementerian Pertahanan sehari sebelumnya.
Perjalanan kami dimulai di Base Ops Lanud
Halim Perdana Kusumah. Pukul 05.10 pagi, pesawat Boeing 737-400 VIP milik TNI AU
bertolak menuju Bandara Depati Amir Pangkal Pinang Bangka.
Di dalam pesawat, ternyata ada Wakil
Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Jaksa
Agung ST Burhanuddin, dan para Pangkotama beserta para perwira tinggi TNI.
Ternyata Menhan Sjafrie, Panglima TNI
Jenderal Agus Subiyanto dan rombongan bertolak langsung dari Tokyo Jepang
karena selama dua hari sebelumnya mengikuti pertemuan 2+2, antara Menlu dan
Menhan RI dengan Menlu dan Menhan Jepang, membahas hubungan kerja sama
pertahanan kedua negara.
Di Bandara Depati Amir, Bangka, kami
dikumpulkan di ruang VVVIP. Di sini saya pun bertemu dengan Kapuspen TNI Mayjen
TNI (Mar) Freddy Ardianzah. Orang yang ramah dan very helpful.
Tak lama, rombongan kami dibagi 3 dan harus
menaiki helikopter Airbus H225M Caracal. Saya ikut heli ke-3 dan di manifesnya
ada Pangkormar Letjen TNI Marinir Endi Supardi, Pangkorpasgat Marsdya Deny Muis,
Dansatgas PKH Mayjen Febriel Sikumbang, Dankoopsus Mayjen Djon Afriandi, KaBais
TNI Letjen TNI Yudi Abrimantyo, Asops Panglima TNI Letjen TNI Bobby Rinal
Makmun. Tentu ada juga Kapuspen TNI Mayjen Freddy.
Helikopter membawa kami ke Desa Mabat,
melihat secara langsung pelaksanaan Latihan TNI Terintegrasi tahun 2025, dari Titik Tinjau Desa Mabat,
Bangka, Rabu (19/11/2025).
Latihan besar yang melibatkan 41.397
personel dari tiga matra ini menjadi bukti nyata soliditas, kesiapsiagaan, dan
kemampuan TNI dalam menghadapi spektrum ancaman, termasuk ancaman terhadap
sumber daya alam strategis milik bangsa.
Latihan ini bertujuan meningkatkan
profesionalisme dan kesiapan tempur prajurit TNI dan alutsista, kegiatan ini
juga menjadi tolok ukur kemampuan operasional seluruh jajaran TNI.
Di sisi lain, Latihan TNI terintegrasi ini
turut memuat Operasi Militer Selain Perang (OMSP), yang menguatkan legitimasi
dan peran TNI di tengah masyarakat, terutama pada wilayah yang memiliki potensi
konflik kepentingan seperti kawasan hutan dan sektor pertambangan.
Sebagai tindak lanjut, TNI mengerahkan
41.397 prajurit beserta berbagai alutsista untuk mendukung pelaksanaan latihan
dan pengamanan. Di antaranya puluhan Rantis Maung, 15 drone taktis, 3 KRI, 2
KAL, 1 sea rider, 5 RHIB, 4 RBB, 1 heli Bell TNI AL, 3 pesawat F-16 untuk
bombing, 2 pesawat C-130 Hercules, 1 CN-295, 1 Boeing AI-7303 intai, 3 heli
Caracal dan Super Puma, serta 3 pesawat Boeing VIP. Penggelaran kekuatan besar
ini menegaskan bahwa perlindungan sumber daya alam merupakan bagian integral
dari tugas menjaga kedaulatan negara, bukan semata aspek penegakan hukum.
Kami menyaksikan kegiatan demonstrasi
Serangan Udara Langsung (SUL) oleh tiga pesawat F-16 dari Wing Udara 31, yang
dilanjutkan penerjunan taktis ratusan personel Yonif 501/18/2/K.
Helikopter kembali terbang membawa kami meninjau
langsung proses penertiban kegiatan usaha pertambangan di Dusun Nadi, Desa
Lubuk Lingkuk, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah.
Kunjungan ini dilakukan sebagai tindak
lanjut atas maraknya aktivitas tambang timah ilegal yang berada di dalam
kawasan hutan. Berdasarkan hasil identifikasi dan verifikasi di lapangan,
ditemukan bahwa lahan yang dijadikan lokasi penambangan tersebut berada di
kawasan hutan produksi seluas 262,85 hektare dan dimanfaatkan tanpa Izin Pinjam
Pakai Kawasan Hutan (IPPKH/PPKH). Temuan ini mempertegas adanya pelanggaran
serius yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan potensi kerugian negara.
Cerita tentang Timah dan Bangka ini dapat
dibaca lebih lengkap di tulisan saya… Satgas
PKH Halilintar: Operasi Sunyi di Tanah Timah
KE MOROWALI
Selepas itu, kami kembali Bandara Depati
Amir. Istirahat sejenak di VVVIP, rombongan besar 3 pesawat TNI AU kami
berangkat ke Morowali. Saya ikut rombongan Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo
di pesawat ketika nomor moncong 06. Sama-sama Boeing 737-400.
Kami mendarat sekitar jam 16.30 waktu
setempat di Bandara Khusus PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP Private
Airport) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Ini kesempatan perdana saya ke IMIP. Saya
cukup terkesan dengan bandara yang relative kecil tetapi modern ini.
Ada tenda besar di samping di landasan.
Meja-meja bulat tertata dengan rapi beserta kursi dan makanan kecilnya, siap
menyambut para tamu utama.
Tak lama, dari ruang tunggu bandara IMIP,
rombongan bergerak ke tenda. Baru juga sampai, kami disambut pemaparansecara
langsung demonstrasi kemampuan operasi terpadu dalam Latihan Terintegrasi TNI
2025.
Pada skenario utamanya, KRI Bung Hatta-370
bersama KRI Panah-626 sukses melaksanakan penyergapan terhadap kapal asing yang
diduga melakukan aktivitas ilegal di wilayah yurisdiksi Indonesia, yang
berlangsung di perairan Morowali, Sulawesi Tengah, Kamis (20/11/2025).
Dalam latihan ini, TNI AL memfokuskan
kemampuan pada operasi maritim, terutama pada aspek penyekatan, pengejaran,
pemeriksaan, dan penggeledahan.
Dua unsur kapal perang, KRI Bung Hatta-370
dan KRI Panah-626 bertugas sebagai unsur sekat yang menempati sektor operasi
menghadapi simulasi pergerakan kapal MV Jefry-88, yang digambarkan bermanuver
berbahaya dan mencoba menerobos blokade.
Kedua kapal TNI AL tersebut melaksanakan
rangkaian prosedur penting, mulai dari commcheck, penempatan sektor, komunikasi
terhadap kapal target, hingga pelaksanaan Peran Tempur Bahaya Permukaan dan
pengerahan Tim VBSS.
Dalam simulasi, MV Jefry-88 akhirnya dapat
dihentikan, diamankan, dan dikuasai oleh Tim VBSS melalui tahapan clearing area
hingga boarding yang berjalan lancar dan terukur.
Pada sesi penyergapan, Tim VBSS berhasil
menguasai seluruh titik strategis kapal sasaran, memeriksa dokumen, muatan,
hingga kru kapal dalam waktu yang ditentukan. KRI Panah-626 memberikan dukungan
kecepatan, pengamanan perimeter, dan fire support selama proses penindakan
berlangsung, memastikan operasi berjalan efektif dan aman.
Latihan aksi Unsur KRI berlangsung aman,
tertib, dan memenuhi seluruh target yang ditetapkan.
FORCE DOWN
Setelah itu, kami turut menyaksikan aksi
tiga pesawat Sukhoi melakukan force down pesawat asing oleh pesawat tempur TNI
AU.
Simulasi force down dimulai dengan adanya
pesawat yang tidak terdaftar masuk ke wilayah udara Indonesia.
TNI AU pun menerima informasi tentang
pesawat asing tersebut dan langsung mengirim tiga pesawat Sukhoi dari Skuadron
11 Lanud Hassanudin, Makasar.
Dua pesawat Sukhoi langsung terbang
mendekati sisi kanan dan belakang pesawat asing. Sedangkan satu pesawat Sukhoi
lainnya memantau dari sisi dengan jarak 1 nautical mile dari pesawat asing
tersebut.
Dua Sukhoi itu mendekati pesawat tersebut
untuk meminta pilot menurunkan pesawat. Setelah pendekatan yang cukup lama,
pesawat asing itu pun akhirnya mendarat di Bandara IMIP Morowali.
Saat pesawat asing itu mendarat, pasukan
TNI AU yang terdiri dari POM TNI AU, pasukan K9 dan Korpasgat yang sudah
bersiaga di bandara langsung mengelilingi pesawat asing tersebut.
Dua anggota Korpasgat lalu masuk ke dalam
pesawat untuk menetralisir kondisi di dalam pesawat asing itu. Setelah semua
diperiksa, barulah dua pilot asing itu keluar dari pesawat.
Dua pilot itu lalu dibawa pasukan dari TNI
AU ke ruang pemeriksaan kesehatan. Setelah itu, ke dua pilot di bawa ke ruangan
khusus untuk diperiksa lebih lanjut.
Dengan adanya latihan ini, TNI AU
memastikan jajarannya akan selalu siap menjaga kawasan udara Indonesia dari
berbagai macam bentuk serangan asing.
Seusai acara tersebut, ada jumpa pers.
Wakil KSAU Marsdya Tedi Rizalihadi S. mengatakan keberadaan aparat negara di
bandara sangat diperlukan mengamankan kedaulatan negara. Dia menambahkan TNI AU
berupaya meningkatkan kelas Lanud Haluoleo di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
menjadi tipe A.
Langkah itu dilakukan untuk memperkuat
pengawasan wilayah udara di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I dan II.
Menurut Tedi, kawasan Morowali berdekatan dengan wilayah strategis yakni ALKI I dan II, di mana kerap terjadi pelanggaran perlintasan udara.
Untuk menindak para pilot yang kerap
melanggar ketentuan jalur lintasan udara, kata Tedi, TNI AU berupaya memperkuat
pengawasan udara dengan mempertebal kekuatan di lanud, salah satunya Lanud
Haluoleo.
Tedi menyampaikan, lanud tersebut akan
dilengkapi dengan beragam alutsista untuk pertahanan udara, satuan radar,
hingga satu kompi pasukan Korpasgat. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan terus
mempertajam kemampuan para personel lanud dan para penerbang tempur dalam
menjaga kawasan udara.
Salah satunya, yakni dengan menggelar
latihan penurunan pesawat asing (force down) dengan pesawat tempur seperti yang
telah digelar di Lanud IMIP hari ini. Selain itu, Tedi juga memastikan, setiap
bandara akan dilengkapi sepuluh lembaga untuk memperkuat kekuatan, seperti
arahan dari Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.
"Setiap bandara itu harus dilengkapi
oleh 10 komponen kementerian dan lembaga. Seperti halnya adanya Imigrasi,
kemudian Bea Cukai, kemudian dari Angkasa Pura sendiri, dan tentunya dari TNI
AU," kata Tedi.
Dengan adanya ragam upaya penguatan itu,
Tedi optimistis, TNI AU akan semakin kuat dalam menjaga kawasan strategis udara
nasional.
Selepas magrib, kami kembali ke hotel. Saya
diberikan kamar di guess house IMIP. Lokasinya bersebelahan dengan bandara. Tak
sampai 50 meter. Layaknya hotel bintang tiga dengan hampir seratus kamar.
Esok paginya (20/11/2025), pukul 08.30 kami
diarahkan kembali ke tenda besar di samping landasan. Satu pesawat VIP Boeing
TNI mendarat. Ketua BPKP dan rombongan turun dari pesawat.
Menhan Sjafrie dan Panglima TNI Jenderal
Agus Subiyanto dan Wakil Panglima Jenderal Tandyo tampak antusias di acara pagi
ini.
Turut hadir di lokasi, Kasum TNI Letjen
Richard Taruli Horja Tampubolon, Wakil KSAD Letjen Muhammad Saleh Mustafa,
Pangkostrad Letjen Mohammad Fadjar, Pangkopassus Letjen Djon Afriandi, Wakil
KSAL Laksdya Erwin S Aldedharma, Pangkorps Marinir Letjen (Mar) Endi Supardi,
Wakil KSAU Marsdya Tedi Rizalihadi S, dan Pangkohanudnas Marsdya Andyawan
Martono Putra.
Terlihat pula Pangkogabwilhan I Letjen
Kunto Arief Wibowo, Kepala BAIS TNI Letjen Yudi Abrimantyo, Asops Panglima TNI
Letjen Bobby Rinal Makmun, dan Asrenum Panglima TNI Letjen Candra Wijaya.
Sejumlah petinggi TNI tiga matra juga turut hadir
Di langit Bandara IMIP, satu pesawat C-130
Hercules memuntahkan para penerjun payung.
Mereka merupakan bagian dari ratusan
prajurit TNI yang melaksanakan penerjunan Operasi Perebutan dan Pengendalian
Pangkalan Udara (OP3U) serta penerjunan lintas udara (linud) dalam rangkaian
Latihan Terintegrasi TNI Tahun 2025 yang digelar di kawasan Bandara PT IMIP,
Morowali, Sulawesi Tengah, Kamis (20/11/2025).
Pada sorti pertama, peterjun Yonko 466
Korpasgat berhasil menuntaskan penerjunan OP3U. Aksi dimulai dengan infiltrasi
tim Dalpur yang lebih dulu mengamankan dan menyiapkan Dropping Zone (DZ).
Keberhasilan tahap ini menjadi penanda kesiapan unsur udara dalam mengawali
operasi perebutan pangkalan dengan standar profesional tinggi.
Selanjutnya pada sorti kedua, peterjun dari
Yonif 432 dan Yonif 433 Kostrad melaksanakan penerjunan linud untuk merebut dan
menguasai sasaran strategis. Penerjunan dilakukan dengan formasi tempur sesuai
prosedur operasi modern, menjadi bagian penting dari skenario latihan yang
mengutamakan sinergi antarmatra. Seluruh penerjunan dilaksanakan dengan
menggunakan pesawat angkut taktis C-130.
Saya menyaksikan langsung salah satu
penerjun kesulitan dalam mengontrol payungnya yang tidak mengembang sempurna.
Sang prajurit terjatuh keras di samping
landasan, sekitar beberapa puluh meter dari tenda tamu VIP.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto meraih
tongkat komandonya, dan bergegas menuju tempat sang prajurit tergeletak
kesakitan. Panglima didampingi beberapa jenderal lainnya.
“Mingir.. minggir kasih jalan untuk
ambulans,” teriak salah satu anggota PM.
Raungan sirene satu ambulans dari Bandara
IMIP tancap gas ke lokasi jatuh sang prajurit. Saya berdoa semoga yang terbaik
untuknya. Belakangan, dr. Hadi, dokter tentara, melaporkan kepada para
jenderal, bahwa sang prajurit selamat. Syukurlah.
Tak lama, acara pun usai.
Menhan didampingi Panglima dan jajaran TNI
melakukan jumpa pers.
Menhan Sjafrie menyampaikan pesan yang
ditujukan kepada seluruh elemen bangsa, menegaskan bahwa negara tidak akan
berhenti menindak kegiatan ilegal yang merugikan kekayaan nasional.
Menhan RI berjanji akan melaporkan semua
temuan dan evaluasi kepada Presiden RI. “Agar supaya ini menjadi satu pemahaman
bahwa Republik ini tidak boleh ada republik di dalam republik. Kita harus
tegakkan semua ketentuan tanpa kita melihat latar belakang dari manapun
asalnya,” tegas Menhan.
Dia pun menyoroti bandara IMIP.
“Di Morowali sebagaimana teman-teman melihat
beberapa latihan simulasi baik itu dalam rangka intercept terhadap pesawat-pesawat
yang dimungkinkan mempunyai indikasi kegiatan illegal dan intersept ini dalam
latihan dilakukan oleh prajurit-prajurit TNI terhadap bandara yang tidak
memiliki perangkat negara yang bertugas di dalam bandara tersebut.”
“Ini merupakan hal yang anomaly di dalam
negara kesatuan RI yang kita harus menegakkan regulasi tetapi masih terdapat
celah yang merupakan kerawanan terhadap kedaulatan ekonomi, bahkan bisa juga
berpengaruh kepada stabilitas nasional.”
Seusai jumpa pers. Saya ikut dalam pesawat
Boeing VIP TNI AU bersama rombongan Menhan dan Panglima. Beda dengan pesawat
VIP lain yang berwarna putih, pesawat ini berwarna abu-abu sedikit tua, dengan
nomor moncong 01.
KONTROVERSI
Setelah balik ke Jakarta, dua hari
kemudian, pernyataan Menhan tentang Bandara IMIP pun viral. Sorotan public
meluas. Ada yang bilang Bandara IMIP itu illegal. Bahkan ada yang membawa ke ranah
politik dengan menyebut-nyebut peran Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo
semasa menjadi Menhan. Dan bermacam-macam keriuhan di netizen.
Ternyata di Indonesia ada bandara yang
tanpa ada otoritas negara. Bandara itu ada di kawasan industri Morowali atau PT
IMIP. Tanpa adanya pihak keamanan, tanpa adanya pihak bea cukai, dan tanpa
adanya pihak imigrasi. Begitu kira-kira
Kementerian Perhubungan (Kemenhub)
menegaskan Bandara Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Desa Fatufia,
Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, berstatus resmi dan
telah terdaftar di pemerintah.
Kepastian ini disampaikan menyusul polemik
yang menyebut bandara tersebut beroperasi tanpa kehadiran otoritas negara.
Wakil Menteri Perhubungan Suntana dalam
konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/11/2025), mengatakan pihaknya sudah
menurunkan sejumlah personel ke lokasi untuk memastikan seluruh aspek
operasional sesuai ketentuan.
Dia juga menyebut perwakilan dari bea
cukai, kepolisian, dan Kemenhub telah ditempatkan di bandara tersebut.
"Kemarin kami sudah menempatkan
beberapa personel di sana. Dari bea cukai, dari kepolisian, dari Kementerian
Perhubungan sendiri, termasuk Ditjen Otoritas Bandara ke sana. Jadi kami sudah
turun kesana," kata dia.
Menurutnya, Bandara IMIP sudah tercatat di
Kemenhub dan berstatus resmi.
"Terdaftar, itu (Bandara IMIP)
terdaftar. Enggak mungkin bandara itu tidak terdaftar," tambahnya.
Sementara, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi
Sadewa menilai polemik yang berkembang terkait status bandara tersebut perlu
dilihat secara menyeluruh. Ia menyebut bandara khusus itu sebelumnya sudah
mengantongi izin dari pemerintah.
"Kalau enggak salah, mereka (Bandara
IMIP) dapat izin khusus dulu waktu itu," kata Purbaya.
Meski demikian, pihaknya siap mengirimkan
personel tambahan apabila diperlukan untuk menuntaskan persoalan yang mencuat.
"Kalau mau dikasih (tugas) ya kita sih
siapkan orangnya. Orang bea cukai banyak kok. Imigrasi juga katanya mau. Jadi
pada dasarnya seperti itu, kita siap. Begitu kita ditugaskan, kita kirim orang
ke sana," tutur Menkeu.
Asisten Teritorial Kepala Staf TNI Angkatan
Udara Marsekal Muda Palito Sitorus mengatakan Pasukan Korpasgat TNI AU sudah
dikerahkan untuk memperketat penjagaan di bandara milik milik PT Indonesia
Morowali Industrial Park (IMIP), di Morowali, Sulawesi Tengah.
Hal tersebut dilakukan TNI AU sebagai
tindak lanjut dari pernyataan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin untuk
mengerahkan pasukan menjaga bandara yang sebelumnya tidak bisa diawasi
pemerintah.
"Kita sudah menempatkan pasukan kita
ya Pasgat ya di sana dan ke depan mungkin nanti kita akan membuat pos ya di
sana untuk menjaga, sehingga areal di Morowali itu bisa termonitor lah ya ke
depannya," kata Palito saat ditemui awak media di kawasan Lanud Halim
Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis.
TNI
AU kerahkan Korpasgat untuk jaga bandara IMIP - ANTARA News
Asisten Teritorial Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal
Muda TNI Palito Sitorus di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis
(27/11/2025). ANTARA/Walda Marison.
Dia menjelaskan penjagaan itu dilakukan
agar pemerintah bisa mencegah ragam aktivitas ilegal yang memungkinkan terjadi
di dalam bandara.
Tidak hanya itu, TNI AU juga akan mengawasi
setiap pergerakan pesawat yang mendarat maupun lepas landas di bandara IMIP.
Menurut Palito, sejauh ini tidak ada
aktivitas pesawat dari luar negeri di bandara IMIP.
"Jadi kami juga memantau bahwa
pergerakan-pergerakan pesawat di sana memang belum ada yang dari luar negeri
ya. Jadi memang dari internal saja," kata Palito.
Walau tidak memiliki aktivitas pesawat dari
luar negeri, Palito memastikan pihaknya akan tetap memperkuat pengawasan di
bandara udara IMIP.
Jika ada temuan adanya aktivitas pesawat
tidak berizin di bandara IMIP, Palito memastikan pihaknya akan menindak tegas
pesawat tersebut.
"Tentu Angkatan Udara itu akan
melakukan tindakan. Tapi selama ini di sana itu belum ada pergerakan-pergerakan
dari pesawat asing," kata Palito.
Siapa pemilik PT IMIP Morowali?
Sebagai catatan, pengelolaan Bandara PT
IMIP sepenuhnya berada di tangan PT IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park).
Berdasarkan informasi di situs Kementerian Perhubungan, bandara ini tetap masuk
dalam wilayah pengawasan Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar.
Mengutip laman resmi PT IMIP, pemegang
saham terbesar di perusahaan ini adalah Shanghai Decent Investment Group yang
menggenggam sahams sebanyak 49,69 persen.
Untuk diketahui, Shanghai Decent Investment
adalah anak usaha Tsingshan Holding Group, salah satu perusahaan produsen baja
terbesar di dunia asal China.
Tsingshan Holdings didirikan pada tahun
1988 oleh konglomerat Xiang Guangda di Wenzhou. Perusahaan ini kemudian
memasuki industri nikel Indonesia pada tahun 2009.
Xiang Guangda adalah salah satu orang
terkaya di China Daratan. Menurut catatan Forbes pada 2018, kekayaan Xiang
Guangda mencapai 28 miliar dollar AS.
Selain PT IMIP yang bisnis intinya adalah
pengelolaan kawasan industri nikel, Tsingshan Holdings juga memiliki anak usaha
lainnya di Indonesia yang nilai investasi sangat besar, yakni PT Tsingshan
Steel Indonesia (PT TSI).
PT TSI adalah perusahaan pemilik beberapa
smelter yang ada di kawasan industri yang dikelola PT IMIP. PT TSI memproduksi
nikel dalam bentuk pig iron dengan kapasitas produksinya mencapai 500.000 ton
per tahun.
Untuk mendukung operasional smelter,
raksasa nikel China ini juga membangun pembangkit listrik di Morowali
berkapasitas 2x65 Megawatt (MW).
Tsingshan Holdings juga mengoperasikan
smelter lainnya di IMIP melalui PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT
ITSS).
Perusahaan ini sempat jadi sorotan pada
Desember 2023 lantaran fasilitas smelternya meledak hingga menyebabkan 18 orang
meninggal, termasuk beberapa di antaranya pekerja WN China.
Selain beroperasi di Indonesia, operasi
Tsingshan Holding Group juga terbesar di India, Singapura, Amerika Serikat, dan
negara-negara lain, serta mengelola lebih dari 15 anak perusahaan atau kantor
perwakilan.
Kawasan Industri Morowali Indonesia, proyek
luar negeri pertama dari Grup Tsingshan melalui PT IMIP, terletak di Morowali
di Provinsi Sulawesi Tengah, dengan total luas yang direncanakan lebih dari
2.000 hektar.
Yang menarik, masih menurut laman resmi
perusahaan, selain kehadiran PT ITSS dan PT TSI, ada beberapa perusahaan besar
China di IMIP yang diklaim sebagai rantai pasok industri nikel dari hulu ke
hilir yang terbesar di dunia.
Perusahaan-perusahaan China tersebut antara
lain PT Sulawesi Mining Investment Indonesia (SMI), PT Guangqing Nickel
Corporations Indonesia (GCNS), PT Indonesia Ruipu Nichrome (IRNC), and PT Dexin
Steel Indonesia (DSI).
Selain Shanghai Decent Investment yang
dimiliki Tsingshan Holding Group, pemilik PT IMIP lainnya adalah perusahaan
lokal PT Sulawesi Mining Investment sebesar 25 persen, dan PT Bintang Delapan
Investama dengan porsi saham 25,31 persen.
Bila ditelusuri lebih jauh, meyoritas saham
perusahaan lokal PT Bintang Delapan Investama juga masih terafilisasi dengan
Grup Tsingshan.
Siapa
Pemilik PT IMIP yang Mengoperasikan Bandara Privat di Morowali?
PERAN OTORITAS
Kembali ke isu bandara illegal.
Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo
Infohan) Setjen Kemhan, Kolonel Arm Rico Ricardo Sirait, menegaskan bahwa
pernyataan Menhan harus dipahami sebagai peringatan umum terkait pengawasan
negara di objek vital.
“Pernyataan itu pada dasarnya mengingatkan pentingnya kehadiran perangkat negara di setiap objek vital. Untuk detailnya kami belum bisa menyampaikan, jadi sementara kami mengacu pada penjelasan umum yang sudah disampaikan Menhan saat kunjungan di lapangan,” kata Rico, Selasa (25/11/2025).
“Intinya perhatian tersebut muncul dari
evaluasi umum dan menjadi catatan agar pengawasan negara di titik strategis
tetap kuat.” ucapnya.
Menurut Rico, absennya pengawasan negara di
sebuah bandara dapat membuka celah aktivitas yang tidak tercatat. Namun
demikian, Kemhan masih menunggu pendalaman bersama instansi terkait sebelum
memberikan penilaian risiko lebih rinci.
“Kalau pengawasan negara di sebuah bandara
tidak lengkap, ruang bagi aktivitas yang tidak tercatat memang bisa terbuka,
dan itu bisa berdampak pada keamanan nasional maupun lalu lintas ekonomi,”
ucapnya.
Saya sepakat dengan pak Menhan Sjafrie
bahwa otoritas negara harus mengambil peran aktif dalam pengawasan bandara,
termasuk pelabuhan.
Intinya, narasinya harus lebih jelas bahwa
ini bukanlah kasus bandara illegal, tetapi kurangnya pengawasan dari otoritas
negara pada bandara khusus ataupun pelabuhan yang telah diberikan izin oleh
Kemenhub.
Seharusnya otoritas negara tetap harus
terlibat di dalam pengawasan pada bandara dan pelabuhan khusus.
Kasus Bandara IMIP Morowali ini boleh jadi dibandingkan
pula dengan Bandara khusus dan pelabuhan khusus IWIP di Weda Provinsi Maluku
Utara.
Selain bandara PT IMIP, ada dua bandara
lainnya yang melayani sektor industri menjadi bandara internasional, yakni
Bandar Udara Khusus Sultan Syarief Haroen Setia Negara, Pelalawan, Riau, dan
Bandar Udara Khusus Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Bandara khusus Sultan Syarief Haroen berada
dalam kawasan perkebunan sawit. Ini adalah bandara yang dikelola swasta di
Pelalawan, Riau. Dengan status ‘bandara internasional terbatas/khusus’, bandara
ini bisa digunakan untuk penerbangan non-berjadwal internasional terkait
industri, kargo, atau operasional khusus.
Adapun bandara khusus Weda Baya
dikembangkan untuk melayani kawasan industri/pertambangan di area PT Weda Bay
Nickel/Indonesia WedaBay Industrial Park (IWIP).
Seiring pembangunan pelabuhan dan
infrastruktur transportasi lainnya di Weda, bandara ini direncanakan mendukung
aktivitas ekspor-impor, logistik, dan pendukung operasional industri di kawasan
tersebut.
Namun, bedakan pula dengan Bandara Mozes
Kilangin di Timika yang digunakan Freeport dengan pesawat khusus carternya
Airfast, ataupun operasional Bandara Dhoho di Kediri milik Gudang Garam, yang
keduanya bisa melayani penerbangan domestic umum.
So, nantikan kejutan-kejutan berikutnya.





.jpeg)
Comments