Ada apa di Ridwan Rais

23 Juni 2008
Ridwan Rais kembali digoyang isyu perombakan pejabat
Oleh Fahmi Achmad
Bisnis Indonesia


Sejumlah nama yang dikhabarkan jadi calon pejabat eselon I Depdag

Sekretaris Jenderal Ardiansyah Parman
Inspketur Jenderal Eddy Soeseno
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Diah Maulida
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Subagyo
Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Gusmardi Bustami
Kepala Balitbang Muchtar
Kepala Bappebti Deddy Saleh
Kepala BPEN Bachrul Chairi
Dubers WTO Erwidodo
Sumber: dari berbagai sumber


Kali ini bukan soal wacana rangkap jabatan yang berhembus di Departemen Perdagangan. Isu pergantian pejabat eselon I merebak dan santer terdengar di kalangan staf di departemen yang bermarkas di Jalan Ridwan Rais ini.
Pembicaraan tentang perubahan pejabat teras di struktur organisasi Depdag ini seakan menjadi sekuel dari hal sama yang terjadi dengan pertengahan tahun lalu. Selama 2007, penyegaran di Depdag selalu dipicu pengunduran diri pejabat.
Resminya, pada tahun lalu, pergantian pejabat di Depdag terjadi satu kali, itupun di eselon II. Sejumlah nama seperti Erfandi, Hartojo Agus Tjahjono dan Aang Kanaan Adikusuma bertukar posisi.
Mereka dilantik memegang jabatan direktur baru pada 15 Mei 2007 bersamaan dengan resminya Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) dijabat Bachrul Chairi. Posisi kepala BPEN ini sebelumnya dijabat rangkap oleh Sekjen Depdag setelah Rhenald Kasali dikabarkan memilih mengundurkan diri.
Pada pekan lalu, rencana pergantian eselon I Depdag kembali menghampiri telepon genggam wartawan. Sejumlah nama kembali dipromosikan seperti wacana pergantian tahun lalu.
“Tim Penilai Akhir (TPA) sudah menyetujui usulan Mendag tentang susunan pejabat eselon I Depdag yang baru, kini tinggal menunggu keppresnya,” demikian bunyi pesan layan singkat yang saya terima.
Sumber lain malah menyebutkan Keppres susunan baru jajaran Depdag itu sudah ditandatangani Presiden pada Jumat malam pekan lalu.

//Kocok ulang//
Entah karena belum ditandatangani Presiden Yudhoyono pada tahun lalu, nama-nama itu hanya terkesan dikocok ulang. Namun, satu yang pasti menjadi pemicu yang sama adalah isu pengunduran diri Hatanto Reksodiputro dari posisi Sekjen.
Ketika dimintai komentar, Mendag Mari Elka Pangestu mengelak menjelaskan lebih lanjut. “Belum waktunya, [penjelasan pergantian itu] nanti saya kasih tahu,” katanya di sela-sela pelantikan Suhartono selaku Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan, Jumat pekan lalu.
Nama Ardiansyah Parman yang kini menjabat Dirjen Perdagangan Dalam Negeri dikabarkan menggantikan Hatanto sebagai Sekjen Depdag. Ardiansyah akan digantikan Subagyo, salah satu staf ahli Mendag bidang iklim usaha dagang.
Posisi Teddy Setiadi selaku Inspektur Jenderal Depdag kemungkinan besar akan digantikan Eddy Suseno yang kini menjadi Sekretaris Ditjen Perdagangan Dalam Negeri di bawah Ardiansyah.
Diah Maulida dan Bachrul Chairi masih dipercaya menjadi inner circle Mendag. Diah tetap memegang jabatan Dirjen Perdagangan Luar Negeri sedangkan Bachrul aman dengan posisi Kepala BPEN.
Gusmardi Bustami yang kini menjadi Dubes Indonesia di WTO dikabarkan ditarik kembali memegang posisi Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional, menggantikan Herry Soetanto.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Depdag Erwidodo direncanakan menjadi pengganti Gusmardi. Bila itu terlaksana, Erwidodo menyisakan pekerjaan rumah penyesuaian tarif BM impor gula rafinasi dan gula kristal putih karena dirinya menjadi wakil Anggito Abimanyu di Tim Tarif.
Posisi Kepala Balitbang kemungkinan besar akan diisi Muchtar, seorang pejabat senior yang juga sarat pengalaman di Depdag. Muchtar saat ini menjadi staf ahli Mendag bidang manajemen.
Penyegaran tidak berhenti pada jabatan itu saja, posisi Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang dijabat Titi Hendrawati dikabarkan akan diisi Deddy Saleh, Direktur Kerjasama Multilateral saat ini.
Namun, Kasubag Humas Bappebti Lili Yuliana Susetiowati tak dapat mengonfirmasikan pergantian Titi Hendrawati yang akan memasuki masa pensiun pada Maret 2009.

//keresahan//
Perombakan pejabat teras Depdag karena alasan usia pensiun dan sekadar penyegaran merupakan hak Mendag. Yang pasti usulan Mendag berlatar pertimbangan profesional dan tak sekadar itu ‘orang kita atau bukan’.
Bukan apa, Sumber Bisnis menyebutkan pergantian itu menimbulkan keresahan di kalangan Depdag. Pasalnya, nama Ardiansyah Parman dianggap orang Departemen Perindustrian.
Pemisahan Depdag dengan Depperin pada era Presiden Yudhoyono ini memang membuat pegawainya merasa jabatan struktural jelas harus menjadi hak ‘orang kita’. Orang luar sulit dinafikan.

“Kalau kebijakan seperti itu dipertahankan, maka akan membuat karyawan Depdag tidak bergairah dalam berkarir. Ini merupakan disisentif,” kata sumber tersebut.
Secara lebih luas, keresahan seharusnya lebih dititikberatkan pada koordinasi antardepartemen yang jujur saja belum meyakinkan pebisnis. Tengok bagaimana implementasi soal impor gula, layanan ekspor-impor terpadu di pelabuhan hingga barang beredar.
Belum lagi kenaikan harga kebutuhan pokok pada waktu tertentu yang terus menghantui. Pejabat baru tentu memahami jabatan hanya satu dan sekali tapi tanggungjawabnya rangkap. (fahmi.achmad@bisnis.co.id)

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi