Beberapa pekan lalu tepatnya Rabu (19/11/2025), saya berkesempatan mengikuti rombongan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Morowali- Sulawesi Tengah. Undangan disampaikan Kolonel Arm Riko Sirait, Kepala Biro Infohan Kementerian Pertahanan sehari sebelumnya. Perjalanan kami dimulai di Base Ops Lanud Halim Perdana Kusumah. Pukul 05.10 pagi, pesawat Boeing 737-400 VIP milik TNI AU bertolak menuju Bandara Depati Amir Pangkal Pinang Bangka. Di dalam pesawat, ternyata ada Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Jaksa Agung ST Burhanuddin, dan para Pangkotama beserta para perwira tinggi TNI. Ternyata Menhan Sjafrie, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan rombongan bertolak langsung dari Tokyo Jepang karena selama dua hari sebelumnya mengikuti pertemuan 2+2, antara Menlu dan Menhan RI dengan Menlu dan Menhan Jepang, membahas hubungan kerja sama pertahanan kedua negara. Di B...
Di tengah ambisi Indonesia menjadi pusat pengolahan dan pemasok utama produk nikel dunia, rantai pasok komoditas strategis ini kembali menghadapi tantangan. Sejumlah smelter menghentikan sementara operasinya, membuat pasokan bijih menumpuk di lokasi tambang tanpa kepastian penyerapan. Situasi ini memperlihatkan rapuhnya keseimbangan antara kapasitas produksi hulu dan daya serap industri pengolahan di hilir. Sejak larangan ekspor bijih nikel diterapkan pada 2020, seluruh pasokan bergantung sepenuhnya pada kemampuan smelter domestik. Kebijakan ini, meski strategis dalam mendorong penghiliran, tidak sepenuhnya diiringi pembangunan ekosistem yang utuh. Akibatnya, ketika satu simpul dalam rantai pasok terganggu, efek rambatannya cepat menjalar hingga menekan penambang, kontraktor, hingga tentunya penerimaan negara. Kita mencatat bahwa tekanan terbesar saat ini berada pada pelaku tambang. Harga nikel global tengah lesu, biaya operasional meningkat, dan opsi penyerapan terbatas kar...