Ini nilai impor film Indonesia 2 tahun terakhir
Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan jika impor film dihentikan tidak akan berdampak signifikan terhadap nilai perdagangan Indonesia secara keseluruhan.
BPS mencatat total perdagangan impor film pada Januari-Desember 2010 hanya sebesar US$5,383 juta, sedangkan pada Januari-Desember 2009 sebesar US$3,664 juta. Hal ini sangat kecil jika dibandingkan total impor kumulatif Indonesia selama tahun 2010 yang sebesar US$135,61 miliar.
"Impor film nilainya ngga besar, ngga akan mempengaruhi nilai perdagangan kita," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan di sela-sela konferensi pers 1 Maret 2011.
Untuk Januari 2011, BPS mencatat nilai perdagangan impor film sebesar US$423.624, lebih tinggi dibanding Januari 2010 sebesar US$329.021. Impor film didatangkan dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Thailand, Jepang, Hong Kong, India, Perancis, Singapura dan Australia.
Rusman menegaskan meski dari nilai ekonomi dampaknya tidak terlalu besar, namun jika penghentian impor film dilakukan maka dampaknya akan terasa dari segi non-ekonomi.
"Impor film dari segi ekonominya tidak terlalu besar. Tapi dari budaya, pengetahuan, hitungan non ekonominya yang berpengaruh. Karena perspektifnya pengetahuan, itu masalah pencerahan, budaya, lifestyle. Film penting untuk cari hiburan bagi kelompok tertentu saja," ujarnya.
BPS mencatat total perdagangan impor film pada Januari-Desember 2010 hanya sebesar US$5,383 juta, sedangkan pada Januari-Desember 2009 sebesar US$3,664 juta. Hal ini sangat kecil jika dibandingkan total impor kumulatif Indonesia selama tahun 2010 yang sebesar US$135,61 miliar.
"Impor film nilainya ngga besar, ngga akan mempengaruhi nilai perdagangan kita," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan di sela-sela konferensi pers 1 Maret 2011.
Untuk Januari 2011, BPS mencatat nilai perdagangan impor film sebesar US$423.624, lebih tinggi dibanding Januari 2010 sebesar US$329.021. Impor film didatangkan dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Thailand, Jepang, Hong Kong, India, Perancis, Singapura dan Australia.
Rusman menegaskan meski dari nilai ekonomi dampaknya tidak terlalu besar, namun jika penghentian impor film dilakukan maka dampaknya akan terasa dari segi non-ekonomi.
"Impor film dari segi ekonominya tidak terlalu besar. Tapi dari budaya, pengetahuan, hitungan non ekonominya yang berpengaruh. Karena perspektifnya pengetahuan, itu masalah pencerahan, budaya, lifestyle. Film penting untuk cari hiburan bagi kelompok tertentu saja," ujarnya.
Comments