Investasi dan Biarkan Uang Bekerja untuk Anda

“Biarkan uang yang bekerja untuk Anda”, itu mantra ampuh yang sampai sekarang buaiannya sangat bikin fantasi saya melayang.

Entah sejak kapan saya mendengar mantra ajaib tersebut, tapi rasanya memang sudah demikian lama. Yang pasti, setiap kalimat tersebut terucap, benak saya selalu membayangkan angka-angka di rekening tabungan.



Yap, selama ini saya memang masih menjadi tabungan. Punya uang dikit, masuk tabungan, dikit-dikit masuk tabungan. Semua itu karena sejak kecil, saya diajarkan kalau mau beli sesuatu ya harus menabung. Kalau mau kaya, ya harus rajin menabung.
Seiring dengan umur yang semakin bertambah, saya kian menyadari, menabung memang baik, tetapi menjadi kaya bukanlah dengan hanya menabung.

Menjadi kaya, selain persoalan nasib dan garis tangan dan keberuntungan, sangat tergantung dari kerja keras seseorang. Namun, itu rumus yang sudah tak lagi kekinian.

Relevansi kerja keras memang masih terbukti membuat orang kaya, tetapi langkah cerdas akan membuat Anda semakin kaya.
Kira-kira begitu, ketika pertama kali saya mendengar agen asuransi jiwa menawarkan Unit-linked, produk asuransi yang berbalut investasi. Namun, begitu banyak alasan membuat saya tak menanggapi serius nasihat finansial tersebut.

Kini, kerja cerdas untuk kaya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Anda bisa melakukan usaha dengan berbagai macam varian kerja dan produk.

Salah satu yang membuat saya tertarik adalah adalah pasar modal. Pasar yang gak ada beceknya, gak bau, gak perlu AC juga, tapi perputaran uangnya kenceng.

Ada cerita nyata bagaimana seseorang, sebut saja si Fulan, dia kena PHK pada awal tahun 2000. Uang pesangon yang didapat dari PHK itu sekitar Rp40 juta, dia lalu berinvestasi di pasar saham. Dia beli saham BUMI, hanya satu saham yaitu BUMI.

Dia bermain di satu saham itu saja, Buy and Sell berulang-ulang, sampai uangnya menembus triliunan rupiah dan akhirnya dia kini punya banyak usaha, termasuk hotel ternama.

Ada lagi cerita tentang Lo Kheng Hong, pria yang dijuluki Warren Buffet Indonesia. Buffet merupakan investor saham terkenal dan super tajir dari Amrik sono.



Lo Kheng Hong (lahir di Jakarta,Indonesia , 20 Februari 1959; Ia berpendapat bahwa menjadi seorang investor saham itu bisa membuat kaya, meskipun dia tidur saja, karena dia punya perusahaan publik yang harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar. Pada tahun 2012 ia memiliki aset berupa saham bernilai Rp2,5 triliun.

Selama muda, LKH bukanlah orang penting.

Tahun 1979 : mulai kuliah malam jurusan Sastra Inggris di Universitas Nasional, Jakarta sambil tetap bekerja sebagai pegawai tata usaha di PT Overseas Express Bank (OEB).

Tahun 1989 : mulai menjadi investor saham dengan usia sudah tidak muda lagi, 30 tahun, berbeda dengan Warren Buffett yang pertama kali membeli saham pada usia 11 tahun.

Tahun 1990 : pindah bekerja di Bank Ekonomi pada bagian pemasaran.

Tahun 1991 : bekerja di Bank Ekonomi sebagai kepala cabang.

Tahun 1996 : setelah bekerja selama 17 tahun, ia berhenti bekerja di bank dan berkonsentrasi penuh menjadi seorang investor saham.

Hampir setiap hari dari pagi, siang, sore hingga malam ia duduk di taman dekat rumah berisi kamboja dan pohon mangga yang rindang melakukan 3 hal yang ia sebut sebagai RTI, yaitu reading, thinking, dan investing.

Ia membaca 4 koran yang salah satunya adalah Bisnis Indonesia, yang datang ke rumah setiap hari, laporan keuangan perusahaan dan data statistik pasar modal.

Ia menggunakan sedikit uang dari investasi di Bursa Efek Indonesia untuk berkeliling dunia di 5 benua. Setidaknya 2 kali dalam setahun ia bepergian ke luar negeri. Ia mengatakan sebagai orang yang bebas, tidak punya bos, tidak punya kantor, tidak punya pelanggan, dan tidak punya karyawan.

Dalam berinvestasi, LKH punya sejumlah prinsip unik.

- Menjadi kaya sambil tidur dengan investasi saham.

- Selalu berusaha hidup hemat. uang yang ia punya ia belikan saham. Mungkin orang lain jika dapat uang akan dikonsumsi, atau ditaruh di deposito. Kebanyakan orang uangnya dikonsumsi, misalnya dibelikan mobil. Sementara, ia adalah orang yang paling anti membeli mobil, karena nilainya turun. Sampai tahun 2014 ia masih pakai mobil yang sudah berusia 10 tahun. Saham yang pertama kali ia beli adalah saham PT. Gajah Surya Multi Finance saat IPO.

- Mempelajari investasi saham dari Warren Buffett. Secara otodidak dengan membaca buku-buku tentang investasi Warren Buffett sejumlah koleksi 40 buku Warren Buffett.

- Tidak pernah membeli emas. Ia percaya emas tidak produktif. Jika menyimpan emas 1 kg, maka 10 tahun lagi tetap 1 kg.

- Tidak membeli dolar. Ia meyakini bahwa orang yang menyimpan dolar umumnya mengharapkan hal yang buruk terjadi, krisis ekonomi, negara tidak stabil, agar rupiah melemah dan dia memperoleh keuntungan.

- Tidak menaruh uang dalam jumlah besar di rekening bank. Hanya secukupnya saja. Ia meyakini menyimpan uang di bank itu rugi, karena bunganya kecil.

Kesuksesan dia bukanlah isapan jempol. Kisah pada Maret 2017 ini bisa menjadi contoh bagaimana LKH mendulang duit dengan hanya tidur-tidur.

Kesabaran LKH di saham PT Petrosea Tbk (PTRO) ketika harganya melejit.

Senin (4/3/2017), harga saham PTRO meroket 16,59% dalam sehari menjadi Rp 1.230 per saham.
Pada perdagangan Selasa (4/4), harga saham PTRO sempat menyentuh posisi Rp 1.310 per saham pada awal perdagangan. Namun, saham PTRO tampaknya tak kuat melanjutkan tren kenaikan.

Di akhir perdagangan, harga saham PTRO ditutup di posisi Rp1.230 per saham, tak berubah dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Toh, dihitung sejak awal pekan lalu, harga saham PTRO sudah meroket 44,71%. Senin (27/3) pekan lalu, harga saham PTRO ditutup sebesar Rp850 per saham. Artinya, dalam sepekan, harga saham PTRO naik sebesar Rp380 per saham.

Kondisi itu bikin Lo Kheng Hong beruntung karena dia punya 117,8 juta saham PTRO. Artinya, Lo Kheng Hong menguasai 11,68% total saham PTRO.

Anda dengan mudah bisa menghitungnya. Anda hanya perlu mengalikan kenaikan harga saham PTRO sebesar Rp 380 per saham dengan total kepemilikan saham Lo Kheng Hong di PTRO.

Hasilnya kurang lebih Rp 44,78 miliar. Memakai harga penutupan saham PTRO, Selasa (4/4), sebesar Rp 1.230 per saham, nilai investasi Lo Kheng Hong di PTRO mencapai Rp144,95 miliar.

Pria yang akrab disapa LKH ini mengakui, harga pasar saham Petrosea miliknya dalam beberapa hari itu sudah naik hampir 50 miliar. "Lumayan. Bisa buat beli 20 Mercy S Class," ujar Lo Kheng Hong setengah bercanda.

http://medan.tribunnews.com/2017/04/05/sepekan-warren-buffett-indonesia-ini-raup-rp-45-miliar-gini-caranya

Boleh jadi, peruntungan Lo Kheng Hong dalam sepekan terakhir ini membikin sebagian investor saham merasa iri. Namun, jangan lupa, butuh waktu panjang bagi Lo Kheng Hong menanti kenaikan harga saham PTRO.

LKH memang terkenal sebagai value investor yang super sabar. Ia sendiri sudah tidak ingat persis kapan pertama kali mengoleksi saham PTRO.

Lo Kheng Hong mulai membeli saham PTRO setidaknya sejak tahun 2013 lalu. Oada 24 Desember 2013, Lo Kheng Hong tercatat memiliki 77.557.000 saham PTRO atau setara dengan 7,69% total saham PTRO.

Pada tahun 2013, harga saham PTRO memang anjlok. Sempat menyentuh harga Rp4.700 pada 3 Mei 2012, harga saham PTRO turun drastis hingga menyentuh Rp1.020 per saham pada 27 Agustus 2013. Sepanjang 2013, harga rata-rata saham PTRO sebesar Rp1.458 per saham.

Saat harga turun itulah, Lo Kheng Hong mulai memborong saham PTRO. Namun, alih-alih rebound, harga saham PTRO justru melanjutkan tren penurunan. Pada 1 Oktober 2015, harga saham PTRO jatuh ke titik terdalam sebesar Rp281 per saham.

Saat harga saham PTRO terus melemah, Lo Kheng Hong justru terus menambah kepemilikan. Pada Januari 2014, Lo Kheng Hong tercatat memiliki 92.682.400 saham PTRO, setara 9,19% total saham PTRO. Setahun kemudian, kepemilikan saham PTRO Lo Kheng Hong telah bertambah menjadi 103.388.800 saham atau setara dengan 10,251% total saham PTRO.

Awal tahun 2016, kepemilikan Lo Kheng Hong di PTRO sudah bertambah menjadi 106.916.200. Lalu, di awal tahun ini, Lo Kheng Hong tercatat memiliki 115.559.700 saham PTRO atau setara dengan 11,457% total saham PTRO.

"Saat harga saham PTRO turun hingga kisaran Rp 300 per saham, saya menambah kepemilikan saham saya di Petrosea," ujar Lo Kheng Hong.

Tentu, bukan tanpa alasan dia memilih menambah saham PTRO alih-alih menjualnya saat harga terus turun. Lo Kheng Hong mengatakan, PTRO memiliki modal alias ekuitas sebesar US$ 170 juta.

Dengan asumsi kurs rupiah Rp13.300 per dollar Amerika Serikat (AS), ekuitas PTRO sebesar Rp2,261 miliar. Dengan jumlah saham PTRO sebanyak 1 miliar saham, nilai buku saham PTRO sebesar Rp2.261 per saham. Makanya, harga saham PTRO sebear Rp300 per saham jelas terlalu murah.

Bahkan, meski sepekan terakhir meroket, harga saham PTRO sebesar Rp 1.230 per saham masih kemurahan. Karena itu, Lo Kheng Hong mengatakan, hingga saat ini belum melepas satu lembar pun saham PTRO yang ia miliki meski harganya sudah naik tinggi. "Sebab, harga pasarnya masih jauh di bawah nilai intrinsik perusahaan," kata Lo Kheng Hong.

Lo Kheng Hong mengatakan, dengan harga saham PTRO saat ini, ia sebetulnya sudah meraup cuan dari investasi saham PTRO. Namun, ia optimistis, harga saham PTRO masih berpeluang naik.

Menurut Lo Kheng Hong, usaha Petrosea adalah kontraktor tambang batubara. Ketika harga batu bara naik, tentu banyak orang mau menambang. Jika semakin banyak orang mau menambang batu bara, tentu Petrosea sebagai kontraktor tambang batu bara akan memperoleh banyak pekerjaan. "Kalau pekerjaan banyak, untung jadi banyak," kata Lo Kheng Hong.

Lo Kheng Hong membandingkan saham PTRO dengan saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) sebagai sesama perusahaan kontraktor tambang batu bara. Awal tahun lalu, harga saham DOID sebesar Rp 50 per saham. Kini, harga saham DOID sudah menembus Rp1.000 per saham. Artinya, harga saham DOID sudah naik 1.900% atau sekitar 20 kali lipat.

Padahal, Lo Kheng Hong bilang, jumlah saham DOID sebanyak 8,3 miliar saham sedangkan jumlah saham PTRO hanya 1 miliar saham. Artinya, nilai buku DOID sebesar Rp200 per saham sedangkan nilai buku PTRO sebesar Rp 2.261 per saham. Di sisi lain, DOID memiliki utang sebesar US$600 juta. Sedangkan utang PTRO hanya US$70 juta.

Dengan perbandingan tersebut, Lo Kheng Hong berharap, kenaikan harga saham PTRO bisa mengikuti saham DOID.

Nah, dari mana LKH bisa punya data-data angka tersebut. Kembali ke cerita awal tadi, LKH memang rajin membaca, dia baca Bisnis Indonesia yang sarat informasi korporasi, dia baca koran lain pula, selebihnya tidur dan uang bekerja dengan sendirinya.

Hal pertama yang digarisbawahi olehnya, setiap investor saham harus rajin menggali sebanyak mungkin informasi, baik melalui keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), membaca referensi lainnya, atau paling mudah dengan membaca koran.

"Koran itu sumber informasi berharga. Saya langganan empat koran. Bayangkan, hanya dengan membayar Rp360.000 per bulan, saya bisa dapat banyak informasi dari sana," ujarnya dalam sebuah seminar "Market Update, Economic Outlook, How To Be A Succes Investor" IDX Investor Club, Sabtu (29/6/2013).

http://market.bisnis.com/read/20130701/7/147796/resep-memilih-saham-yang-menguntungkan-ala-lo-kheng-hong

Selain itu, dia memegang betul prinsip 'buy what you know and know what you buy'. Kenali betul perusahaan yang Anda beli sahamnya.

Hal ini untuk memastikan kinerja perusahaan ke depan sehingga dana investasi yang dikeluarkan benar-benar akan memberi keuntungan.

Meski banyak bermunculan berbagai macam model analisa mengenai pergerakan harga saham, Lo Kheng Hong menilai itu semua bukan menjadi tolak ukur utama.

Meskipun dia secara pribadi lebih percaya diri menggunakan analisa fundamental untuk memilih sebuah saham perusahaan tercatat.
Dia memberi istilah analisa saham secara fundamental maupun teknikal ibarat kandang dan sapi.

Sering kali, katanya, investor saham hanya melihat sapi yang ada didalam kandang. Uniknya lagi, sapi yang diperhatikan betul itu hanya buntut-nya saja.

"Selama buntut sapi masih bergerak naik turun, maka investor melihat itu sebagai peluang untuk mendapatkan untung. Dia tidak melihat bagaimana kandangnya atau kondisi sapinya," katanya.

Dengan kata lain, pemahaman secara fundamental yang di antaranya mencakup bisnis yang dijalankan perusahaan, bagaimana prospek pasarnya, lebih kerap dikesampingkan.

Investor lebih senang melihat fluktuasi pergerakan harga sahamnya dibandingkan dengan memperhatikan dan mendalami kinerja perusahaannya.

Dia mengaku tidak memiliki lima hal yang biasa dimiliki oleh orang lain.

“Saya tidak punya kantor, tidak punya pelanggan, tidak punya pelayan, tidak punya bos, dan tidak punya karyawan,” ujarnya saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis pada Selasa (24/11/2015).

Lo Kheng Hong juga mengaku gagap teknologi dan tidak pernah mengetik menggunakan komputer. “Membuka website bisa tetapi saya tidak pernah mengetik pakai komputer,” tambahnya.

Cara kerjanya sehari-hari, kata Lo, adalah serba manual. Dia menmbaca koran dan berita tentang pasar modal dan perusahaan publik, mengkliping sendiri, kemudian mengelompokkannya dalam file-file secara manual.

Lo Kheng Hong juga mengaku tidak punya akun facebook, twitter, maupun website. “Memang ada yang pakai nama saya tetapi itu palsu semua.”

http://manajemen.bisnis.com/read/20151124/55/495261/lima-hal-yang-tidak-dimiliki-lo-kheng-hong

Dia mengaku hampir semua investasi yang dijalankan bersifat jangka panjang dan selama ini memberi keuntungan yang menjanjikan.
Dengan model investasi jangka panjang, saat kondisi pasar anjlok seperti yang terjadi dalam sebulan terakhir lalu, 'tidurnya' tetap saja nyenyak karena gaya investasi jangka panjang dipilihnya.

"Tuhan itu Maha Pengampun, tapi pasar saham tak mengenal ampun," jelasnya.

Comments

Fennycia Lim said…
agen sabung ayam terpercaya indonesia
Tersedia 2 Jenis Taruhan Sabung Ayam Live
Sabung Ayam S128 - SV388
Raih Kemenangan Anda Bersama Kami...
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh