Tebakan JP Morgan dan Inggris meringis

Piala Dunia 2010 sudah memasuki babak 16 besar. Artinya separuh lebih dari tim peserta ajang olahraga terbesar dunia itu segera mengepak barangnya dan kembali ke negara masing-masing.

Hasil penyisihan grup membuat saya tertarik untuk membuka kembali panduan kuantitatif yang dirilis J.P. Morgan, perusahaan jasa keuangan global, pada awal Juni ini.

J.P. Morgan menggunakan model Quant sebagai landasan panduan siapa yang berpeluang menjadi juara dunia. Model Quant merupakan analisa investasi yang berbasis data dan metode matematika terhadap kinerja dan peluang saham di pasar modal.

Analisa yang dikembangkan J.P. Morgan biasanya sangat kompleks bagi orang awam terhadap pasar modal, karena biasanya menyangkut data, tren harga saham, opini analis, neraca keuangan maupun data fundamental yang berguna bagi para investor.
Pada dasarnya ada empat landasan analisa, yaitu matrik valuasi, pasar dan sentimen analis, fundamental perusahaan, dan tren harga saham.

Secara keseluruhan, model Quant memperlihatkan Brasil adalah tim terkuat dalam kompetisi Piala Dunia kali ini. Namun J.P. Morgan ternyata juga memperhatikan faktor ‘X’ jika pertandingan berakhir seri.

J.P. Morgan juga mengkombinasikan kemampuan mencetak gol dan ketangguhan kiper. Hasilnya Inggris menjadi tim yang memiliki skor impresif. “Kami percaya Inggris akan menjadi pemenang Piala Dunia 2010.”

Sama dengan J.P. Morgan, tiga rumah taruhan online, Ladbrokes, William Hill, dan Bwin, juga menempatkan Inggris sebagai kampiun. William Hill memilih Inggris sebagai pemenang dengan koefisien 5/1 berbanding 7/1 untuk Spanyol, sedangkan Brasil 9/1. Bwin dan Ladbrokes boleh dikatakan mempunyai prediksi yang sama.

Well, Inggris dengan cap 3 singa ternyata hanya bisa mengeong di depan pasukan Jerman. Skor 4-1 untuk Jerman yang dilatih Joachim Loew plus bonus pilihan wasit yang enggan mensahkan gol Frank Lampard, membuat Inggris pulang kampung.

Hal berbeda diperlihatkan Union Bank of Switzerland (UBS) Wealth Management. Sama-sama menggunakan metodologi kuantitatif dan matematis tetapi hasilnya konsisten memilih Brasil sebagai juara dengan peluang 22%.

Analis UBS menunjukkan Spanyol dan Inggris yang gagal mencapai babak perempatfinal di tiga putaran final Piala Dunia sebelumnya, hanya mendapat probabilitas sebesar 4%.

Pada 4 tahun lalu di Jerman, prediksi UBS tepat dan sesuai dengan hasil Italia menjadi juara. Kali ini, UBS juga tak tepat benar. Tuan rumah Afrika Selatan yang diprediksi lolos dari grup A ternyata gagal.

Analisa UBS setidaknya jangan sampai mengulang kesalahan prediksi pada Euro 2008 ketika itu bank tersebut menempatkan Italia sebagai unggulan teratas tetapi Spanyol yang menjadi jawara.

Di sejumlah situs juga melansir adanya survei terhadap 74 ahli ekonomi dunia yang menebak siapa juara dunia kali ini dengan menggunakan berbagai model statistik, matematik, dan ekonometrik versi mereka masing-masing.

Hasilnya Spanyol dipilih oleh 24 ekonom, lalu Brasil dianggap 23 ekonom akan membuat rekor baru meraih enam kali gelar juara dunia.

Ada juga prediksi 52 dari 68 ekonom yang disurvei yang menilai bahwa setidaknya salah satu dari tim asal Afrika akan sampai pada perempatfinal Piala Dunia. Tebakan punya harapan jitu karena Ghana telah lolos fase 16 besar. Anda percaya survei-survei dan analisa tersebut? Mari kita tunggu pembuktiannya.
fahmi.achmad@bisnis.co.id

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh