Skip to main content

Pernah dengar istilah Saham Telantar ?

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan saham telantar yang muncul baru-baru ini dalam data Biro Administrasi Efek (BAE) masih bisa diklaim para investor, selama bisa menunjukkan dokumen bukti kepemilikan secara tertulis.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Edy Sugito mengatakan saham telantar tersebut merupakan saham-saham warkat yang ditransaksikan pada masa awal bursa, dan belum sempat dialihkan menjadi efek tanpa warkat (scriptless).

“Para investor yang merasa memiliki saham tersebut bisa mengklaim efeknya, selama ada bukti kepemilikan tertulis dan otentik,” tuturnya kepada Bisnis, usai Musyawarah Anggota Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) pada Rabu 9 Maret 2011.

Otoritas bursa, lanjutnya, akan berupaya menjembatani upaya klaim saham-saham telantar tersebut dan secara bersamaan mengupayakan solusi bagi emiten yang bersangkutan, agar saham tersebut bisa dibeli kembali (buyback).

Sebelumnya, beberapa emiten melaporkan adanya saham-saham yang pemiliknya tidak bisa dihubungi untuk hadir dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), dan disinyalir sudah tidak lagi bertuan. Saham-saham tanpa pemilik jelas tersebut sering disebut saham terlantar.

PT Bank CIMB Niaga Tbk, misalnya per 31 Januari 2011 mencatat 60,88% pemegang sahamnya di publik yang tercatat tidak aktif. Sisanya sebanyak 39,12% saham aktif masih tercatat di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

“Memang perlu menunggu adanya peraturan yang membolehkan emiten membeli saham telantar secara sepihak. Namun kami akan menjembatani ke arah sana [buyback],” ujar Eddy.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) kini mengkaji aturan pasar modal yang berpeluang membuka kesempatan kepada emiten mengaktifkan saham-saham yang diindikasikan telantar atau tak jelas siapa pemiliknya.

Kepala Biro Penilaian Perusahaan Sektor Riil Bapepam-LK Anis Baridwan mengatakan saham yang dinilai telantar kerap menjadi beban bagi emiten dan kustodian dalam melakukan administrasi pencatatan efeknya.

"Seringkali saham yang tidak diurus ini jumlahnya kecil dan jumlahnya besar. Kami menyadari persoalan ini menjadi beban bagi emiten dan kustodian," ujarnya.

Sejauh ini, otoritas pasar modal telah menyusun sejumlah aturan yang mewajibkan investor pasar modal membuka rekening dan memiliki identitas tunggal dalam melakukan transaksi di pasar modal.

Namun, aturan tersebut belum mampu menjangkau seluruh investor pasar modal, karena aturan mengenai sistem transaksi pasar modal yang baru itu baru di berlakukan pertengahan tahun lalu.

"Kalau investor baru sekarang sudah otomotis dibuatkan rekening oleh perusahaan efek, persoalan investor yang dulu-dulu ini tidak mengetahui adanya ketentuan baru ini," katanya.

Ketua Asosiasi Emiten Indoensia (AEI) Airlangga Hartarto mengusulkan emiten melakukan pembelian kembali (buyback) saham yang diindikasikan tak bertuan itu.

Meski demikian, keputusan buyback oleh emiten ini harus mengacu pada dasar hukum perdata serta mengacu pada Undang-undang (UU) Pasar Modal.

"Banyak emiten yang mengeluhkan soal saham telantar ini, karena setiap akan menggelar aksi korporasi, ketidakjelasan pemegang saham ini kerap menjadi penghambat," jelasnya.

Persoalan banyaknya saham-saham telantar ini dialami oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk. Emiten perbankan ini mencatat 6.779 pemegang saham atau 60,88% dari total pemegang saham perseroan itu tercatat tidak aktif atau masuk kategori saham terlantar hingga 31 Januari 2011.

Corporate Affairs & Legal Bank CIMB Niaga Lydia Wulan Tumbelaka menjelaskan total jumlah pemegang saham berdasarkan data Badan Administrasi Efek (BAE) perseroan mencapai 11.135 pemegang saham atau setara dengan 25,13 miliar lembar saham.

"Dari data tersebut, 60,88% tercatat sebagai saham terlantar, sementara 39,12% tercatat di KSEI [Kustodian Sentral Efek Indonesia] atau termasuk saham aktif," katanya.

Berdasarkan jumlah saham yang tercatat secara script atau tidak aktif pada BAE sebesar 29,83 juta lembar, potensi transaksi yang tidak berjalan dengan mencapai Rp51 miliar dengan asumsi harga saham Bank Niaga di kisaran Rp1.750.

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...