Skip to main content

Nih tarif electronic road pricing (ERP) di Jakarta

Pemprov DKI Jakarta menyepakati tarif retribusi sistem ruas jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) di beberapa ruas jalan Ibu Kota.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan pihaknya menetapkan tarif retribusi ERP mulai dari Rp6.579-Rp21.072 dengan asumsi harga tahun dasar 2009.

"Acuan yang digunakan dalam perhitungan tarif diantaranya penghematan BOK [Biaya Operasi Kendaraan], biaya joki untuk kawasan 3 in 1, biaya tarif toll dalam kota, hasil survei, dan tarif ERP di negara lain," ujarnya, hari ini (2 Maret).

Namun, Pristono menyayangkan penerapan sistim ERP masih terganjal payung hukum antara lain peraturan pemerintah turunan dari Undang-Undang (UU) No. 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga belum mengantongi aturan tentang pungutan retribusi di kawasan ruas jalan yang belum termuat dalam UU No. 28/2009 tentang pajak dan retribusi daerah.

Pristono memaparkan dalam pelaksanaan ERP nanti pihaknya akan membagi kawasan ERP dalam tiga tahap perluasan kawasan.

Pada tahap awal, ERP akan diterapkan di kawasan Blok M- Stasiun Kota, Gatot Subroto kawasan Kuningan-Senayan, ruas Rasuna Said-Tendean, Tendean-Blok M, dan Asia Afrika-Pejompongan. Harga ERP yang diberlakukan pada kawasan ini diperkirakan sebesar Rp12.500.

"Dalam satu ruas jalan akan dibangun tiga gerbang yaitu gerbang satu dan tiga untuk memverifikasi plat nomor kendaraan depan dan belakang, sedangkan gerbang dua untuk mengurangi deposit pada On Board Unit kendaraan," tegas dia.

Bila tahap awal penerapan sistem ERP berjalan lancar, Dinas Perhubungan DKI akan memberlakukan ERP di area tahap dua dan tahap tiga.

Area tahap dua meliputi Dukuh Atas – Manggarai – Matraman – Gunung Sahari dan Jatinegara – Kampung Melayu – Casablanca – Satrio - Tanah Abang, sedangkan area tahap tiga meliputi ruas jalan kawasan Grogol – Roxi – Harmoni, Tomang – Harmoni – Pasar Baru, Cempaka Putih – Senen – Gambir, Cawang – Pluit – Tanjung Priok, Cawang - Tanjung Priok, dan Sunter – Kemayoran.

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...