Skip to main content

Mari tengok kinerja ADHI dan PTPP

Lambatnya realisasi proyek pemerintah berdampak pada pendapatan dua emiten konstruksi yang juga berstatus sebagai badan usaha milik negara (BUMN) yakni PT Adhi Karya Tbk dan PT Pembangunan Perumahan Tbk sepanjang 2010.

Namun, keduanya masih mengantongi pertumbuhan laba bersih, didukung oleh efisiensi.

Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menyebutkan minimnya pertumbuhan pendapatan pada tahun lalu sudah diperkirakan sebelumnya, mengingat proyek pemerintah yang banyak tertunda, tecermin dari penyerapan APBN yang turun sekitar 3,5% pada tahun lalu.

"Proyek pemerintah memang kadang memberikan nilai tambah, tetapi kadang juga suka terlambat pengerjaannya. Untuk perusahaan BUMN karya, saya harapkan dapat lebih memperluas bisnis usaha, baik di dalam maupun di luar negeri. Jangan terlalu tergantung juga pada proyek pemerintah," katanya.

Adhi Karya, yang merilis kinerja keuangannya kemarin, membukukan laba bersih Rp189,48 miliar sepanjang tahun lalu, naik dibandingkan dengan Rp165,53 miliar pada tahun sebelumnya.
Pendapatan perseroan turun menjadi Rp5,67 triliun dibandingkan dengan sebelumnya Rp7,71 triliun. Dalam publikasi laporan keuangannya, Adhi Karya menyebutkan salah satu anak usahanya yakni Adhi Oman LLC tidak lagi masuk dalam konsolidasi pada tahun lalu.

Adapun, Pembangunan Perumahan atau yang lebih dikenal dengan PT PP, membukukan pendapatan usaha 2010 Rp4,4 triliun, naik 4,71% dibandingkan dengan Rp4,2 triliun pada 2009.

Perseroan mengantongi laba bersih Rp201,65 miliar, naik 23,51% dibandingkan dengan Rp163,26 miliar pada tahun sebelumnya. Saham emiten ini yang ditransaksikan dengan kode PTPP, kemarin 24 Maret ditutup menguat 1,47% ke level Rp690. Adapun, saham Adhi Karya stagnan di level Rp790.

Corporate Secretary Wijaya Karya (Wika) Natal Argawan Pardede mengatakan perseroan tetap berpatokan pada rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) awal yakni mengincar pendapatan sebesar Rp8 triliun dengan perolehan laba sekitar Rp253 miliar.

Itu artinya, pendapatan Wika naik 21,4% dibandingkan dengan Rp6,59 triliun pada 2009, dengan pertumbuhan laba sekitar 33,77%.

Adapun, dalam keterangan resminya kemarin, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Kurnadi Gularso menyebutkan perseroan menargetkan laba usaha Rp720 miliar untuk tahun ini, atau tumbuh 30,91% dibandingkan dengan Rp550 miliar pada tahun lalu.

Pertumbuhan laba yang mencerminkan kinerja operasional tersebut akan dicapai dengan memperluas usaha melalui anak usahanya yang baru.

"Dengan berbagai upaya produktivitas yang dilakukan, Adhi Karya diproyeksi memperoleh laba usaha Rp720 miliar pada 2011," tuturnya.

Optimisme tersebut ditopang ekspektasi adanya dukungan pemerintah melalui program-program prioritas pembangunan baik jangka pendek maupun menengah, sehingga bisnis konstruksi masih menjanjikan.

Kurnadi mengatakan salah satu rencana meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas adalah melalui pembentukan anak perusahaan baru di bidang asphalt mixing plant [AMP] yang saat ini masih dikelola divisi operasi.

Di sisi lain, BUMN karya ini juga mulai menggarap proyek rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/ EPC) di sektor minyak dan gas, setelah menguasai pasar EPC di sektor kelistrikan.

BUMN konstruksi tersebut meraih jumlah proyek EPC terbesar di antaranya PLTU Kalimantan Timur 2x100 MW, PLTU Tanjung Selor 2x7 MW, PLTU Tembilahan 2x7 MW, dan PLTU Sintang 3x7 MW dengan total nilai kontrak Rp3,2 triliun.

"Adhi Karya masih menargetkan beberapa proyek EPC pembangkit listrik lainnya dan tahun ini mulai memasuki proyek EPC minyak dan gas," ujar Kurnadi.

Proyek infrastruktur dan EPC sejauh ini mendominasi kinerja operasional Adhi Karya dengan kontribusi sebesar 54% dari total pendapatan usaha. Laba usaha tahun lalu senilai Rp550 miliar tercatat naik tipis dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp536 miliar.

Di samping memperkuat bisnis AMP dan EPC sektor migas, perseroan mengembangkan kapabilitas pengerjaan proyek jalan tol dengan teknologi ACPS (Adhi concrete pavement system) agar dapat meraih lebih banyak proyek jalan tol ke depan.

Kurnadi menambahkan pihaknya sepanjang tahun ini telah memperoleh beberapa proyek baru dengan perkiraan total nilai kontrak senilai Rp1 triliun, dan diprediksi mampu mencapai target perolehan kontrak 2011 sebesar Rp12,5 triliun.

Namun, pendapatan usaha perseroan tahun lalu tertekan dengan penurunan sebesar 26,43% menjadi Rp5,67 triliun, dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp7,71 triliun.

Di perdagangan kemarin 24 maret, harga saham perseroan berkode ADHI tersebut ditutup pada level Rp590 atau tidak berubah dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya. Nilai kapitalisasi pasarnya mencapai Rp1,42 triliun.

(please read Bisnis Indonesia)

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...