Berapa Harga Saham IPO Bukalapak dan GoTo ?

 Tulisan ini terbit di Bisnis Indonesia.


Please visit and read https://bisnisindonesia.id/ untuk mendapatkan informasi mendalam, terkini dan terpercaya.


Unicorn masuk pasar saham Indonesia? Boleh jadi pertanyaan itu akan terjawab pada tahun ini.

Dua unicorn besar Indonesia, PT Bukalapak.com dan GoTo sudah secara resmi sudah di depan pintu untuk listing di Bursa Efek Indonesia.

Dalam mini public expose, manajemen Bukalapak menyebutkan valuasi perusahaan pada akhir 2020 diproyeksi berada di kisaran US$2,5 miliar—US$3 miliar.

Bukalapak berencana melepas 25% sahamnya. Dana yang dibidik Bukalapak dari aksi IPO tersebut diperkirakan US$800 juta atau sekitar Rp11,2 triliun.

Sebagai gambaran, dokumen tersebut merupakan presentasi perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia terkait dengan informasi yang menyangkut kegiatan bisnis perusahaan yang akan melakukan penawaran umum saham perdana.

Adapun, dalam dokumen paparan mini tersebut terdapat jadwal IPO dari Bukalapak beserta dengan konsultan hukum dan perusahaan penjamin emisi sekuritas global dan domestik.

Di dalam dokumen tersebut disebutkan penetapan harga penawaran perdana saham direncanakan pada 9 Juli 2021 dan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan diterima pada 21 Juli 2021.

Selanjutnya, penawaran saham dijadwalkan akan digelar pada 23—27 Juli 2021, sedangkan Bukalapak akan listing di BEI pada 29 Juli 2021 dengan menggunakan kode ticker “BUKA.

Menanggapi  hal tersebut, VP of Corporate Affairs Bukalapak Siti Sufintri Rahayu mengatakan hingga saat ini perusahaan masih mencari kesempatan untuk terus berkembang secara finansial.

Tidak hanya itu, dia menegaskan perusahaan juga tengah berfokus pada strategi berkelanjutan yang dapat memberikan nilai tambah kepada partner dan pengguna perusahaan sehingga untuk saat ini, mereka belum membuat keputusan apapun.

“Fokus kami saat ini adalah terus mencari strategi yang tepat untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan menciptakan nilai tambah bagi para partner dan pengguna untuk waktu-waktu mendatang," katanya.

Dalam dokumen tersebut, Bukalapak juga disebutkan akan menawarkan saham maksimal sebanyak 25% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.

Mereka juga akan menawarkan saham alokasi untuk karyawan alias employee stock allocation (ESA) sebanyak maksimal 0,1% dari total saham IPO yang ditawarkan.

Lebih lanjut, dokumen tersebut juga menuliskan perusahaan telah menunjuk setidaknya 5 penjamin emisi yang terbagi atas joint global coordinator, joint bookrunners, joint lead managing underwriters, dan domestic underwriters.

Lima penjamin emisi tersebut adalah UBS (global), BofA Securities, Mandiri Sekuritas, PT Buana Capital Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia. Dalam dokumen tersebut juga diungkapkan bahwa dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dan tujuan umum Bukalapak ke depan.

Selain Bukalapak, unikorn lainnya yang makin gencar menyatakan rencana mereka untuk melantai di bursa tahun ini adalah grup GoTo, entitas hasil merger PT  Aplikasi  Karya  Anak  Bangsa  atau  Gojek  dan  PT  Tokopedia.

Sejumlah  korporasi  besar  terafiliasi  sebagai investor  dengan  GoTo  Group. Yaitu Alibaba  Group,  Astra  International,  BlackRock,  Capital  Group,  DST,  Facebook,  Google,  JD.com,  KKR,  Northstar,  Pacific  Century  Group,  PayPal,  Provident,  Sequoia  Capital,  SoftBank  Vision  Fund  1,  Telkomsel,  Temasek,  Tencent,  Visa,  dan  Warburg  Pincus.

Valuasi GoTo digadang-gadang mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp571 triliun. Namun, detail rencana IPO mereka hingga kini belum diketahui secara jelas dan tegas.

Kendati begitu, ada sejumlah tantangan bagi  entitas  baru  hasil  merger  kedua  perusahaan  tersebut meskipun investor yang  berada  di  belakang  kedua  perusahaan  memiliki  modal  jumbo.

Sejumlah  korporasi  besar  terafiliasi  sebagai investor  dengan  GoTo  Group. Yaitu Alibaba  Group,  Astra  International,  BlackRock,  Capital  Group,  DST,  Facebook,  Google,  JD.com,  KKR,  Northstar,  Pacific  Century  Group,  PayPal,  Provident,  Sequoia  Capital,  SoftBank  Vision  Fund  1,  Telkomsel,  Temasek,  Tencent,  Visa,  dan  Warburg  Pincus.

GoTo  masih  perlu  membuktikan  kepada  publik  bahwa  perseroan  benar-benar  memiliki  kinerja  bagus.

Hal ini didasarkan kinerja kedua perusahaan, Gojek dan Tokopedia, selama ini dikenal lebih mengedepankan aksi ‘bakar  uang’.

Situasi ini terjadi di tengah pertumbuhan  jumlah  pengguna  yang  signifikan  dari  hasil  promosi  berlebihan  yang menjadi  beban  pengeluaran  bagi  perusahaan.

Pada bagian lain, rencana  GoTo  untuk  melantai  di  bursa  akan  membawa  dampak  yang  sangat  positif  bagi  pasar  modal  Indonesia. Kehadiran perusahaan hasil merger ini akan semakin membesarkan market cap pasar modal.

Semoga kehadiran Bukalapak dan GoTo nantinya membuat pasar saham Indonesia semakin Berjaya. Yang untung, investor ritel juga kan? Jadi berapa harga saham Bukalapak dan GoTo yang menarik?

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi