Skip to main content

Arthatel & koneksi anggota bursa

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan membuat peraturan baru terkait back-up koneksi lebih dari sebuah yang dimiliki anggota bursa (AB). Bahkan BEI telah menyiapkan standar standard operational procedure (SOP) terhadap sistem informasi dan teknologi (IT) yang dimiliki BEI.

Diantaranya adalah membuat cadangan pada semua sistem dan alat-alat TI di BEI. Sekaligus meningkatkan jadwal pemeriksaan rutin terhadap semua hal yang terkait dengan TI.

Direktur Informasi Teknologi BEI Adhikin Basirun mengatakan, gangguan perdagangan itu hanya terjadi pada anggota bursa yang berlangganan Arthatel untuk koneksi ke BEI.

”AB harus memiliki back up lebih dari satu. Ini akan diwajibkan,” jelasnya, hari ini [Senin 21 Maret 2011].

Sebelumnya, terjadi ganguan datafeed (sistem pengiriman data) yang terjadi mulai sekira pukul 10:10 hingga tiga puluh menit, tadi pagi.

Sebenarnya aturan tentang keharusan memiliki back up koneksi lebih dari dari satu sudah ada. Tapi baru sebatas pada himbauan. Sehingga mungkin sebagian AB belum memiliki back up seperti yang diharapkan BEI. Kalau sudah memiliki back up, jika ada vendor yang mengalami gangguan, AB tidak akan mengalami gangguan koneksi.

Peringatan tersebut karena gangguan pada data perdagangan, berupa matinya datafeed transaksi di BEI pada beberapa waktu lalu. Dirinya menghimbau pentingnya memeriksa secara menyeluruh system TI yang dipergunakan BEI.

”Saat ini, kami sedang melakukan kajian menyeluruh terhadap berbagai system ataupun alat-alat yang mendukung TI,” jelas dia.

Pada saat ini, puluhan anggota bursa telah menjadi pelanggan Arthatel. BEI tidak pernah menyarankan kepada anggota bursa untuk menjadikan Arthatel sebagai vendor jaringan. BEI hanya mensyaratkan minimal bandwith internet bisa availibility di atas 99,75%.

Dijelaskannya, gangguan yang terjadi sekitar 30 menit tersebut tidak memberikan dampak yang cukup besar bagi perdagangan pada sesi pertama. Pada saat itu, perdagangan di lantai bursa sedang sepi. Dimana volume transaksi yang tercatat hanya mencapai 1,765 miliar lembar saham, senilai Rp944,7 miliar dan frekuensi 31,050 kali.

”Kami sudah mendapatkan informasi awal dari Arthatel. Hanya saja informasi lebih lengkap belum disampaikan kepada kami,” terangnya.

Kendati kerusakan jaringan itu disebabkan dari luar sistem yang dikembangkan BEI. Namun, BEI memastikan akan segera mewajibkan kepada semua anggota bursa untuk memiliki back up koneksi. Hal itu dilakukan untuk mengurangi potensi kerugian yang dialami oleh investor.

Dalam kesempatan itu, Adhikin mengaku dalam rangka meningkatkan layanan kepada AB, pada tahun ini, BEI telah menyiapkan anggaran sebesar Rp105 miliar. Dana tersebut sepenuhnya dipergunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas TI di BEI.

(please read Bisnis Indonesia Newspaper)

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...