Skip to main content

Ketika semua itu memang ada waktunya


Setiap orang ada waktunya dan setiap waktu ada orangnya. Itu salah satu petuah bijak yang mengaitkan antara waktu dengan kepercayaan ataupun mandat yang diberikan.

Ada satu nama yang baru saja menjadi pembicaraan di ranah sepak bola, yaitu Michel Platini yang pada Selasa pekan ini terpilih kembali menjadi Presiden Badan Sepak Bola Eropa (UEFA).

Legenda Prancis berusia 55 tahun itu akan menjalankan mandat keduanya selama 4 tahun. Pertama kali dia terpilih pada 2007 saat mengambilalih jabatan tersebut dengan keunggulan tipis 27 suara melawan 23 suara dari Lennart Johansson asal Swedia.

“Besarnya tanggung jawab ini adalah melindungi permainan. Bagi saya, sepak bola hanyalah sebuah permainan. Selama kita menjaga permainan, dengan semangatnya, kita akan meraih kemenangan,” kata Platini, seperti dikutip Antara.

Dahulu, Platini dikenal membentuk kuartet maut di dapur pacu timnas Prancis bersama Alain Giresse, Luis Fernandez dan Jean Tigana. Mereka punya julukan "carré magique" (magic square) di tim Ayam Jantan.

Pria yang lebih tinggi 10 cm dari Napoleon Bonaparte ini juga tak cuma sekali ‘menjajah’ Eropa dengan menjadi pemain terbaik Benua Biru pada 1983, 1984,1985. Platini mengantar Prancis juara Piala Eropa 1984, dan Juventus meraih Piala Champions 1985.

Kini, kesuksesan juga diraih Platini dengan solidnya kepemimpinan di badan sepak bola Eropa dengan merangkul tokoh-tokoh lapangan hijau dari federasi sepak bola Italia, Inggris, Jerman, Spanyol dan lainnya.

Dalam Kongres ke-35 di Paris 22 Maret, kepemimpinan Platini bersama Sekjen UEFA Gianni Infantino menyampaikan laporan keuangan tahun fiskal Juni 2009/2010 yang sukes meraup pendapatan 1,39 miliar Euro atau naik dari periode sama 2008/2009 senilai 967,3 juta Euro.

Format baru Liga Champions Eropa yang 12 putaran memberikan keuntungan 280 juta Euro atau naik hampir dua kali lipat dari format lama UEFA yang senilai 150 juta Euro.

Platini terpilih dengan tanpa saingan berarti karena dinilai sukses dalam masa kepemimpinan pertamanya. Dia memperkenalkan konsep financial fair play yang memuat sanksi larangan tampil bagi klub dengan rasio utang dengan besaran tertentu.

Kualitas permainan tim Eropa juga meningkat dengan upaya UEFA menggunakan dua ofisial tambahan di kompetisi antar klub Benua Biru. Dua asisten wasit tersebut diposisikan di belakang kedua gawang untuk mencegah kontroversi gol garis gawang dan memantau pelanggaran di kotak penalti.

Ide menggunakan lima ofisial dalam satu pertandingan ini mendapat sambutan positif dan kini dibahas di Badan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB) untuk diintroduksi secara meluas di seluruh dunia.

Di luar lapangan hijau, Platini dengan Infantino juga melanjutkan kebijakan pemberantasan pengaturan skor dan pertandingan serta korupsi. UEFA saat ini memantau 29.000 pertandingan dalam satu musim di 53 federasi sepak bola.

Kepercayaan terhadap Platini juga didengungkan Sepp Blatter, yang menurut ESPNsoccernet, akan mendukung sang legenda Les Bleus itu untuk menggantikannya 4 tahun mendatang.

Saat ini, Blatter telah memimpin badan sepak bola dunia itu selama 13 tahun dan berniat maju dalam pemilihan berikutnya. Kepercayaan memang gratis tetapi tentu ada pamrihnya.

Dia menginginkan Platini memberi dukungan penuh dengan menyatukan seluruh suara dari negara Eropa untuk Blatter dalam pertarungan melawan Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), Mohamed Bin Hammam, pada pemilihan Presiden FIFA Juni.

Hammam dan wilayah Asia memiliki seperti dari total suara untuk pemilihan tersebut, tetapi suka tak suka Eropa menjadi fokus perhatian sepak bola dunia, dan suara dari Benua Biru sangat signifikan.

Pemilihan Presiden FIFA akan digelar di Zurich-Swiss pada 1 Juni 2011. Blatter secara tegas masih ingin berkuasa untuk periode keempat beruntun sejak menggantikan Joao Havelange pada 1998.

Kala itu, Blatter mengalahkan Presiden UEFA, Lennart Johansson dengan perolehan suara 111-80, pada Kongres FIFA di Paris dan menggantikan Havelange yang pensiun setelah 24 tahun berkuasa.

Lalu bagaimana dengan suksesi kepemimpinan di PSSI, otoritas sepak bola Indonesia? Aah kalau itu memang sudah waktunya ! (fahmi.achmad@bisnis.co.id)

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...