Merukh, Whitehead dan Bisnis Minyak
Merukh Enterprises mengakuisisi ladang minyak dan gas dari keluarga Whitehaed di Buna Texas, Amerika Serikat senilai US$5 miliar.
Presiden Direktur dan CEO Merukh Enterprises Rudy Merukh mengatakan alasan ketertarikan pihaknya mengakuisisi ladang minyak dan gas itu karena dari 100 sumur di wilayah tersebut, cadangan terbukti minyak diperkirakan sekitar 30 juta barel. Dengan harga minyak saat ini yang berada di kisaran US$100 per barel, nilai cadangan minyak itu diperkirakan mencapai US$ 3 miliar.
“Selain akan memproduksi minyak, 100 sumur tersebut juga memproduksi gas alam yang dipasok untuk kebutuhan gas industri di New Jersey. Produksi dan pasokan gas dari sumur-sumur tersebut diperkirakan senilai US$ 2 miliar. Total nilai akuisisi untuk minyak dan gas mencapai US$ 5 miliar,” ujar Rudy dalam siaran persnya hari ini.
Sumur-sumur minyak tersebut terletak di formasi Willcox, di perbatasan antara Texas dan Luisiana yang sudah terbukti memiliki cadangan minyak.
Adapun penandatanganan akuisisi ladang migas tersebut dilakukan pada 10 Maret 2011 pekan lalu Rudy Merukh dan perwakilan keluarga Whitehaed Andy Whitehead. Penandatanganan itu disaksikan Managing Director Finance Merukh Enterprises Janny Utami.
Menurut Rudy, berdasarkan perjanjian akuisisi itu, keluarga Whitehaed tetap akan menjadi operator di ladang migas tersebut. Selain itu, Merukh Enterprises diberi hak membeli pertama (first right of refusal) untuk berpartisipasi dalam penemuan-penemuan ladang minyak dan gas baru yang ditemukan keluarga Whitehaed.
“Kami menyambut baik proyek tersebut karena sebagian dari keuntungan proyek itu digunakan untuk pendanaan aktivitas sosial Merukh Foundation, yayasan yang dibentuk tahun lalu untuk mengimplementasikan program mengembalikan keuntungan kepada masyarakat Indonesia,’ katanya.
Janny mengatakan, pendanaan untuk proyek tersebut akan dilakukan melalui penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di bursa saham Singapura dan Australia. Pihaknya yakin mampu meraup dana segar untuk pendanaan proyek tersebut karena pasar bursa di Singapura dan Australia memiliki respon yang positif terhadap komoditas minyak dan gas.
Menurut Andy Whitehaed, pihaknya sangat antusias bisa bekerja sama dengan Merukh Enterprises. Melalui kerjasama itu, akses pendanaan proyek minyak dan gas ke pasar Asia dan Australia bisa dibuka. Pihaknya telah lama mengincar pasar Asia dan Australia untuk membiayai produksi minyak dan gas tersebut.
Presiden Direktur dan CEO Merukh Enterprises Rudy Merukh mengatakan alasan ketertarikan pihaknya mengakuisisi ladang minyak dan gas itu karena dari 100 sumur di wilayah tersebut, cadangan terbukti minyak diperkirakan sekitar 30 juta barel. Dengan harga minyak saat ini yang berada di kisaran US$100 per barel, nilai cadangan minyak itu diperkirakan mencapai US$ 3 miliar.
“Selain akan memproduksi minyak, 100 sumur tersebut juga memproduksi gas alam yang dipasok untuk kebutuhan gas industri di New Jersey. Produksi dan pasokan gas dari sumur-sumur tersebut diperkirakan senilai US$ 2 miliar. Total nilai akuisisi untuk minyak dan gas mencapai US$ 5 miliar,” ujar Rudy dalam siaran persnya hari ini.
Sumur-sumur minyak tersebut terletak di formasi Willcox, di perbatasan antara Texas dan Luisiana yang sudah terbukti memiliki cadangan minyak.
Adapun penandatanganan akuisisi ladang migas tersebut dilakukan pada 10 Maret 2011 pekan lalu Rudy Merukh dan perwakilan keluarga Whitehaed Andy Whitehead. Penandatanganan itu disaksikan Managing Director Finance Merukh Enterprises Janny Utami.
Menurut Rudy, berdasarkan perjanjian akuisisi itu, keluarga Whitehaed tetap akan menjadi operator di ladang migas tersebut. Selain itu, Merukh Enterprises diberi hak membeli pertama (first right of refusal) untuk berpartisipasi dalam penemuan-penemuan ladang minyak dan gas baru yang ditemukan keluarga Whitehaed.
“Kami menyambut baik proyek tersebut karena sebagian dari keuntungan proyek itu digunakan untuk pendanaan aktivitas sosial Merukh Foundation, yayasan yang dibentuk tahun lalu untuk mengimplementasikan program mengembalikan keuntungan kepada masyarakat Indonesia,’ katanya.
Janny mengatakan, pendanaan untuk proyek tersebut akan dilakukan melalui penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di bursa saham Singapura dan Australia. Pihaknya yakin mampu meraup dana segar untuk pendanaan proyek tersebut karena pasar bursa di Singapura dan Australia memiliki respon yang positif terhadap komoditas minyak dan gas.
Menurut Andy Whitehaed, pihaknya sangat antusias bisa bekerja sama dengan Merukh Enterprises. Melalui kerjasama itu, akses pendanaan proyek minyak dan gas ke pasar Asia dan Australia bisa dibuka. Pihaknya telah lama mengincar pasar Asia dan Australia untuk membiayai produksi minyak dan gas tersebut.
Comments