Skip to main content

Antara Multipolar, Matahari dan Hypermart

Penjualan PT Matahari Department Store Tbk pada tahun lalu menjadi penolong kinerja keuangan PT Matahari Putra Prima Tbk dan PT Multipolar Tbk, di tengah pertumbuhan kinerja operasional yang tertekan.

Dalam laporan keuangan publikasi, manajemen Matahari Putra Prima melaporkan penurunan kinerja operasional sebesar 89%, yang terlihat dari turunnya laba usaha pada 2010 menjadi Rp53,96 miliar dari capaian pada 2009 senilai Rp504,73 miliar.

Penurunan tersebut terjadi meski laba bersih 2010 tercatat melambung hingga 1.860% menjadi Rp5,8 triliun, dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama 2009 senilai Rp300,04 juta. Kenaikan itu disumbang pos luar biasa sebesar Rp5,73 triliun.

Analis PT Invovesta Utama Praska Putrantyo menilai peningkatan laba bersih Matahari yang sangat drastris tersebut dipicu divestasi Matahari Department Store, diiringi penghematan biaya bunga utang.

“Kinerja operasional pada 2010 cenderung menurun dari isi margin operasi dan rasio perputaran asetnya. Meski mencetak peningkatan laba bersih, ini lebih disebabkan oleh faktor insidental yaitu penjualan Matahari Departement Store,” ujarnya baru-baru ini.

Ke depan, Praska menilai prospek Matahari akan positif di mana potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai 6%-6,3% tahun ini didominasi faktor konsumsi. Situasi ini akan mendongkrak pertumbuhan perseroan, seiring dengan bertambahnya gerai-gerai baru.

Setelah penjualan Matahari Deparment Store, Hypermat pun menjadi penopang penghasilan terbesar Matahari. Dalam penjelasannya dalam laporan tahunan, emiten ritel tersebut mencatatkan peningkatan penjualan Hypermart sebesar 18,8%, sedangkan lini bisnis Matahari Food Bussiness tumbuh 17,6%.

Grup Matahari tahun lalu melepas MDS kepada CVC Capital partners. Dengan kepemilikan saham sebesar 48,44% di Matahari Putra Prima, Multipolar memperoleh bagian atas laba penjualan tersebut sebesar Rp2,77 triliun.

Dalam struktur pemegang saham, Multipolar merupakan pemilik 48,44% saham Matahari Putra Prima. Awalnya, MPPA memiliki 90,76% saham MDS sebelum menjual seluruh saham itu senilai Rp7,164 triliun.

Meski demikian, Matahari Putra Prima tetap memiliki 20% saham MDS secara tidak langsung. Dari penjualan saham LPPF, MPPA menerima dana Rp 5,73 triliun yang masuk ke dalam pos laba.

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...