Skip to main content

Chandra Asri Petrochemical & rights issue

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk berniat menggelar penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue) yang berpotensi mempercepat proses penggalangan dana jangka menengah.

Adapun, kebutuhan pendanaan jangka menengah perusahaan hasil penggabungan PT Tri Polyta Indonesia Tbk dan PT Chandra Asri tersebut mencapai US$400 juta.

Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi mengatakan tujuan utama perseroan untuk pelepasan saham tersebut adalah untuk membuat saham berkode TPIA itu lebih likuid di pasar modal dibandingkan dengan saat ini ketika porsi publik hanya 5%.

"Kami ingin menambah kepemilikan publik, caranya dengan rights issue dengan kemungkinan porsi saham yang dilepas 15%--20%. Mungkin nanti dananya bisa mempercepat penggalangan kebutuhan dana jangka menengah kami, tetapi jumlah dan waktu rights issue belum dipastikan," ujarnya 7/3/2011.

Berdasarkan data kepemilikan efek perseroan per akhir Januari, kepemilikan saham emiten oleh investor publik hanya 5,14%. Adapun, perusahaan induk grup usaha milik Prajogo Pangestu tersebut yaitu PT Barito Pacific Tbk menguasai sebanyak 66,47% saham perseroan, Appleton Investment Ltd sebesar 22,87%, dan Marigold Resource Pte Ltd sebesar 5,52%.

Dia mengatakan pendanaan jangka menengah perseroan terdiri dari US$300 juta untuk menambah kapasitas produksi polyethilene perusahaan hingga 2014. Dari dana tersebut, perseroan berencana menambah kapasitas pabriknya dari sebanya 600.000 ton menjadi 1 juta ton.

Pada tahun ini, perusahaan menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) jangka pendek sebesar US$75 juta. Dana tersebut dialokasikan untuk penambahan kapasitas produksi polypropylene dan polyethylene, perawatan peralatan perusahaan, serta pembiayaan program joint venture dengan perusahaan Singapura.

Untuk meningkatkan kapasitas produksi polypropylene, perusahaan menganggarkan US$30 juta. Dari jumlah itu perusahaan sudah mengalokasikan US$25 juta pada 2009 dan sisanya akan direalisasikan pada tahun ini.

Adapun untuk polyethilene, perusahaan bekerja sama dengan Showa Denko untuk membangun pabrik baru yang diharapkan akan selesai pada kuartal IV/2011 dengan nilai investas US$5,5 juta. Dari dana US$5,5 juta itu, sebanyak US$3 juta sudah direalisasikan sejak 2010.

Rencana jangka pendek perusahaan lainnya adalah membangun pabrik butadiene yang akan dimulai pembangunannya pada kuartal II/2011. Nilai investasi bahan kimia untuk karet sintesis tersebut diprediksi mencapai US$150 juta dan akan memiliki kapasitas 100.000 ton per tahun. Pabrik baru itu diperkirakan akan berproduksi secara komersil mulai kuartal III/2013.

Perusahaan juga sudah mengestimasikan kebutuhan capex perusahaan tahun depan yang jumlahnya diperkirakan mencapai US$75 juta--80 juta. Kebutuhan dana capex tersebut, lanjutnya, akan dipenuhi oleh perusahaan melalui kas internal yang jumlahnya sekitar US$170 juta.

Namun, perusahaan masih memiliki ruang yang cukup untuk pendanaan dari perbankan jika dibutuhkan sewaktu-waktu.

"Kas internal kami saat ini sebanyak US$170 juta, ada yang berupa bond [obligasi] sekitar US$230 juta. Dengan posisi kas itu, masih ada room [ruang] untuk mendapatkan pinjaman perbankan."

Perseroan, tuturnya, juga sudah mencapai kesepakatan kerjasama dengan Vopak Singapura untuk membangun terminal LPG berupa floating cargo dan diperkirakan menyerap dana investasi sebesar US$150 juta. Porsi perusahaan kemungkinan sebesar 20%--25% sehingga kebutuhan dana perusahaan hanya sekitar US$30 juta.

Proyek patungan yang diharapkan bisa beroperasi mulai 2013 tersebut diprediksi mampu membantu emiten mengatasi kendala logistik dalam penggunaan LPG sebagai bahan baku.

"Ini akan jadi alternatif kalau harga LPG sedang murah. Dengan demikian kendala logistik perusahaan dapat diatasi."

Harga saham Chandra Asri Petrochemical ditutup terkoreksi tipis sebesar Rp25 atau 0,67% ke level Rp3.725 pada sore ini. Harga itu membentuk kapitalisasi pasarnya sebesar Rp11,42 triliun.

(Bisnis Indonesia)

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...